Dalam Bursa Efek Indonesia, saham-saham dikelompokan berdasarkan indeks dan sektor. Salah satu indeks yang cukup familiar adalah indeks LQ45 atau saham blue chip. LQ45 adalah 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Maka tak heran jika indeks LQ45 atau saham blue chip kerap direkomendasikan kepada pemula yang baru memulai investasi saham. Lalu, apa itu saham blue chip dan contohnya? simak berikut ini!
Pengertian Saham Blue Chip
Istilah blue chip pada saham pertama kali diperkenalkan oleh Oliver Gingold, seorang karyawan di Dow Jones, pada tahun 1923 untuk mendeskripsikan saham dengan harga tinggi (premium).
Kala itu, Oliver mengamati bahwa terdapat saham-saham tertentu di bursa yang ramai diperdagangkan investor di harga US $200 atau lebih per lembar saham, lalu menyebutnya sebagai saham blue chip.
Dalam permainan poker, pemain biasanya bertaruh menggunakan tiga kepingan koin (chip) dengan warna berbeda yaitu biru, merah, dan putih.
Karena chip biru memiliki nilai lebih tinggi daripada chip merah dan putih, makanya dipakailah terminologi blue chip untuk menggambarkan saham dengan label harga tinggi.
Meskipun awalnya saham blue chip diartikan sebagai saham yang diperdagangkan di harga tinggi, namun sekarang arti yang lebih tepat untuk saham blue chip adalah saham dari perusahaan unggulan yang memiliki pendapatan stabil serta telah beroperasi selama bertahun-tahun.
Ciri-Ciri Saham Blue Chip
Tidak semua saham yang diperdagangkan di bursa efek dapat disebut sebagai saham blue chip.
Umumnya, perusahaan yang sahamnya masuk dalam kategori blue chip memiliki beberapa kriteria di bawah ini, antara lain:
Nilai kapitalisasi besar
Saham blue chip biasa juga disebut sebagai saham lapis satu, yakni saham dengan nilai kapitalisasi pasar besar, di atas Rp10 triliun.
Likuiditas tinggi
Selain berkapitalisasi besar, emiten yang masuk dalam kategori blue chip juga memiliki saham yang sangat likuid. Artinya, saham dapat diperjualbelikan kapan saja karena ramai diperdagangkan investor serta harga sahamnya juga tidak mudah dimanipulasi oleh bandar.
Kinerja perusahaan solid
Saham blue chip umumnya merupakan saham dari perusahaan dengan kinerja yang bagus. Contoh, perusahaan merupakan pemimpin pasar di sektor industrinya, mampu membukukan pendapatan dan laba bersih yang stabil setiap tahun, memiliki produk/jasa yang dikenal luas oleh masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Rajin bagi dividen
Ciri lain dari saham blue chip adalah rajin membagikan dividen. Dividen merupakan salah satu keuntungan investasi saham yang diambil dari sebagian laba perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional sebagai bentuk apresiasi.
Telah beroperasi bertahun-tahun lamanya
Saham blue chip umumnya merupakan saham dari emiten yang berkinerja bagus dan sudah teruji waktu atau telah beroperasi selama bertahun-tahun. Selain itu, sahamnya juga telah tercatat di bursa efek sejak lama, dengan jangka waktu minimal 5 tahun.
Contoh Saham Blue Chip di BEI
Hingga sekarang, tidak ada patokan pasti bagi investor untuk mengetahui mana saja saham blue chip yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Walau begitu, biasanya investor akan melihat daftar saham yang masuk indeks LQ45 ketika mencari saham blue chip.
Apa itu indeks LQ45? Indeks LQ45 merupakan salah satu indeks saham di BEI yang berisi kumpulan 45 saham terbaik yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.
Berikut adalah daftar saham indeks LQ45 terbaru periode Februari - Juli 2022:
PT Adaro Energy Tbk - ADRO
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk - AMRT
PT Aneka Tambang Tbk - ANTM
PT Astra International Tbk - ASII
PT Bank Central Asia Tbk - BBCA
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - BBNI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk -BBRI
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - BBTN
PT BFI Finance Tbk - BFIN
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - BMRI
PT Barito Pacific Tbk - BRPT
PT Bukalapak.com Tbk - BUKA
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk - CPIN
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk - EMTK
PT Erajaya Swasembada Tbk - ERAA
PT XL Axiata Tbk - EXCL
PT Gudang Garam Tbk - GGRM
PT H.M. Sampoerna Tbk - HMSP
PT Harum Energy Tbk - HRUM
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - ICBP
PT Vale Indonesia Tbk - INCO
PT Indofood Sukses Makmur Tbk - INDF
PT Indah kiat Pulp & Paper Tbk - INKP
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk - INTP
PT Indo Tambangraya Megah Tbk - ITMG
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk - JPFA
PT Kalbe Farma Tbk - KLBF
PT Merdeka Copper Gold Tbk - MDKA
PT Medco Energi Internasional Tbk - MEDC
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk - MIKA
PT Media Nusantara Citra Tbk - MNCN
PT Perusahaan Gas Negara Tbk - PGAS
PT Bukit Asam Tbk - PTBA
PT PP (Persero) Tbk - PTPP
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk - SMGR
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk - TBIG
PT Timah Tbk - TINS
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk - TKIM
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk - TLKM
PT Sarana Menara Nusantara Tbk - TOWR
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk - TPIA
PT United Tractors Tbk - UNTR
PT Unilever Indonesia Tbk - UNVR
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk - WIKA
PT Waskita Karya Tbk - WSKT
Analisis Sebelum Beli Saham
Kendati sering direkomendasikan, bukan berarti semua saham blue chip menguntungkan dan layak untuk dibeli. Agar tidak salah mengambil keputusan investasi, sebaiknya tetap lakukan analisis sendiri sebelum membeli saham blue chip.
Bagi pemula, kamu dapat belajar bagaimana cara analisis saham dengan benar melalui Stockbit Academy. Tidak hanya menyediakan materi belajar saham dari nol secara gratis, kamu juga dapat membuka rekening efek dan bertransaksi saham secara online langsung dari aplikasi Stockbit lho.