Kenali Saham Syariah dan Cara Belinya Agar Berkah / by Asep Irwan Gunawan

Dalam dunia investasi, pastinya kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dalam hal ini, terdapat dua jenis saham, yaitu saham konvensional dan saham syariah. 

Jika saham konvensional adalah bukti kepemilikan saham dari perusahaan apa pun tanpa dibatasi oleh pertimbangan selain dari profesionalisme, maka apa itu saham syariah? Bagaimana cara membeli saham syariah agar berkah bagi trader? Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak di sini!

Pengertian Saham Syariah

Berdasarkan penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI) di laman resminya, saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu agama Islam, di pasar modal. Definisi saham dalam konteks saham syariah merujuk kepada definisi saham pada umumnya yang diatur dalam undang-undang maupun peraturan OJK lainnya.

Artinya, emiten tidak diperbolehkan melakukan suatu kegiatan usaha atau mengelola perusahaan publik yang melanggar ketentuan dan prinsip syariah yang berlaku.

Ketentuan pengkategorian saham syariah

Umumnya, suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah apabila emiten melakukan kegiatan usaha yang tidak melanggar prinsip syariah, misalnya :

- Tidak melakukan perdagangan yang dilarang dalam agama Islam, seperti menjual atau mendistribusikan barang haram, obat-obatan terlarang, dan lain-lain.

- Tidak melakukan perjudian dan kegiatan transaksi yang mengandung unsur suap-menyuap (risywah), serta layanan jasa keuangan dengan unsur ribawi.

- Emiten harus memenuhi rasio keuangan dengan ketentuan; total utang berbasis bunga tidak lebih dari 45% apabila dibandingkan dengan total aset.

- Total pendapatan bunga maupun pendapatan non-halal tidak lebih dari 10% dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue). Hal ini berarti bahwa 90% pendapatan halal harus dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.

Contoh saham syariah

Adapun sepuluh contoh saham syariah yang ada di bursa saham Indonesia, diantaranya :

  • Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)

  • Adaro Energy Tbk (ADRO)

  • AKR Corporindo Tbk (AKRA)

  • Aneka Tambang Tbk (ANTM)

  • Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

  • Barito Pacific Tbk (BRPT)

  • Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

  • Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

  • Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

  • Kimia Farma Persero Tbk (KAEF)

Indeks Syariah di Bursa Efek Indonesia

Sebelum mempelajari indeks saham syariah, kamu perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan indeks saham.

Indeks saham merupakan ukuran statistik yang menunjukkan seluruh pergerakan harga pada sekumpulan saham yang telah dipilih berdasarkan kriteria serta metode tertentu yang dievaluasi secara berkala.

Mengutip dari laman BEI, terdapat empat Indeks Saham Syariah, yaitu :

1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 

Indeks Saham Syariah Indonesia adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia yang tercatat di BEI dan termasuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI.

Konstituen ISSI diseleksi ulang dua kali dalam setahun, yaitu setiap bulan Mei dan November sesuai jadwal review DES.

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) adalah saham syariah yang pertama kali diluncurkan di pasar modal pada tanggal 3 juli 2000. Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. 

3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)

Jakarta Islamic Index 70 adalah indeks saham syariah yang diluncurkan pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI.

4. Idx-Mes BUMN 17

Indeks saham syariah ini merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

***

Pengelompokkan saham menjadi saham konvensional dan syariah merupakan sebuah sarana untuk menyerap dana dari masyarakat tanpa terkendala dengan prinsip-prinsip agama. Diharapkan partisipasi masyarakat lebih meningkat dan perdagangan saham menjadi lebih bergairah. 

Setelah membaca artikel ini secara keseluruhan dan mengetahui saham syariah beserta ketentuan dan indeksnya. Yuk, di mulai dari sekarang investasi saham syariah di Stockbit.