Gojek dan Tokopedia telah resmi bersatu demi mengembangkan bisnisnya dengan membentuk GoTo pada bulan Mei 2021. Bahkan dibalik mergernya dua perusahaan raksasa ini, kini GoTo juga sudah melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melakukan IPO.
Mari simak kembali sejarah dan perjuangan kedua perusahaan ini hingga merger menjadi GoTo.
GoTo Melakukan Initial Public Offering
IPO saham GoTo tengah dinantikan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tanggal 04 April 2022 menjadi tanggal resmi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk melenggang ke bursa saham.
Namun, sebelumnya GoTo telah mengantongi penggalangan dana pertama pra-IPO dengan meraup dana lebih dari 1,3 miliar dolar AS atau sekitar 18,6 triliun rupiah. Dana tersebut didapat dari investor seperti Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Google dan Permodalan Nasional Berhad.
Menurut CEO GoTo, yaitu Andre Soelistyo, raihan dana yang terkumpul memungkinkan GoTo untuk berinvestasi lebih jauh mengembangkan ekosistem di bidang digital dan memperkuat posisinya sebagai market leader.
Perusahaan yang berkode saham GOTO ini memasuki penawaran awal atau book building. Masa waktu inilah masyarakat dapat menyampaikan minat untuk pemesanan saham IPO GoTo.
Adapun harga penawaran awal saham GoTO adalah Rp 316 - Rp 346 per lembarnya. Peminat dapat memesan sesuai dengan kisaran harga ini melalui e-IPO.
Nah, berbicara soal GoTo memang tidak terlepas dari dua perusahaan raksasa yang membentuknya, yakni Gojek dan Tokopedia. Oleh sebab itu, mari kita ulik ke belakang sejarah kedua perusahaan unicorn ini.
Sejarah Didirikannya Gojek
Gojek merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan berupa jasa transportasi dan penunjangnya. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim, seorang lulusan program Master of Business Administration di sekolah bisnis Harvard bersama rekannya, Kevin Aluwi.
Ide dalam mendirikan Gojek ini didapat dari pengalamannya saat bekerja di pusat kota Jakarta. Nadiem sering kali menggunakan jasa ojek ketika berangkat dan pulang kerja untuk menghindari kemacetan. Saat itu, ia bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia serta Chief Innovation Officer Kartuku.
Nadiem merasa kesulitan dalam mencari ojek dan juga mendapati keluhan sebaliknya dari tukang ojek yang merasa kesulitan mencari pelanggan. Berawal dari sinilah, ia memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan mulai mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama Gojek mengambil falsafah tukang ojek. Saat itu, Gojek hanya mengandalkan sistem call center untuk menghubungkan driver dengan pelanggan, serta hanya memiliki 20 driver.
Seiring berjalannya waktu, Gojek semakin diminati masyarakat karena beragam jasa yang ditawarkannya. Selain ojek, Gojek juga melayani jasa seperti taksi dan jasa pendukung seperti pengantaran barang, makanan, kebersihan bahkan jasa belanja di supermarket.
Pada tahun 2014, Gojek mendapat suntikan dana dari perusahaan investasi asal Singapura, yaitu Northstar Group yang membuat Gojek mempunyai kesempatan untuk terus mengembangkan bisnisnya agar makin diminati masyarakat luas. Hasilnya adalah Gojek mulai beroperasi dengan aplikasi mobile yang dirilisnya pada tahun 2015.
Hingga saat ini, perjuangan dan kerja keras Nadiem Makarim selaku pendiri Gojek mulai membuahkan hasil. Gojek menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar yang menyediakan jasa transportasi di Indonesia. Gojek juga telah membantu lebih dari 2 juta driver dan lebih dari 600 ribu mitra usaha dalam mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Perusahaan Nadiem Makarim ini juga menjadi salah satu perusahaan decacorn atau perusahaan rintisan dengan nilai valuasi lebih dari 10 miliar Dolar. Suksesnya Gojek turut membuat perusahaan ini meraih berbagai penghargaan, salah satunya sebagai Pemenang UN Women 2020 Asia Pacific Women Empowerment Principles dalam kategori Keterlibatan Komunitas dan Industri.
Tiga Pilar Gojek
1. Kecepatan; bergerak cepat, mendorong batasan.
2. Inovasi; menyelesaikan masalah dalam skala besar.
3. Dampak sosial; mentransformasi hidup, menginspirasi perubahan.
Sejarah Berdirinya Tokopedia
Setelah menilik kisah sukses Nadiem Makarim dalam mendirikan Gojek, sekarang kita beralih pada sejarah didirikannya Tokopedia. Tokopedia resmi didirikan oleh William Tanuwijaya. Awalnya, ia merupakan seorang penjaga warnet yang memiliki cita-cita untuk bekerja di perusahaan besar, seperti Facebook dan Google.
Berpikir bahwa Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga pemerataan infrastruktur cukup sulit dilakukan, lalu para penjual pindah ke kota-kota besar untuk mencari market yang lebih baik. Sedangkan disisi lain, konsumen yang hidup di kota kecil memiliki akses terbatas untuk memenuhi kebutuhannya.
Berkaca dari kondisi itulah, William Tanuwijaya bersama Leontinus Alpha Edison bertekad untuk melakukan perubahan demi memperpendek jurang pemisah antara kota besar dan kota kecil dengan meluncurkan Tokopedia pada 17 Agustus 2009. Misi awalnya yaitu sebagai upaya dalam pemerataan ekonomi secara digital.
Tokopedia menyediakan teknologi sebagai solusi untuk mempertemukan jutaan penjual dan konsumen agar dapat berpartisipasi membangun masa depan perdagangan.
William membangun Tokopedia ini dengan modal seadanya. Namun lambat laun, investor mulai berdatangan, salah satunya yaitu East Ventures. Awalnya, 90% saham Tokopedia dimiliki oleh investor lokal karena William cukup kesulitan meyakinkan para investor untuk berinvestasi di perusahaan yang dirintisnya. Namun, kini Tokopedia mendapat banyak suntikan dana dari investor asing, seperti Cyber Agent Ventures dan Beenos.
Kesuksesan Tokopedia terbukti setelah setahun berdiri dan mendapatkan kemajuan yang signifikan dengan menggaet 4.659 merchant dengan 44.785 anggota dan transaksi yang dihasilkan mencapai Rp5,954 miliar.
Bahkan pada Oktober 2014, Tokopedia mendapatkan investasi dari SoftBank dan Sequoia Capital senilai US$ 100 juta atau sekitar 1,2 triliun rupiah.
Sejak didirikan pada tahun 2009, Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Hingga saat ini, Tokopedia termasuk marketplace yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.
Gojek-Tokopedia Menciptakan GoTo
Berkomitmen untuk menciptakan ekosistem digital menyeluruh yang dapat menjadi andalan masyarakat Indonesia, Tokopedia dan Gojek menyatukan kekuatan melalui GoTo dengan menggabungkan layanan e-commerce, on-demand, serta layanan keuangan dan pembayaran.
Nama GoTo juga diambil dari filosofi 'Gotong Royong' yang merupakan filosofi masyarakat Indonesia. GoTo diartikan sebagai semangat dalam menggapai masa depan yang lebih baik secara bersama-sama.
Menurut Kevin Aluwi yang merupakan CEO dan Co-Founder Gojek, tujuan GoTo yakni memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan didukung oleh jaringan mobilitas terbesar dari mitra driver dan merchant yang dimiliki. Selain itu, lahirnya GoTo ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk penguatan ekonomi digital di Indonesia.
Demikian ulasan singkat mengenai GoTo, perusahaan yang terbentuk dari merger antara Gojek dan Tokopedia. Semoga perjuangan dalam mendirikan dua perusahaan unicorn ini dapat menginspirasi kamu untuk membangun perusahaan besar yang sukses selanjutnya!
Bisa Beli Saham GoTo di Aplikasi Stockbit!
Apakah kamu tertarik untuk memiliki saham GoTo yang sedang IPO ini?
Pemesanan saham GoTo dapat dilakukan pada aplikasi Stockbit yang telah memiliki fitur e-IPO. Tanpa perlu dokumen fisik dan tanpa melakukan pemesanan pada platform lain (e-IPO milik pemerintah). Stockbit akan memproses pemesanan saham IPO kamu hingga selesai dan kamu cukup memantaunya saja melalui aplikasi.
Bagi yang belum memiliki akun dapat segera melakukan registrasi terlebih dahulu yang hanya membutuhkan 24 jam / 1 hari kerja.
Selanjutnya untuk pemesanan saham GoTo di aplikasi Stockbit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pilih sidemenu pada kiri atas aplikasi (garis tiga)
Pilih menu e-IPO
Pilih emiten GoTo
Masukkan jumlah lot yang diinginkan dan harga per lembar
Klik tombol Konfirmasi
Pemesanan selesai
Proses pemesanan saham IPO GoTo ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit saja. Selanjutnya, tinggal pantau pesanan yang sudah kamu buat di melalui aplikasi.