PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah BUMN yang bergerak di bidang usaha pertambangan, pengolahan, dan pemasaran sejumlah mineral alam seperti emas, perak, nikel, feronikel, dan bauksit. Sebagai perseroan terbuka, saham ANTM otomatis dapat diperdagangkan publik secara bebas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bagaimana sejarah, profil, dan performa harga saham ANTM dibanding saham emiten tambang lainnya di pasar modal? Simak artikel berikut.
Sejarah dan Profil PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
Sejarah
ANTAM adalah BUMN pertambangan yang berdiri sejak tahun 1968 setelah diterbitkannya PP No 22 tahun 1968 tentang Pendirian Perusahaan Negara Aneka Tambang.
Mulanya, perseroan memiliki nama Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang yang dibentuk dari hasil penggabungan (merger) sejumlah perusahaan tambang dan proyek Pemerintah Republik Indonesia, khususnya di bidang eksplorasi mineral.
Pada tahun 1974, melalui PP Nomor 26 tahun 1974, Pemerintah RI mengubah status PN Antam menjadi Perseroan Terbatas.
Selanjutnya, pada tanggal 27 November 1997, Perseroan memutuskan untuk go public dengan menawarkan 35% saham ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ANTM. Dari aksi IPO ini, PT Aneka Tambang Tbk dikatakan berhasil menghimpun dana yang cukup untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel yang sudah menjadi rencana perseroan.
Dua tahun kemudian, ANTAM mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange/ASX) pada tahun 1999 dengan status foreign exempt entity. Status ini kemudian berhasil ditingkatkan menjadi ASX Listing pada tahun 2002 dengan ketentuan yang lebih ketat.
ANTAM gabung ke Holding BUMN Industri Pertambangan
Pada 27 November 2017, ANTAM resmi bergabung menjadi salah satu anggota Holding BUMN Industri Pertambangan bersama dengan PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang bertindak sebagai induk perusahaan holding.
Pembentukan holding BUMN tambang ini membuat seluruh saham Pemerintah RI pada perseroan anggota holding dialihkan ke Inalum, termasuk 65% saham PT Aneka Tambang Tbk. Selain untuk menciptakan efisiensi dan mendorong hilirisasi sektor industri tambang, salah satu tujuan dibentuknya holding BUMN tambang adalah untuk akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia yang mana rencana ini telah terlaksana sejak 21 Desember 2018.
ANTAM bentuk Holding Baterai Indonesia
Pada 26 Maret 2021, PT Aneka Tambang Tbk bersama dengan tiga perusahaan BUMN lainnya, yaitu Induk Holding Pertambangan MIND ID (PT Indonesia Asahan Aluminium), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero) resmi mendirikan perusahaan Indonesia Battery Holding (IBH) atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Pendirian perusahaan holding BUMN baterai ini ditujukan untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik di Indonesia yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Saat mendirikan IBC, PT Aneka Tambang Tbk dan tiga perusahaan lainnya masing-masing mendapat jatah kepemilikan saham sebesar 25%.
Profil singkat ANTAM
ANTAM adalah perusahaan berbasis sumber daya alam terkemuka di Indonesia dengan kegiatan operasi yang terintegrasi secara vertikal mulai dari eksplorasi, penambangan, peleburan, pengolahan, pemurnian, hingga pemasaran komoditas utama.
Adapun komoditas utama ANTAM adalah bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, alumina, batubara, serta jasa pengolahan dan pemurnian logam mulia. Kegiatan operasi dan eksplorasi ANTAM tersebar di seluruh wilayah Indonesia, meliputi pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, hingga Maluku.
PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan tambang yang berorientasi ekspor dengan pasar utama di Korea Selatan, Tiongkok, India, Taiwan dan kawasan ASEAN. Meski begitu, perseroan juga tetap menjual sebagian produk yang dihasilkan untuk pasar dalam negeri seperti emas batangan Antam.
ANTAM menjadi bagian dari Holding Industri Pertambangan sejak November 2017 yang ditandai dengan pengalihan 65% saham Pemerintah RI di PT Aneka Tambang Tbk ke PT Indonesia Asahan Inalum (persero) yang merupakan induk holding BUMN tambang.
Perbandingan performa harga saham ANTM dengan emiten tambang lainnya
Dalam setahun terakhir, kinerja saham ANTM di Bursa Efek Indonesia tercatat mengalami kenaikan sebesar 95% dari harga Rp1.200 menjadi Rp2.340 per lembar saham.
Kinerja tersebut melebihi performa harga saham dari tiga emiten kompetitornya, yaitu PT Timah Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dimana masing-masing hanya mampu mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 74.18%, 7.08%, dan 77.03%.
Namun, jika melihat riwayat pergerakan harga saham ketiga emiten dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebagaimana gambar berikut ini, tampak bahwa kinerja saham ANTM unggul dibanding saham INCO dan TINS namun berada jauh di bawah performa harga saham MDKA yang naik signifikan mencapai 754 persen dalam lima tahun.
Saham ANTM, Layakkah Dikoleksi?
Menentukan layak tidaknya suatu saham untuk dikoleksi tidak cukup bila hanya dengan membandingkan performa harga saham antara emiten dalam satu industri. Sebaliknya, investor perlu melakukan analisis saham lebih lanjut agar bisa hasilkan keputusan yang lebih baik.
Dalam menilai saham ANTM, misalnya, investor disarankan untuk melihat dan menganalisis laporan keuangan PT Aneka Tambang Tbk terlebih dulu sebelum memutuskan untuk membeli sahamnya. Sebab biasanya pergerakan harga saham emiten di pasar modal merupakan cerminan dari kinerja emiten itu sendiri.
Semakin bagus kinerja perusahaan, semakin besar pula kemungkinan harga sahamnya naik dan begitu pula sebaliknya. Untuk analisa saham yang lebih mudah, kamu bisa gunakan fitur Analyst di Stockbit yang akan kasih tahu kamu rekomendasi Buy, Hold, atau Sell saham berdasarkan rekomendasi analis beberapa sekuritas di Indonesia. Yuk, download aplikasi Stockbit dan coba fiturnya gratis!