Halo Stockbitor,
1Q 2022 is dawning upon us. Banyak hal yang telah terjadi selama kuartal kedua tahun 2022, dilarangnya ekspor CPO Indonesia, Penerapan DMO batu bara Indonesia, melantainya GoTo Gojek Tokopedia di BEI.
Di pasar saham domestik Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 7300 an
Tapi sebenernya, gimana sih performa perusahaan-perusahaan di BEI selama 1Q 2022 ini? Di kesempatan kali ini, kita bakal bahas performa perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor. So, stay tune Stockbitor!
🏦 Sektor Bank Dan Finance
Bank menghimpun dana dari orang yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan dana itu dalam bentuk kredit ke orang yang membutuhkan.
Dan pendapatan utama dari bank juga didapat dari selisih itu, walau bank juga mendapat fee dari layanan yang diberikannya.
🏛 4 Bank Besar
($BBNI), ($BMRI), ($BBCA), ($BBRI)
$BBRI: Bank BRI mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +78,2% menjadi 12,2 triliun rupiah dibandingkan 6,8 triliun rupiah pada Q1 2021. Pendapatan bunga dan syariah naik +5,9% YoY, sedangkan beban bunga dan syariah turun (-16,4%) sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +12,1% menjadi 30,4 triliun rupiah.
Peningkatan laba bersih ini juga didorong oleh penurunan beban provisi (CKPN) -10,2% dari 8,8 triliun rupiah pada Q1 2021 menjadi 7,9 triliun rupiah pada Q1 2022. Pencapaian laba bersih BBRI pada Q1 2022 ini setara dengan 29% dari target laba bersih FY22 konsensus analis senilai 42,1 triliun rupiah.
Dari segi operasional, total kredit disalurkan meningkat 7,4%. Selain itu, BRI juga mencatatkan perbaikan kualitas aset, dimana rasio gross Non Performing Loan (NPL) pada Q1 2022 tercatat sebesar 3,09% (Q1 2021: 3,3%). Net Interest Margin (NIM) meningkat 39 basis poin dari 7,33% pada Q1 2021 menjadi 7,72% pada Q1 2022. (IDX)
$BBNI: Bank BNI mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +66,2% menjadi 4,0 triliun rupiah dibandingkan laba bersih 2,4 triliun rupiah pada Q1 2021. Namun, pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) turun -1,8% YoY akibat pendapatan bunga dan syariah yang turun -1,5%, sedangkan beban bunga dan syariah hanya turun -0,6%.
Peningkatan laba bersih didorong oleh beban provisi (CKPN) yang turun -25,2% dari 4,8 triliun rupiah pada Q1 2021 menjadi 3,6 triliun rupiah pada Q1 2022. Pendapatan operasional lainnya juga naik +37,4% dari 3,7 triliun rupiah menjadi 5,1 triliun rupiah. Pencapaian laba bersih BBNI pada Q1 2022 ini setara dengan 25,4% dari target laba bersih FY22 konsensus analis sebesar 15,5 triliun rupiah.
Dari segi operasional, total kredit disalurkan meningkat +5,8% YoY. Total dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan +8,4%, terutama didukung oleh tabungan dan giro (CASA) yang meningkat +10,6%, sehingga CASA Ratio meningkat menjadi 69,2% (vs. 67,9% Q1 2021). (IDX)
$BMRI: Bank Mandiri mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +69,5% menjadi 10 triliun rupiah dibandingkan laba bersih 5,9 triliun rupiah pada Q1 2021. Pendapatan bunga dan syariah naik +7,3% YoY, sedangkan beban bunga dan syariah turun -18,5% sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +17,1%.
Peningkatan laba bersih ini juga didorong oleh penurunan beban provisi (CKPN) -20,3% dari 5,1 triliun rupiah pada Q1 2021 menjadi 4,1 triliun rupiah pada Q1 2022. Pendapatan operasional lainnya juga meningkat +30,1% YoY menjadi 7,9 triliun rupiah. Pencapaian laba bersih BMRI pada Q1 2022 ini setara dengan 29,7% dari target laba bersih FY22 konsensus analis sebesar 33,7 triliun rupiah.
Dari segi operasional, total kredit disalurkan meningkat 8,9% YoY. Dana pihak ketiga meningkat +7,4%, didukung oleh CASA yang naik +11,7%. Selain itu, BMRI juga mencatatkan perbaikan kualitas aset, dimana rasio gross Non Performing Loan (NPL) pada Q1 2022 tercatat senilai 2,66% (vs. 3,15% pada Q1 2021). Net Interest Margin (NIM) meningkat 21 basis poin, dari 5,1% pada Q1 2021 menjadi 5,31% pada Q1 2022. (IDX)
Selama 3M 2022, Bank Tabungan Negara mengalami peningkatan performa dibandingkan dengan 3M 2021. Berikut adalah rinciannya:
$BBTN: Bank BTN mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +23,9% menjadi 774,4 miliar rupiah dibandingkan 625,1 miliar rupiah pada Q1 2021. Meskipun pendapatan bunga dan syariah turun -4,6% YoY, beban bunga dan syariah turun lebih dalam (-29,9%) sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +29,2% menjadi 3,5 triliun rupiah.
Peningkatan laba bersih juga didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar +13,9% dari 486,6 miliar rupiah pada Q1 2021 menjadi 554,1 miliar rupiah pada Q1 2022. Pencapaian laba bersih BBTN pada Q1 2022 setara dengan 28,0% target laba bersih FY22 dari konsensus analis sebesar 2,8 triliun rupiah.
Dari segi operasional, total kredit disalurkan meningkat 6% YoY. Selain itu, BTN juga mencatatkan perbaikan kualitas aset, dimana rasio gross Non Performing Loan (NPL) pada Q1 2022 tercatat 3,60% (vs. 4,25% pada Q1 2021). Net Interest Margin (NIM) meningkat 98 basis poin dari 3,31% pada Q1 2021 menjadi 4,29% pada Q1 2022. (IDX)
Pada triwulan pertama 2022, Bank CIMB Niaga mengalami pertumbuhan kinerja sebagai berikut:
$BNGA: Bank CIMB Niaga mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +19,9% menjadi 1,2 triliun rupiah dibandingkan 1 triliun rupiah pada Q1 2021. Pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) turun -1,8% YoY, sejalan dengan pendapatan bunga dan syariah yang turun -4% YoY.
Peningkatan laba bersih didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar +26,2% dari 530 miliar rupiah pada Q1 2021 menjadi 670 miliar rupiah pada Q1 2022. Pencapaian laba bersih BNGA pada Q1 2022 ini setara dengan 26,3% target laba bersih FY22 dari konsensus analis senilai 4,5 triliun rupiah.
Dari segi operasional, BNGA juga mencatatkan perbaikan kualitas aset, dimana rasio gross Non Performing Loan (NPL) pada Q1 2022 tercatat sebesar 3,6% (vs. 3,8% pada Q1 2021), tetapi memburuk dibandingkan 3,5% pada Q4 2021. Net Interest Margin (NIM) turun 66 basis poin dari 5,12% pada Q1 2021 menjadi 4,46% pada Q1 2022. (IDX)
$BDMN: Bank Danamon Indonesia mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +64,8% menjadi 860,1 miliar rupiah dibandingkan 521,8 miliar rupiah pada Q1 2021. Meskipun pendapatan bunga turun -5,8% YoY, beban bunga turun -34,1% sehingga pendapatan bunga bersih (Net Interest Income atau NII) naik +4,3%.
Peningkatan laba bersih juga didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar +5,5% dan juga beban provisi (CKPN) yang turun -35,9% dari 1,2 triliun rupiah pada Q1 2021 menjadi 781 miliar rupiah pada Q1 2022. Pencapaian laba bersih BDMN pada Q1 2022 setara dengan 25,4% target laba bersih FY22 konsensus analis sebesar 3,4 triliun rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Bank Permata ($BNLI) mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
Laba bersih tumbuh +52,0% menjadi 750,4 miliar rupiah dibandingkan 493,7 miliar rupiah pada Q1 2021. Peningkatan laba bersih didorong oleh pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) yang naik +3,4% YoY dan pendapatan operasional lainnya yang naik +20,8% YoY. Di sisi lain, beban provisi (CKPN) turun -47,9% dari 440,7 miliar rupiah menjadi 229,7 miliar rupiah. (IDX)
Dari segi operasional, kredit yang disalurkan tumbuh +10% menjadi 129,5 triliun rupiah. Di sisi lain, dana pihak ketiga tumbuh +23,3% menjadi 183,9 triliun rupiah, didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar +27,9% sehingga CASA ratio naik menjadi 56,4% (1Q21: 54,4%). Namun, NPL gross naik dari 2,9% menjadi 3,2%, sedangkan NIM turun dari 4,5% menjadi 3,8%.
Selama triwulan pertama 2022, beberapa bank mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$NISP: Bank OCBC NISP mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +20,7% menjadi 621,2 miliar rupiah dibandingkan 514,7 miliar rupiah pada Q1 2021. Meskipun pendapatan bunga & syariah turun -5,8% YoY, beban bunga & syariah turun -19,6% YoY sehingga pendapatan bunga & syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +2,5% YoY.
Peningkatan laba bersih juga didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar +16,7% YoY dan penurunan beban provisi (CKPN) sebesar -13,4% dari 664,2 miliar rupiah pada Q1 2021 menjadi 575,2 miliar rupiah pada Q1 2022. (IDX)$BBHI: Allo Bank Indonesia (sebelumnya bernama Bank Harda Internasional) mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih naik +746,4% menjadi 75 miliar rupiah dibandingkan 8,9 miliar pada Q1 2021. Pendapatan bunga meningkat +87,5% YoY menjadi 103,3 miliar rupiah dan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income atau NII) naik +252,4% menjadi 80,8 miliar rupiah.
Peningkatan laba bersih juga didorong oleh pendapatan operasional lainnya yang meningkat 55x lipat dari 1,1 miliar rupiah menjadi 60,6 miliar rupiah, terutama berasal dari provisi dan komisi selain dari kredit sebesar 55 miliar rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, beberapa bank mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$BNII : Bank Maybank Indonesia mencatatkan sedikit peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +2% menjadi 388,2 miliar rupiah dibandingkan laba bersih 380,6 miliar rupiah pada Q1 2021. Pendapatan bunga dan syariah turun -12,9% YoY, tetapi beban bunga & syariah turun -32,9% YoY, sehingga pendapatan bunga dan syariah bersih (Net Interest Income atau NII) cenderung stabil (-0,05% YoY).
Peningkatan tipis laba bersih ini didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar +3,4% YoY dan penurunan beban provisi (CKPN) -22,3% YoY. (IDX)
🤖 Bank Digital
Selama triwulan pertama 2022, ARTO berhasil membalik kerugian kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$ARTO: Bank Jago mengalami peningkatan kinerja dan kembali berhasil mencetak laba bersih pada Q1 2022. Laba bersih mencapai 18,9 miliar rupiah (+149,7%), membalikkan rugi bersih 38,1 miliar pada Q1 2021. Pada kuartal ini, Bank Jago telah mencatat pendapatan & beban syariah, dari yang sebelumnya tidak ada. Pendapatan bunga & syariah bersih (Net Interest Income atau NII) naik +845% menjadi 316,3 miliar rupiah dibandingkan 33,5 miliar rupiah pada Q1 2021.
Di sisi lain, beban provisi (CKPN) membengkak +761,2% dari 7 miliar pada Q1 2021 menjadi 59,9 miliar rupiah pada Q1 2022. Beban umum dan administrasi juga naik +368% dari 37,1 miliar rupiah menjadi 173,6 miliar rupiah. Meskipun demikian, laba operasional naik +161,7% menjadi 23,6 miliar rupiah, berbalik dari rugi operasional 38,3 miliar rupiah pada Q1 2021.
Pencapaian laba bersih ARTO pada Q1 2022 ini setara dengan 9,4% dari target laba bersih FY22 konsensus analis senilai 201 miliar rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Bank Neo Commerce mencatatkan kinerja sebagai berikut:
$BBYB: Bank Neo Commerce (dahulu bernama Bank Yudha Bhakti) mengalami penurunan performa pada Q1 2022. Rugi bersih membengkak -729% menjadi 416,7 miliar rupiah dibandingkan 50,3 miliar rupiah pada Q1 2021. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income atau NII) naik +241,7% YoY menjadi 179,7 miliar rupiah dan pendapatan operasional lainnya meningkat ~23x lipat (94,7 miliar rupiah vs. 4,1 miliar rupiah pada Q1 2021).
Penurunan performa ini didorong oleh peningkatan beban provisi (CKPN) sebesar +198,4% dan kenaikan beban umum & administrasi dari 26,9 miliar rupiah pada Q1 2021 menjadi 332,9 miliar rupiah pada Q1 2022. Rugi bersih BBYB pada Q1 2022 ini setara dengan 158% dari target rugi bersih FY22 konsensus analis senilai 264 miliar rupiah. (IDX)
🙏 Bank Syariah
Selama triwulan pertama 2022, emiten bank syariah mencatatkan perbedaan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$BTPS: Laba Bersih Bank BTPN Syariah naik +9,6% menjadi 411 miliar rupiah pada Q1 2022, dibanding laba bersih 375 miliar rupiah pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan usaha naik +12,7% YoY, sedangkan beban bagi hasil turun -27,3% YoY, mengakibatkan pendapatan bagi hasil bersih naik +17,1% YoY menjadi 1,2 triliun rupiah. Pencapaian laba bersih BTPS pada Q1 2022 ini setara dengan 21,8% dari target laba bersih FY22 konsensus analis senilai 1,9 triliun rupiah.
Dari segi operasional, total pembiayaan disalurkan meningkat +10% YoY. Total dana pihak ketiga juga mengalami kenaikkan +5% YoY, terutama didukung oleh tabungan dan giro (CASA) yang meningkat +37%. Namun, kualitas aset mengalami penurunan, dimana gross Non-Performing Financing (NPF) naik 30 basis poin dari 2,1% pada Q1 2021 menjadi 2,4% pada Q1 2022. (IDX)$BRIS: Bank Syariah Indonesia mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +33,2% menjadi 987,7 miliar rupiah dibandingkan laba bersih 741,6 miliar rupiah pada Q1 2021. Total pendapatan usaha naik +3,5% YoY ditambah beban bagi hasil turun -16,8%, sehingga pendapatan bagi hasil bersih naik +10,6%. Peningkatan laba bersih ini juga didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar +24,8% YoY dan juga beban provisi (CKPN) yang turun -6,9% YoY. (IDX)
💸 Multifinance
Pada triwulan pertama 2022, beberapa emiten multifinance mengalami pertumbuhan kinerja sebagai berikut:
$ADMF: Adira Dinamika Multi Finance mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +44,3% menjadi 304,6 miliar rupiah dibanding 211,1 miliar rupiah pada Q1 2021. Pendapatan naik +1,3% YoY, didorong pendapatan margin murabahah yang naik +49,5% dan pendapatan lain-lain yang naik +3,6%, sedangkan segmen pembiayaan konsumen turun -5,7%. Peningkatan laba bersih didorong penurunan beban bunga & keuangan (-42%) dan juga beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN atau provisi) yang turun -21,5%. (IDX)
$BFIN: BFI Finance mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +72,5% menjadi 396 miliar rupiah dibanding 229,5 miliar rupiah pada Q1 2021. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh pendapatan yang naik +18,4% menjadi 1,2 triliun rupiah (vs. 990,8 miliar rupiah pada Q1 2021). Selain itu, beban usaha turun -3,6%, terutama didorong oleh beban bunga & keuangan yang turun -10,5% dan beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN atau provisi) yang turun -28,1%. (IDX)
💊 Sektor Consumer Goods dan Farmasi
Perusahaan consumer goods dan farmasi biasanya menjual barang dengan mengandalkan kekuatan merek dagang yang dimilikinya. Biasanya, barang yang dijual adalah barang yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia:
Selama triwulan pertama 2022, Group Indofood mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$INDF: Laba bersih Indofood Sukses Makmur tumbuh +36,4% YoY menjadi 2,4 triliun rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +11,8% menjadi 27,4 triliun rupiah, didorong oleh pertumbuhan segmen produk konsumen/CBP (+16,4%), Bogasari (+28,6%), dan distribusi (+6,7%), sedangkan segmen agrobisnis turun -24,3%.
Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat lebih moderat (+14,8%) meskipun terdapat kenaikan pada beban bahan baku (+22,2%). Akibatnya, laba kotor tumbuh +6,0%, tetapi margin laba kotor turun menjadi 32,9% (1Q21: 34,7%). Selain itu, beban umum dan administrasi turun -13,3%.
Pertumbuhan laba bersih juga didorong oleh penurunan beban keuangan (-32,7%), terutama berasal dari penurunan rugi selisih nilai tukar mata uang asing yang turun -73,9% dari 1,0 triliun rupiah pada 1Q21 menjadi 273,7 miliar rupiah pada 1Q22.
Penjualan 1Q22 Indofood telah mencapai 24,6% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 111,6 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 28,8% dari estimasi sebesar 8,2 triliun rupiah. (IDX)$ICBP: Laba bersih Indofood CBP Sukses Makmur tumbuh +11,8% YoY menjadi 1,9 triliun rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +13,9% menjadi 17,2 triliun rupiah, didorong oleh pertumbuhan double digit pada seluruh segmen usaha, kecuali minuman yang hanya tumbuh +9,0%.
Di sisi lain, beban pokok penjualan meningkat lebih tinggi (+22,7%), terutama didorong oleh kenaikan beban bahan baku (+21,9%). Akibatnya, laba kotor relatif flat (+0,07%), tetapi margin laba kotor tergerus menjadi 34,2% (1Q21: 38,9%). Selain itu, beban penjualan dan distribusi juga meningkat +14,3%.
Pertumbuhan laba bersih lebih didorong oleh penurunan beban keuangan (-35,7%), terutama berasal dari penurunan rugi selisih nilai tukar mata uang asing yang turun -74,4% dari 1,0 triliun rupiah pada 1Q21 menjadi 257,6 miliar rupiah pada 1Q22.
Penjualan 1Q22 Indofood CBP telah mencapai 26,7% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 64,3 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 28,5% dari estimasi sebesar 6,8 triliun rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Unilever mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$UNVR: Unilever Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +19,0% YoY menjadi 2,0 triliun rupiah. Penjualan tumbuh +5,4% menjadi 10,8 triliun rupiah, didorong segmen home and personal care +4,0% dan foods and refreshment +8,2%.
Namun, beban pokok meningkat lebih tinggi (+13,8%) sehingga laba kotor tergerus -2,2% dan margin laba kotor turun dari 52,4% pada 1Q21 menjadi 48,7%. Penurunan margin laba segmen home and personal care lebih dalam (55,9% menjadi 50,5%) dibandingkan segmen foods and refreshment (45,5% menjadi 45,0%).
Pertumbuhan laba bersih didorong oleh efisiensi pada beban pemasaran dan penjualan (-8,8%) serta beban umum dan administrasi (-34,5%). (IDX)
Penjualan 1Q22 Unilever telah mencapai 26% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 41,2 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 34% dari estimasi sebesar 6,0 triliun rupiah.
Selama triwulan pertama 2022, emiten dairy mencatatkan perbedaan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$CMRY: Laba bersih produsen yoghurt dan susu Cimory tumbuh +88,8% YoY menjadi 269,8 miliar rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +106,3% menjadi 1,5 triliun rupiah, didorong oleh seluruh segmen usaha, yakni produk olahan susu (+91,8%) dan makanan konsumsi (+134,5%).
Namun, beban pokok penjualan meningkat lebih tinggi (+118,7%) sehingga laba kotor tumbuh lebih rendah dari penjualan (+92,5%) dan margin laba kotor turun menjadi 44,3% (1Q21: 47,4%). Selain itu, beban penjualan dan pemasaran juga meningkat +117,7%. (IDX)
Penjualan 1Q22 Cimory telah mencapai 25,8% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 5,7 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 26,9% dari estimasi sebesar 1,0 triliun rupiah.
$ULTJ: Laba bersih produsen susu Ultrajaya turun -27,7% YoY menjadi 291,9 miliar rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +20,8% menjadi 1,8 triliun rupiah, tetapi beban pokok meningkat lebih tinggi (+25,2%) sehingga laba kotor tumbuh lebih rendah (+12,8%).
Selain itu, penurunan laba juga didorong oleh beban penjualan yang meningkat +27,5% dan penurunan pendapatan lain-lain dari 157,7 miliar rupiah pada 1Q21 menjadi hanya 8,4 miliar rupiah pada 1Q22. (IDX)
$MYOR: Laba bersih Mayora Indah anjlok -62,8% YoY menjadi 306 miliar rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh moderat +3,4% menjadi 7,6 triliun rupiah, didorong penjualan segmen makanan (+12,0%), sedangkan segmen minuman mengalami penurunan (-6,6%).
Di sisi lain, beban pokok meningkat lebih tajam (+15,0%), terutama akibat kenaikan beban bahan baku dan pembungkus (+19,6%), sehingga menggerus laba kotor (-24,0%) dan margin laba kotor turun menjadi 21,8% dibandingkan 29,6% pada 1Q21. Selain itu, beban penjualan meningkat +4,6% dan laba selisih kurs turun menjadi hanya 16 miliar rupiah (1Q21: laba selisih kurs 156 miliar rupiah). (IDX)
Penjualan 1Q22 Mayora telah mencapai 24,4% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 31,1 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 22,5% dari estimasi sebesar 1,36 triliun rupiah.
Selama triwulan pertama 2022, Garudafood dan Kino Indonesia mencatatkan perbedaan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$KINO: Laba bersih Kino Indonesia melesat +186,5% YoY menjadi 47 miliar rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +17,7% menjadi 1,1 triliun rupiah, didorong penjualan segmen minuman yang tumbuh +71,7% dan berkontribusi 58% terhadap total penjualan, sedangkan penjualan segmen perawatan tubuh turun -24,9% dan berkontribusi 30% terhadap total penjualan.
Namun, beban pokok melonjak +36,2% sehingga laba kotor turun -2,1%. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh efisiensi beban penjualan (-5,3%), beban umum dan administrasi (-27,3%), serta beban bunga (-23,2%). (IDX)
$GOOD: Laba bersih Garudafood Putra Putri Jaya turun -24,1% YoY menjadi 93 miliar rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +22,2% menjadi 2,8 triliun rupiah, didorong penjualan segmen makanan (+22,0%) dan segmen minuman (-23,3%).
Di sisi lain, beban pokok meningkat lebih tajam (+31,2%), terutama akibat kenaikan beban bahan baku (+28,1%), sehingga laba kotor hanya tumbuh moderat (+1,1%) dan margin laba kotor turun menjadi 24,7% dibandingkan 29,9% pada 1Q21. Selain itu, beban penjualan meningkat +12,1%. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Sido Muncul mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$SIDO : Laba bersih Sido Muncul tumbuh +9,7% YoY menjadi 295 miliar rupiah pada 1Q22. Laba kotor tumbuh lebih lambat (+7,6%) akibat kenaikan beban pokok (+15,4%) melampaui pertumbuhan penjualan (+11,0%). Namun, laba usaha tumbuh +10,6%, dirorong penurunan beban penjualan (-5,8%) serta kenaikan yang lebih moderat pada beban umum dan administrasi (+5,8%).
Menurut segmen usaha, penjualan jamu herbal tumbuh +4,6% YoY mencapai 529 miliar rupiah, disusul oleh penjualan makanan dan minuman sebesar 309 miliar rupiah (+19,9%) dan farmasi sebesar 43 miliar rupiah (+41,6%). (IDX)
Penjualan 1Q22 SIDO telah mencapai 19% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 4,6 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 21% dari estimasi laba sebesar 1,4 triliun rupiah.
🚬 Rokok
Selama 3M 2022, beberapa perusahaan produsen rokok mengalami penurunan performa dibandingkan dengan 3M 2021. Berikut adalah rinciannya:
$HMSP: Laba bersih HM Sampoerna turun -26,0% YoY menjadi 1,9 triliun rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh +11,0% YoY menjadi 26,2 triliun rupiah, didorong segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang tumbuh +10,6% YoY dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang tumbuh +14,2% YoY. Dari segi volume, SKM tumbuh +3,7% YoY menjadi 13,55 miliar batang dan SKT tumbuh +7,6% YoY menjadi 5,4 miliar batang. Volume total tumbuh +5,2% YoY menjadi 20,9 miliar batang, tetapi pangsa pasar sedikit turun menjadi 27,8% (28,0% pada 1Q21).
Namun, kenaikan lebih tinggi pada beban pokok (+18,3% YoY), terutama akibat kenaikan beban pita cukai sebesar +21,6% YoY, menggerus laba kotor (-15,4%) sehingga margin laba kotor turun menjadi 16,3% dibandingkan 21,4% pada 1Q21. Selain itu, total beban usaha tumbuh +0,7%, menyebabkan laba usaha tergerus semakin dalam (-25,0%). (IDX)
Penjualan 1Q22 HM Sampoerna telah mencapai 24,5% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 106,9 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 25,3% dari estimasi sebesar 7,6 triliun rupiah.
$GGRM: Laba bersih Gudang Garam turun -38,3% YoY menjadi 1,1 triliun rupiah pada 1Q22. Penjualan turun -1,5% menjadi 29,3 triliun rupiah, didorong segmen Sigaret Kretek Mesin (SKM) -1,7% dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) -6,3%.
Di sisi lain, beban pokok mengalami kenaikan +0,7%, terutama akibat kenaikan beban pita cukai, PPN, dan pajak rokok sebesar +6,4%. Hal ini menyebabkan laba kotor tergerus -16,3% dan margin laba kotor turun menjadi 11,2% dibandingkan 13,1% pada 1Q21. Selain itu, total beban usaha tumbuh +8,2% sehingga laba usaha tergerus semakin dalam (-34,6%). (IDX)
Penjualan 1Q22 Gudang Garam telah mencapai 21,6% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 135,8 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 18,1% dari estimasi sebesar 5,9 triliun rupiah.
💊 Farmasi
Selama 3M 2022, Kalbe Farma mengalami peningkatan performa dibandingkan dengan 3M 2021. Berikut adalah rinciannya:
$KLBF: Kalbe Farma membukukan pertumbuhan laba bersih +16,5% YoY menjadi 835 miliar rupiah pada 1Q22. Penjualan tumbuh double digit +16,6% menjadi 7,0 triliun rupiah, didorong pertumbuhan double digit pada divisi distribusi dan logistik (melalui entitas anak Enseval Putera Megatrading/$EPMT) sebesar +28,9% dan divisi nutrisi sebesar +13,8%. Sementara itu, divisi obat resep dan divisi produk kesehatan tumbuh lebih lambat masing-masing +9,5% dan 6,0%.
Beban pokok mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar +21,3%, salah satunya dari kenaikan bahan baku sebesar +17,0%, sehingga margin laba kotor turun menjadi 41,7% dibandingkan 44,0% pada 1Q21. Namun, pertumbuhan lebih moderat pada beban penjualan (+9,3%) mendorong laba usaha tumbuh +17,2%. (IDX)
Penjualan 1Q22 Kalbe telah mencapai 25% dari estimasi penjualan FY22 menurut konsensus analis sebesar 28,1 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 25,1% dari estimasi laba FY22 sebesar 3,3 triliun rupiah.
🚧 Sektor Konstruksi
Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi menjalankan bisnis operasinya dengan membangun bangunan atau proyek yang didapat dari perusahaan lain atau pemerintah. Sebagai contoh, pembangunan gedung perkantoran, LRT, MRT, atau tempat publik lainnya.
🏭 Sektor Manufaktur
$AKRA: AKR Corporindo mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +40,2% YoY menjadi 428 miliar rupiah pada 1Q22. Adapun, laba kotor naik +16,3% menjadi 738,4 miliar rupiah. Pertumbuhan laba kotor yang lebih kecil disebabkan beban pokok penjualan mengalami kenaikan +109,9%, melebihi kenaikan pendapatan sebesar +98,3% menjadi 10,1 triliun rupiah.
Pendapatan 1Q22 AKRA telah mencapai 28% dari estimasi konsensus analis yang sebesar 35,7 triliun rupiah untuk FY22. Adapun, laba bersih pada periode tersebut telah mencerminkan 30% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 1,4 triliun rupiah.
Berdasarkan segmen pendapatan, segmen perdagangan BBM tumbuh +119,6% menjadi 7,5 triliun rupiah dan perdagangan kimia dasar juga tumbuh +111,8% menjadi 2,1 triliun rupiah. Keduanya berkontribusi terhadap 95% dari total pendapatan AKRA pada 1Q22. (IDX)
🧱 Semen
🌴 Sektor Kelapa Sawit
Perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit dibedakan menjadi 2 yaitu hulu dan hilir. Perusahaan hulu kelapa sawit menjalankan bisnis operasinya dengan membeli tanah kosong, menanam pohon sawit dari bibit, memanen buah sawit dan menjual minyak sawitnya. Sehingga, harga komoditas sawit juga mempengaruhi harga jual rata rata yang dipunya oleh perusahaan.
Sedangkan, perusahaan hilir kelapa sawit menjalankan operasinya dengan membeli minyak sawit dari perusahaan hulu dan di proses kedalam produk jadi seperti minyak goreng, margarin, sabun, atau sampo.
Selama triwulan pertama 2022, beberapa emiten kelapa sawit. Berikut adalah rinciannya:
$DSNG: Dharma Satya Nusantara mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar +105,2% YoY menjadi 205 miliar rupiah pada 1Q22. Pendapatan DSNG tercatat sebesar 1,6 triliun rupiah atau tumbuh tipis +0,5% YoY. Kenaikan pada laba bersih didukung oleh efisiensi beban pokok pendapatan sebesar -4,8% dan menurunnya beban keuangan sebesar -40,1%, yang mayoritas didukung oleh penurunan rugi dari selisih kurs dari utang bank
Dari segi operasional, beberapa metrik seperti total Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah dan produksi CPO DSNG mengalami penurunan masing-masing sebesar -29,5% dan -25,6%. Namun, harga jual rata-rata (ASP) CPO perseroan berhasil meningkat sebesar +21,5% menjadi 10,6 juta rupiah per ton.
Pendapatan 1Q22 DSNG mencerminkan 21,5% dari estimasi konsensus analis sebesar 7,6 triliun rupiah untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut telah mencapai 26,5% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 773 miliar rupiah. (IDX)
$TAPG: Triputra Agro Persada melaporkan kenaikan laba bersih sebesar +512% YoY pada 1Q22 menjadi 874 miliar rupiah. Pendapatan TAPG tercatat sebesar 2,2 triliun rupiah atau tumbuh +62,1% YoY. Margin laba kotor perusahaan meningkat dari 21,7% menjadi 37,7%. Selain itu, kenaikan laba juga didukung oleh meningkatnya bagian laba dari ventura bersama (Union Sampoerna Triputra Persada) sebesar +191,6%.
Dari segi operasional, beberapa metrik seperti total Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah dan produksi CPO TAPG mengalami penurunan masing-masing sebesar -0,7% dan -1,5%.
Pendapatan 1Q22 TAPG mencerminkan 22,7% dari estimasi konsensus analis sebesar 9,6 triliun rupiah untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut telah mencapai 43,7% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 2,0 triliun rupiah. (IDX)
$LSIP: PP London Sumatra Indonesia mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar +2,5% YoY menjadi 305 miliar rupiah pada 1Q22. Meskipun pendapatan turun -36% YoY menjadi 765 miliar rupiah, beban pokok penjualan turun lebih dalam (-57,8%). Hal ini mendorong laba kotor tumbuh +3,3% dan margin laba kotor naik menjadi 57,5% dari 35,6% pada 1Q21.
Penurunan pendapatan didorong oleh turunnya volume penjualan produk kelapa sawit, meskipun harga jual rata-rata (ASP) mengalami kenaikan. Volume penjualan CPO turun -66% menjadi 33 ribu ton, sedangkan volume penjualan palm kernel (PK) turun -29% menjadi 18 ribu ton.
Pendapatan 1Q22 LSIP mencerminkan 16,1% dari estimasi konsensus analis sebesar 4,76 triliun rupiah untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut telah mencapai 22,5% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 1,36 triliun rupiah. (IDX)
🛢️ Sektor Mining Dan Migas
Perusahaan yang berada di sektor tambang dan migas biasanya merupakan price-taker, karena harga produk yang dijualnya mengikuti pergerakan harga komoditas yang dijual. Harga komoditas dipengaruhi oleh permintaan, penawaran dari komoditas itu sendiri.
Selama 3M 2022, Grup Adaro Energy mengalami peningkatan performa dibandingkan dengan 3M 2021. Berikut adalah rinciannya:
$ADRO: Adaro Energy Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +457,6% menjadi 400,1 juta dolar AS pada 1Q22, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 71,7 juta dolar AS. ADRO membukukan pendapatan bersih sebesar 1,2 miliar dolar AS, naik +77% dari 692 juta dolar AS pada 1Q21. Sementara itu, beban pokok pendapatan juga tercatat naik +24% YoY menjadi 622,8 juta dolar AS.
Segmen penjualan batu bara, yang menjadi kontributor utama pendapatan ADRO, mengalami kenaikan +80% YoY menjadi 1,2 miliar dolar AS. Dari segi operasional, perseroan mencatatkan produksi batu bara sejumlah 12,15 juta ton (-5,6% YoY) dan volume penjualan sebesar 12,2 juta ton (-3,1% YoY) sepanjang 1Q22. (IDX)
Pendapatan 1Q22 ADRO merefleksikan 20,8% dari estimasi konsensus analis sebesar 5,8 miliar dolar AS untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut juga telah mencerminkan 24,7% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 1,6 miliar dolar AS. (ADRO)
$ADMR: Adaro Minerals Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +836,5% menjadi 83,5 juta dolar AS pada 1Q22, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,9 juta dolar AS. ADMR membukukan pendapatan bersih sebesar 182,1 juta dolar AS, naik +188,8% dari 63,1 juta dolar AS pada 1Q21. Sementara itu, beban pokok pendapatan tercatat hanya naik sebesar +29,1% YoY menjadi 62,3 juta dolar AS. (IDX)
Penjualan batu bara kepada pihak berelasi tercatat tumbuh +127,6% YoY menjadi 137 juta dolar AS. Kenaikan pesat juga dialami oleh segmen penjualan batu bara kepada pihak ketiga, yang tercatat sebesar 45 juta dolar AS, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 2,7 juta dolar AS. Dari segi operasional, perseroan mencatatkan produksi batu bara sejumlah 0,62 juta ton (-4% YoY) dan volume penjualan sebesar 0,59 juta ton (+15% YoY) sepanjang 1Q22. ( ADMR)
Selama triwulan pertama 2022, PTBA mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$PTBA: PT Bukit Asam membukukan kenaikan laba bersih sebesar +354,6% YoY pada 1Q22 menjadi 2,3 triliun rupiah. Pendapatan PTBA tercatat sebesar 8,2 triliun rupiah, tumbuh +105,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, beban pokok pendapatan mengalami kenaikan yang lebih rendah sebesar +59,7% sehingga laba kotor tumbuh +239,1% menjadi 3,45 triliun rupiah.
Dari segi operasional, perseroan membukukan kenaikan produksi batu bara sebesar +40% YoY menjadi 6,34 juta ton, dengan volume angkutan juga tercatat naik menjadi 6,17 juta ton (+16%). Adapun volume penjualan batu bara sepanjang 1Q22 tumbuh +18% menjadi 6,97 juta ton.
Pendapatan 1Q22 PTBA mencerminkan 19,8% dari estimasi konsensus analis sebesar 41,4 triliun rupiah untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut juga mencapai 19,8% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 11,5 triliun rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, ANTM mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$ANTM: Aneka Tambang membukukan kenaikan laba bersih +132,5% YoY menjadi 1,5 triliun rupiah pada 1Q22. Meskipun pendapatan hanya tumbuh +5,8% menjadi 9,7 triliun rupiah, beban pokok pendapatan turun -3,8% sehingga laba kotor meningkat +50,6% menjadi 2,4 triliun rupiah. Selain itu perseroan juga berhasil mencatatkan bagian keuntungan entitas asosiasi sebesar 232,7 miliar rupiah (+82,3%) dan penurunan beban keuangan menjadi 39,8 miliar rupiah (-83,0%).
Secara segmen usaha, penjualan emas turun -10,7% menjadi 5,9 triliun rupiah. Di sisi lain, penjualan feronikel dan bijih nikel masing-masing tumbuh +51,0% (1,9 triliun rupiah) dan +70,9% (1,6 triliun rupiah).
Dari segi operasional, volume produksi emas ANTM berhasil tumbuh +27,6% YoY menjadi 11.896 troy oz. Adapun produksi bijih nikel naik menjadi 2,92 juta wet metric ton (+10,6% YoY), sedangkan produksi feronikel turun menjadi 5.681 ton (-9,8% YoY).
Pendapatan 1Q22 ANTM mencerminkan 23,8% dari estimasi konsensus analis sebesar 40,9 triliun rupiah untuk FY22. Adapun laba bersih telah mencapai 39,9% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 3,7 triliun rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, HRUM mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$HRUM: Harum Energy mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +255,0% menjadi 62,8 juta dolar AS pada 1Q22 dibandingkan 17,7 juta dolar AS pada 1Q21. Pendapatan bersih HRUM tercatat sebesar 152,2 juta dolar AS, naik +166,6% dari 57,1 juta dolar AS pada 1Q21. Sementara itu, beban pokok pendapatan juga tercatat meningkat +80,5% YoY menjadi 55,3 juta dolar AS.
Sepanjang 1Q22, produksi batubara HRUM tercatat sebesar 1 juta ton (+28,3% YoY), sedangkan volume penjualan juga tumbuh +7,7% YoY menjadi 0,9 juta ton. Adapun rerata harga jual atau Average Selling Price (ASP) mengalami kenaikan tajam menjadi 168,4 dolar AS per ton (+158,7% YoY).
Pendapatan 1Q22 HRUM baru merefleksikan 18,6% dari estimasi konsensus analis sebesar 816 juta dolar AS untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut juga setara dengan 23,3% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 270 juta dolar AS. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, BRMS mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$BRMS: Bumi Resources Minerals membukukan laba bersih sebesar 1,9 juta dolar AS pada 1Q22, tumbuh +14,4% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan +118% YoY menjadi 3 juta dolar AS, tetapi beban pokok pendapatan naik lebih tinggi sebesar +681% YoY menjadi 1,4 juta dolar AS.
Di sisi lain, BRMS berhasil menekan beban usaha menjadi 1,1 juta dolar AS (-32,8% YoY). Selain itu, perseroan juga mencatatkan manfaat pajak penghasilan senilai 789 ribu dolar AS.
Dari sisi operasional, perseroan mampu menaikkan volume produksi emas dari 24 kg pada 1Q21 menjadi 41 kg pada 1Q22 (+71%). Kenaikan produksi juga dialami segmen Dore Bullion yang naik +105% dari 50 kg (1Q21) menjadi 103 kg (1Q22). (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, beberapa emiten sektor kesehatan mengalami penurunan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$PGAS: Perusahaan Gas Negara membukukan kenaikan laba bersih sebesar +92,5% YoY menjadi 118,5 juta dolar AS pada 1Q22. Pendapatan PGAS tercatat tumbuh +14,2% YoY menjadi 836,9 juta dolar AS. Di sisi lain, beban pokok pendapatan mengalami kenaikan yang lebih rendah sebesar +7,8% YoY menjadi 650,8 juta dolar AS. Selain itu, terdapat kenaikan pendapatan lain-lain (+121,5%) dan laba selisih kurs (+50,6%).
Secara segmen, pendapatan dari niaga gas bumi masih menjadi kontributor utama sebesar 609,7 juta dolar AS (+2,2% YoY). Adapun, pertumbuhan tertinggi terdapat pada segmen penjualan minyak dan gas yang naik +146,8% YoY menjadi 116,2 juta dolar AS.
Pendapatan 1Q22 PGAS merefleksikan 25,2% dari estimasi konsensus analis sebesar 3,3 miliar dolar AS untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut juga telah mencerminkan 42,7% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 277,4 juta dolar AS. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Vale Indonesia mencatatkan peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$INCO: Vale Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +100,8% YoY menjadi 67,6 juta dolar AS pada 1Q22. Pendapatan bersih INCO tercatat sebesar 235,1 juta dolar AS, naik +13,8% YoY. Sementara itu, beban pokok pendapatan berhasil turun -8% YoY menjadi 142,4 juta dolar AS sehingga laba kotor tumbuh +79,2% menjadi 92,7 juta dolar AS. (IDX)
Sepanjang 1Q22, produksi nikel INCO tercatat sebesar 13.827 metrik ton, turun -9% dibandingkan 15.198 metrik ton pada 1Q21. Penurunan tingkat produksi ini terutama disebabkan oleh mundurnya penyelesaian proyek pembangunan ulang furnace 4.
Pendapatan 1Q22 INCO baru mencapai 19,4% dari estimasi konsensus analis sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk FY22. Adapun, laba bersih pada periode tersebut setara dengan 23,9% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 282,8 juta dolar AS.
Selama triwulan pertama 2022, beberapa perusahaan batu bara mencatatkan peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$INDY: Indika Energy membukukan laba bersih sebesar 75 juta dolar AS sepanjang 1Q22, berbalik dari kerugian 9,4 juta dolar AS pada 1Q21. Pendapatan bersih INDY tercatat naik +58,2% YoY menjadi 830,8 juta dolar AS, sedangkan beban pokok pendapatan mengalami kenaikan yang lebih rendah sebesar +36,1% YoY menjadi 570 juta dolar AS. Laba kotor tumbuh +145,3% dan margin laba kotor meningkat menjadi 31,4% dari 20,2% pada 1Q21.
Secara segmen usaha, INDY membukukan pendapatan dari penjualan batu bara sebesar 737,4 juta dolar AS (+56,5% YoY). Adapun, pendapatan kontrak dan jasa turut mengalami kenaikan sebesar +91,4% YoY menjadi 86,6 juta dolar AS. (IDX)
Berdasarkan kontribusi dari anak usaha, Kideco masih menjadi penyumbang terbesar sebanyak 68% dari total pendapatan. Volume produksi Kideco sepanjang 1Q22 tercatat sebesar 7,7 juta ton (-15,4% YoY). Namun, penurunan produksi ini mampu diimbangi oleh kenaikan rerata harga jual Kideco yang tercatat naik +56,6% YoY ke level 70,8 dolar AS per ton.
$ITMG: Indo Tambangraya Megah mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +406,8% YoY menjadi 213,3 juta dolar AS pada 1Q22. ITMG membukukan pendapatan bersih sebesar 639,9 juta dolar AS, naik +125,1% YoY. Sementara itu, beban pokok pendapatan juga tercatat naik +52,3% YoY menjadi 303,6 juta dolar AS. Laba kotor tumbuh +296,2% dan margin laba kotor meningkat menjadi 52,6% dari 29,9% pada 1Q21. (IDX)
Pendapatan 1Q22 ITMG telah mencapai 25,6% dari estimasi konsensus analis sebesar 2,5 miliar dolar AS untuk FY22. Adapun, laba bersih pada periode tersebut telah memenuhi 32,5% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 655,7 juta dolar AS.
$TINS: PT Timah membukukan kenaikan laba bersih sebesar 57x lipat (+5.715% YoY) menjadi 601,5 miliar rupiah pada 1Q22. Pendapatan TINS tercatat tumbuh +79,6% YoY menjadi 4,4 triliun rupiah. Di sisi lain, beban pokok pendapatan mengalami kenaikan yang lebih rendah sebesar +55,4% YoY menjadi 3,3 triliun rupiah. Hal tersebut mendorong laba kotor melesat +238,5% dan margin laba kotor naik menjadi 24,9% dari 13,2% pada 1Q21. (IDX)
Dari segi operasional, perseroan membukukan produksi bijih timah sebesar 4.508 ton (-10,5%) dan produksi logam timah sebesar 4.820 Mt (-7,7%). Adapun, volume penjualan logam timah juga mengalami penurunan -3,5% menjadi 5.703 Mt. Namun, rata-rata harga jual (ASP) logam timah tercatat naik signifikan menjadi 43.946 dolar per MT, tumbuh +75,8% dari posisi 1Q21 sebesar 24.992 dolar per MT.
Pendapatan 1Q22 TINS mencerminkan 25,6% dari estimasi konsensus analis sebesar 17,2 triliun rupiah untuk FY22. Adapun, laba bersih telah mencapai 30,1% dari estimasi FY22 sebesar 2,0 triliun rupiah.
Selama triwulan pertama 2022, ELSA mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Berikut adalah rinciannya:
$ELSA: Elnusa mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar +4.563% YoY menjadi 75 miliar rupiah pada 1Q22. Adapun, laba kotor naik +66,8% YoY menjadi 200 miliar rupiah. Pertumbuhan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan bersih sebesar 34,4% menjadi 2,4 triliun rupiah dari sebelumnya 1,8 triliun rupiah pada 1Q21.
Seluruh segmen usaha mencatatkan pertumbuhan, dipimpin oleh segmen Jasa Distribusi dan Logistik yang tumbuh +46,1% YoY menjadi 1,4 triliun rupiah. Sementara itu, segmen Jasa Hulu Migas membukukan pendapatan 891,6 miliar rupiah (+21,8% YoY) dan Jasa Penunjang Migas mencatatkan pendapatan 176 miliar rupiah (+22,3% YoY). (IDX)
🚘 Sektor Otomotif dan Alat Berat
Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan alat berat menjalankan bisnis operasinya dengan menjual produk yang berhubungan dengan otomotif seperti mobil, motor, alat berat, suku cadang, ban, dan komponen-komponen lain.
Performa perusahaan otomotif dan alat berat:
Selama 3M 2022, beberapa perusahaan Grup Astra mengalami peningkatan performa dibandingkan dengan tahun 2021. Berikut adalah rinciannya:
$ASII: Astra International mengalami peningkatan kinerja pada 1Q22. Laba bersih naik +84,0% YoY menjadi 6,9 triliun rupiah. Hal ini didorong oleh peningkatan total pendapatan +39,0% menjadi 71,9 triliun rupiah. Kenaikan laba bersih juga didukung oleh meningkatnya laba dari berbagai segmen usaha, seperti:
Otomotif (+56%). Didorong oleh peningkatan penjualan mobil Astra pada 1Q22 sebesar +44% YoY menjadi 142.039 unit, diikuti oleh meningkatnya pangsa pasar menjadi 54% dari yang sebelumnya 53%. Di sisi lain, penjualan sepeda motor turun -6% YoY menjadi 952.000 unit dengan pangsa pasar juga turun dari 78% menjadi 75%.
Alat berat dan pertambangan (+138%), yang dioperasikan oleh United Tractors ($UNTR). Didorong oleh kenaikan penjualan alat berat Komatsu (+146%) menjadi 1.694 unit disertai dengan kenaikan pangsa pasar menjadi 29% dibandingkan 22% pada 1Q21. Sementara itu, bisnis kontraktor tambang Pamapersada Nusantara mencatatkan penurunan produksi batu bara menjadi 23,9 juta ton (-12%), penjualan batu bara Tuah Turangga Agung turun -21% menjadi 2,9 juta ton, dan volume penjualan emas Agincourt Resources turun -22% menjadi 74 ribu ons.
Agrobisnis (+198%), yang dioperasikan oleh Astra Agro Lestari ($AALI). Didorong peningkatan harga jual rata rata (ASP) CPO +53% YoY menjadi 14,912 rupiah/kg walaupun volume produksi turun -19% menjadi 286 ribu ton dan volume penjualan turun -15% menjadi 385 ribu ton.
$AALI: Astra Agro Lestari mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar +197,6% YoY menjadi 483,4 miliar rupiah pada 1Q22. Pertumbuhan pada laba bersih didukung oleh meningkatnya total pendapatan +30,7% menjadi 6,6 triliun rupiah. Selain itu pada Q122 AALI tidak mengalami kerugian atas kontrak komoditas berjangka yang pada Q121 mengalami kerugian sebesar 383 miliar rupiah. Kenaikan pendapatan didukung oleh meningkatnya segmen penjualan minyak sawit mentah dan turunannya sebesar +26,7% dan inti sawit dan turunannya +71,1%. (IDX)
$UNTR: United Tractors mencatatkan pertumbuhan laba bersih +131,5% YoY menjadi sebesar 4,3 triliun rupiah pada 1Q22, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,9 triliun rupiah. UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar 28 triliun rupiah, naik +56,3% YoY dari 17,9 triliun rupiah pada 1Q21. Sementara itu, beban pokok pendapatan juga tercatat naik +45,8% YoY menjadi 20,9 triliun rupiah.
Segmen Penjualan Alat Berat mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar +122,1% YoY menjadi 9,7 triliun rupiah, disusul oleh segmen Pertambangan Batubara yang tumbuh +91,7% YoY menjadi 7,6 triliun rupiah. Adapun segmen Kontraktor Pertambangan mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah, yaitu sebesar +21,5% YoY menjadi 8,5 triliun rupiah. Sepanjang 1Q22, UNTR mencatatkan penjualan Komatsu sebesar 1.694 unit, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 688 unit. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Beberapa perusahaan di bidang otomotif mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$IMAS: Indomobil Sukses Internasional membukukan laba bersih 79 miliar rupiah pada 1Q22, berbalik dari rugi bersih 61,8 miliar rupiah pada 1Q21 (+228%). Kenaikan laba didukung oleh meningkatnya pendapatan sebesar +39,7% menjadi 6,3 triliun rupiah. Selain itu, beban keuangan juga mengalami penurunan sebesar -9,8%.
Meningkatnya total pendapatan didukung oleh kenaikan penjualan dari beberapa segmen seperti mobil, truk, dan alat berat (+51,7%), suku cadang & aksesori (+28,8%), dan sewa kendaraan dan logistik (+25,5%). (IDX)$AUTO: Astra Otoparts membukukan laba bersih 225 miliar rupiah pada 1Q22 (+37,5% YoY). Kenaikan laba didukung oleh meningkatnya pendapatan sebesar +26,7% menjadi 4,6 triliun rupiah. Selain itu, laba bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama meningkat +30,8% menjadi 170 miliar rupiah.
Meningkatnya total pendapatan didukung oleh segmen perdagangan (+17,7%) dan manufaktur komponen otomotif (+35,7%). (IDX)
🏠 Sektor Properti
Perusahaan yang bergerak di bidang properti mendapat keuntungan dengan beli lahan (land bank), lalu mengembangkan lahan itu dan menjual atau menyewakan lahan yang sudah dikembang itu. Perusahaan properti adalah perusahaan yang krusial di hidup kita, karena menyediakan tempat tinggal, mall, hotel, tempat hiburan sampai kawasan industri:
🛍️ Sektor Retail
Perusahaan yang berada di sektor retail biasanya mendapatkan pendapatan dari penjualan produk dan layanan yang dimilikinya. Biasanya, retail berekspansi dengan membuka semakin banyak outlet yang dimiliki.
Selama triwulan pertama 2022, Grup MAP mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$MAPI: Mitra Adiperkasa mencatatkan laba bersih sebesar 513 miliar rupiah pada Q1 2022 (62,3% dari estimasi konsensus untuk FY22), atau meningkat sebesar +1.865,7% YoY. Peningkatan laba ini didukung oleh pertumbuhan total pendapatan yang mencapai 5,6 triliun rupiah (+30,6%), memenuhi 26,5% dari estimasi konsensus sebesar 21,3 triliun rupiah untuk FY22. Adapun, pertumbuhan ini didukung oleh segmen penjualan ritel (+29,2%), departemen store (+40,5%), kafe dan restoran (+28,6%) dan segmen lain-lain (+43,0%).Dari sisi biaya, total beban pokok penjualan (+28,0%) dan total beban usaha (19,6%) tumbuh lebih rendah sehingga MAPI mengalami ekspansi pada margin laba kotor dan margin laba usaha. MAPI juga mendapatkan keuntungan akibat penjualan kepemilikan pada PT Sari Burger Indonesia, pengelola jaringan restoran Burger King, dengan harga jual sebesar 283 miliar rupiah, menambah keuntungan MAPI pada Q1 2022. (IDX)
$MAPA: MAP Aktif Adiperkasa membukukan laba bersih 169 miliar rupiah pada Q1 2022 (+3.229% YoY). Pencapaian ini memenuhi 29,4% dari estimasi konsensus sebesar 574 miliar rupiah untuk FY22. Pada pendapatan, MAPA berhasil mencatatkan 1,9 triliun rupiah pada Q1 2022 atau meningkat sebesar +50,2% (26,2% dari estimasi konsensus sebesar 7,3 triliun rupiah untuk FY22), didukung oleh pertumbuhan pada segmen penjualan eceran (+52,3%) dan segmen penjualan non eceran (+38,6%).Dari sisi biaya, pertumbuhan beban pokok penjualan (+43,0%) dan beban usaha (+25,1%) yang tumbuh lebih rendah juga turut berkontribusi pada kenaikan margin laba MAPA sehingga laba bersih dapat tumbuh lebih signifikan. (IDX)
$MAPB: MAP Boga Adiperkasa membukukan laba bersih sebesar 42 miliar rupiah pada Q1 2022, berbalik dari rugi bersih sebesar 23 miliar rupiah pada Q1 2021 (+282,3% YoY). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penjualan sebesar +28,6% dari 552 miliar rupiah pada Q1 2021 menjadi 710 miliar rupiah pada Q1 2022, terutama dari segmen minuman (+20,6%), makanan (+46,6%), dan segmen lain-lain (+29,5%).Pada sisi biaya, pertumbuhan beban pokok penjualan (+19,5%) dan beban usaha (+10,9%) yang tumbuh lebih rendah menyebabkan terjadinya ekspansi pada margin laba kotor dan laba usaha MAPB. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, ACES mengalami penurunan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$ACES: Ace Hardware Indonesia mencatatkan laba bersih 153,5 miliar rupiah pada Q1 2022, atau turun sebesar 5,0% dari laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 161,6 miliar rupiah. Laba bersih ini merefleksikan 20,3% dari estimasi analis sebesar 758 miliar rupiah untuk FY22.
Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan sebesar -3,4% YoY menjadi 1,6 triliun rupiah, (21,8% dari estimasi konsensus sebesar 7,3 triliun rupiah untuk FY22) terutama dari segmen produk perbaikan rumah (-2,5% YoY) dan segmen produk gaya hidup (-5,5% YoY). Sementara produk permainan yang berkontribusi sebesar 4% terhadap total penjualan, meningkat sebesar 6,9% YoY. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Matahri Department Store mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$LPPF: Matahari Department Store mencatatkan laba bersih sebesar 145 miliar rupiah pada 1Q22 (+252,1%), berbalik dari rugi bersih 95 miliar rupiah pada 1Q21. Kenaikan ini didukung oleh kenaikan pendapatan bersih sebesar +10,8% YoY menjadi 1,3 triliun rupiah, terutama dari Jawa (+12,0%), Kalimantan, Sulawesi dan Maluku (+10,5%), serta Sumatera (+9,4%).
Di sisi lain, penurunan beban pokok pendapatan (-7,6%) dan beban usaha (-11,1%) mendorong seluruh margin laba LPPF. Pada metrik operasional, LPPF mencatatkan kenaikan same store sales growth (SSSG) sebesar +18,6%.
Pendapatan 1Q22 LPPF merefleksikan 17,5% dari estimasi konsensus analis sebesar 7,3 triliun rupiah untuk FY22. Adapun, laba bersih pada periode tersebut telah mencerminkan 11,7% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 1,2 triliun rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Erajaya Swasembada mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$ERAA: Laba bersih Erajaya Swasembada tumbuh +6,1% YoY menjadi 295,1 miliar rupiah pada 1Q22, memenuhi 22,8% dari estimasi konsensus sebesar 1,3 triliun rupiah untuk FY22. Penjualan tercatat tumbuh sebesar +5,8% YoY menjadi 11,5 triliun rupiah, memenuhi 23,4% dari estimasi konsensus sebesar 49,1 triliun rupiah untuk FY22.
Dari sisi biaya, beban pokok penjualan dan beban usaha tumbuh +5,7% YoY dan +9,1% YoY secara berurutan. Margin laba kotor terlihat stabil di 11,1% dengan margin laba usaha turun sebesar 10 basis poin ke level 4,1%. (IDX)
Selama 1Q22, volume penjualan ERAA mengalami penurunan -18,4% menjadi 2,33 juta unit dari 2,85 juta unit pada 1Q21. Namun, harga jual rata-rata (ASP) tercatat mengalami peningkatan +27% menjadi 3,9 juta rupiah dari 3,1 juta rupiah pada 1Q21.
💻 Sektor Telco, Tech, dan Media
$MTEL: Dayamitra Telekomunikasi mencatatkan laba bersih sebesar 459 miliar rupiah pada 1Q22, naik +33,9% dibandingkan 343 miliar rupiah pada 1Q21. Laba bersih memenuhi 24,9% dari estimasi konsensus analis sebesar 1,8 triliun rupiah untuk FY22.
Mitratel berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan +21,5% YoY menjadi 1,9 triliun rupiah pada 1Q22 (24,3% dari estimasi konsensus FY22 sebesar 7,7 triliun rupiah). Peningkatan didukung oleh pertumbuhan pendapatan sewa menara telekomunikasi (+18,8%), terutama pendapatan dari Telkomsel yang tumbuh +30,8%, sedangkan pendapatan dari pihak ketiga hanya tumbuh +6,7%.
Di sisi biaya, beban pokok pendapatan (+16,7%) tumbuh lebih moderat dibandingkan pendapatan, sedangkan beban usaha tercatat turun -6,4%. Hal tersebut mendorong ekspansi pada seluruh margin laba perseroan.
Dari segi operasional, jumlah menara Mitratel mencapai 28.577 menara (+25,3%), termasuk dari pembangunan 371 menara baru sepanjang 1Q22, dengan jumlah tenant sebanyak 43.101 (+21,5%). Tenancy ratio tercatat sebesar 1,51x, sedikit turun dibandingkan 1,55x pada 1Q21. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, TLKM mengalami peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$TLKM: Telkom Indonesia mencatatkan laba bersih 6,1 triliun rupiah pada 1Q22 (23,4% dari estimasi konsensus sebesar 26,1 triliun rupiah untuk FY22), meningkat sebesar +1,7% YoY. Di saat yang bersamaan, pendapatan tumbuh +3,7% YoY menjadi 35,2 triliun rupiah (23,4% dari estimasi konsensus sebesar 150,5 triliun rupiah untuk FY22). Pada bagian beban, beban operasi dan pemeliharaan (+5,7% YoY), beban penyusutan dan amortisasi (+9,4% YoY), beban karyawan (+0,4% YoY), serta beban interkoneksi (+19,4% YoY) kompak mengalami peningkatan.
Dari sisi operasional, jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 175 juta pelanggan (+6,2% YoY, -0,6% QoQ) dengan rerata pendapatan per pelanggan (ARPU) turun -5,9% YoY menjadi 41 ribu rupiah. Sementara itu, pelanggan IndiHome tumbuh +7,2% menjadi 8,7 juta pelanggan. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, beberapa emiten operator seluler mengalami penurunan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$ISAT: Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar 129 miliar rupiah pada Q1 2022, turun -25,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 172 miliar rupiah. Walaupun pendapatan meningkat sebesar 48% YoY, total beban usaha (+50,5% YoY) dan beban lain lain (+67,2% YoY) meningkat lebih tinggi.
Pendapatan 1Q22 ISAT merefleksikan 25,9% dari estimasi konsensus analis yang sebesar 41,9 triliun rupiah untuk FY22. Adapun laba bersih pada periode tersebut telah mencerminkan 30,8% dari estimasi laba bersih FY22 sebesar 417 miliar rupiah.
Dari sisi operasional, trafik data Indosat meningkat +98,5% YoY menjadi 2,948 petabyte. Sementara itu, rerata pendapatan per pengguna (ARPU) blended turun menjadi 32 ribu rupiah (-2,1%), dengan jumlah pelanggan 94,6 juta pelanggan. (IDX)$EXCL: XL Axiata mencatatkan 139 miliar rupiah laba bersih pada 1Q22, turun -56,6% dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 320 miliar rupiah. Pencapaian ini memenuhi 9,9% dari estimasi konsensus sebesar 1,4 triliun rupiah untuk FY22
Dari sisi pendapatan, XL berhasil mencatatkan 6,7 triliun rupiah pada 1Q22 (+7,9% YoY), memenuhi 23,9% dari estimasi konsensus sebesar 28,2 triliun rupiah untuk FY22. Namun, peningkatan pada beban penjualan dan pemasaran (+38,8% YoY), beban interkoneksi dan beban langsung lainnya (+36,6% YoY), dan beban gaji (+25,6% YoY) menyebabkan terjadinya penurunan pada marjin laba perusahaan.
Dari sisi operasional, jumlah subscriber meningkat 1,75% YoY menjadi 57 juta subscriber pada 1Q22, sementara blended ARPU juga meningkat sebesar 2,86% YoY dari 35 ribu rupiah menjadi 36 ribu rupiah. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, beberapa perusahaan menara telekomunikasi mencatatkan peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$TOWR: Laba bersih Sarana Menara Nusantara tumbuh +8,1% menjadi 854 miliar rupiah pada 1Q22 dibandingkan 789 miliar rupiah pada 1Q21. Angka ini memenuhi 23,6% dari total estimasi dari konsensus sebesar 3,6 triliun rupiah untuk FY22.
Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan sebesar +33,9% YoY menjadi 2,6 triliun rupiah pada 1Q22 terutama pertumbuhan pada segmen menara (+31,5%), tower fiber (+90,1%) dan connectivity (+22,1%). Pendapatan TOWR memenuhi 24,9% dari estimasi konsensus sebesar 10,5 triliun rupiah untuk FY22.
Namun, kenaikan pada beberapa pos beban, yakni beban depresiasi dan amortisasi (+32,4%), beban pokok pendapatan lainnya (+32,8%), total beban usaha (+64,2%), dan beban keuangan (+123,8%), menyebabkan turunnya margin laba bersih TOWR. Dari sisi operasional, TOWR berhasil menambahkan 313 menara baru dengan 605 tenant baru selama 1Q22, menghasilkan 1,88x tenancy ratio untuk 1Q22. (IDX)
$TBIG: Laba bersih Tower Bersama Infrastructure tumbuh +56,2% menjadi 415 miliar rupiah pada 1Q22 dibandingkan 266 miliar rupiah pada 1Q21. Pencapaian ini memenuhi 22,7% dari estimasi konsensus sebesar 1,8 triliun rupiah untuk FY22.
Pendapatan tumbuh +15,4% YoY menjadi 1,6 triliun rupiah pada 1Q22, memenuhi 24,3% dari estimasi konsensus sebesar 6,8 triliun rupiah untuk FY22.
Dari sisi biaya, total beban pokok penjualan (+20,7%) meningkat lebih tinggi daripada pendapatan. Namun, beban usaha meningkat lebih moderat (+5,6%), disertai dengan penurunan pada beban keuangan (-7,2%) dan beban pajak penghasilan (-49,9%). Hal ini mendorong ekspansi margin laba bersih TBIG. Per 31 Maret 2022, TBIG memiliki 39.557 tenant dan 20.760 menara, sehingga tenancy ratio tercatat sebesar 1,90x. (IDX)
🛒Sektor Trade And Services
Perusahaan yang berada di sektor trade and service biasanya mendapatkan pendapatan dari jasa yang ditawarkan. Pendapatan perusahaan dalam sektor ini bergantung kepada jumlah klien dan besarnya margin yang didapat dari jasa yang ditawarkan. Selain itu tingkat kapasitas dan keterisian menjadi salah satu faktor penting terhadap pendapatan perusahaan yang bergerak di bidang ini.
Selama triwulan pertama 2022, beberapa emiten sektor kesehatan mengalami penurunan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$MIKA: Mitra Keluarga Karyasehat mengalami penurunan kinerja pada 1Q22. Laba bersih turun -14,9% YoY menjadi 269 miliar rupiah. Hal ini didorong oleh penurunan laba kotor (-10,5%) akibat penurunan pendapatan (-9,2%), sedangkan beban pokok turun lebih lambat (-7,7%). Selain itu, beban usaha naik +13,3%, menyebabkan laba usaha tergerus -21,4%.
Penurunan pendapatan didorong oleh pendapatan pasien rawat inap (-12,2%) dan pendapatan pasien rawat jalan (-3,1%). Meskipun jumlah pasien rawat inap yang masuk meningkat +19,0% menjadi 58 ribu pasien, rerata lama menginap turun -20,6% menjadi 3 hari dibandingkan 3,7 hari pada 1Q21. Hal ini mendorong jumlah hari rawat inap turun -5,5% dan pendapatan per pasien rawat inap turun -7,1%. Di sisi lain, kunjungan rawat jalan tumbuh +13,0% menjadi 640 ribu kunjungan. (IDX)
Pendapatan 1Q22 MIKA telah mencapai 25% dari estimasi pendapatan FY22 menurut konsensus analis sebesar 4,3 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 25% dari estimasi laba sebesar 1,1 triliun rupiah.
$HEAL: Medikaloka Hermina mengalami penurunan kinerja pada 1Q22. Laba bersih turun -60,7% YoY menjadi 111 miliar rupiah. Hal ini didorong oleh penurunan laba kotor (-44,8%) akibat penurunan pendapatan (-24,7%), sedangkan beban pokok pendapatan relatif flat (+0,3%).
Penurunan pendapatan didorong oleh penurunan pendapatan pasien rawat inap (-37,5%) dan pasien rawat jalan (-24,8%). Meskipun jumlah hari rawat inap meningkat +8,9% menjadi 295 ribu hari (melampaui level sebelum pandemi), rata-rata lama menginap turun dari 3,5 hari pada 1Q21 menjadi 2,8 hari pada 1Q22. Selain itu, kunjungan rawat jalan juga meningkat +30,7% menjadi 1,5 juta kunjungan, mendekati level sebelum pandemi di sekitar 1,6 juta kunjungan. (IDX)
Pendapatan 1Q22 HEAL telah mencapai 22% dari estimasi pendapatan FY22 menurut konsensus analis sebesar 5,4 triliun rupiah, sedangkan laba bersih telah mencapai 16% dari estimasi laba sebesar 681 miliar rupiah untuk FY22.
$SILO: Siloam International Hospitals mengalami penurunan kinerja pada 1Q22. Laba bersih turun -31,0% YoY menjadi 99 miliar rupiah. Hal ini didorong oleh penurunan laba kotor (-15,1%) akibat penurunan pendapatan (-3,3%), sedangkan beban pokok tetap tumbuh +4,3%. Selain itu, beban usaha tumbuh +0,2%, menyebabkan laba usaha tergerus -36,6%.
Penurunan pendapatan didorong oleh pendapatan pasien rawat inap (-7,8% YoY), sedangkan pendapatan pasien rawat jalan tumbuh +2,6%. Hal ini sejalan dengan hari rawat inap (inpatient days) yang hanya tumbuh +0,1% menjadi 179,9 ribu hari, sementara kunjungan rawat jalan (outpatient visits) tumbuh pesat +28,3% menjadi 698,8 ribu kunjungan. (IDX)
Pendapatan 1Q22 SILO telah mencapai 27% dari estimasi pendapatan FY22 menurut konsensus analis sebesar 8,1 triliun rupiah, sedangkan laba bersih mencerminkan 17% dari estimasi laba sebesar 576 miliar rupiah.
🐓 Sektor Poultry
Perusahaan yang bergerak di bidang poultry menjalankan bisnis operasinya dengan menjual pakan, telur, day old chicken (anak ayam), maupun daging ayam baik olahan atau broiler.
🚚 Sektor Transportasi
Selama kuartal kedua 2022, ASSA dan BIRD mencatatkan peningkatan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$ASSA: Laba bersih Adi Sarana Armada naik +4,6% YoY pada Q2 2022. Pendapatan meningkat +42,5% YoY, tetapi beban meningkat lebih tinggi (beban HPP +50,8%, beban usaha +51,1%).
Secara kumulatif selama periode 1H22, laba bersih naik +58% YoY menjadi 115 miliar rupiah, ditopang peningkatan laba operasional segmen penjualan kendaraan bekas sebesar +147,2% YoY menjadi 73,9 miliar rupiah.
Sementara itu, penjualan tumbuh +50,3% YoY menjadi 3,2 triliun rupiah, didorong peningkatan segmen AnterAja yang tumbuh +91,1% YoY yang secara rata-rata mengirim 900 ribu parcel per hari pada Q2 2022, naik dari 650 ribu parcel pada Q2 2021. (IDX)Pendapatan 6M22 Adi Sarana Armada telah mencapai 46,7% dari estimasi konsensus analis sebesar 6,8 triliun rupiah untuk FY22, sedangkan laba bersih mencapai 43,6% dari estimasi sebesar 263 miliar rupiah.
$BIRD: Laba bersih Blue Bird pada Q2 2022 sebesar 99 miliar rupiah, berbalik dari rugi bersih 2 miliar rupiah pada Q2 2021. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan (+54,6% YoY).
Secara kumulatif selama periode 1H22, BIRD juga berhasil membalikkan rugi bersih 30 miliar rupiah pada 1H21 menjadi laba 146 miliar rupiah. Pendapatan meningkat +48,1%, didorong oleh peningkatan segmen kendaraan taksi (+50,5%) dan segmen sewa kendaraan (+45,1%). (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Samudera Indonesia ($SMDR) mencatatkan kenaikan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
Samudera Indonesia mencatatkan 838 miliar rupiah laba bersih pada 1Q22, meningkat sebesar +333,3% YoY dari 194 miliar rupiah pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pada laba bersih ini didukung oleh kenaikan pendapatan (+92,7% YoY), terutama dari segmen pendapatan uang tambang (+136,5% YoY).
Selain itu, kenaikan pada beban pokok penjualan (+52,6% YoY) dan beban usaha (+1,9% YoY) yang lebih lambat juga menyebabkan terjadinya ekspansi pada seluruh marjin laba perseroan, sehingga Net Profit Margin SMDR dapat meningkat menjadi 23,4% pada Q1 2022 dari 10,4% pada Q1 2021. (IDX)
Selama triwulan pertama 2022, Sillo Maritime Perdana mencatatkan penurunan kinerja. Berikut adalah rinciannya:
$SHIP: Laba bersih Sillo Maritime Perdana turun -24,3% menjadi 3,7 juta dolar AS pada 1Q22 dibandingkan 4,8 juta dolar AS pada 1Q21. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar -11,3% YoY menjadi 24,8 juta dolar AS.
Dari sisi biaya, total beban pokok penjualan turun sebesar -11,7%, disebabkan oleh penurunan beban sewa kapal sebesar -97%, penyusutan aset hak guna -27%, dan perlengkapan dan konsumsi -22%. Namun, beban umum dan administrasi tercatat naik +32,3% sehingga menyebabkan terjadinya penurunan margin laba usaha. (IDX)
Turnaround Story:
Selama Q1 2022 terdapat beberapa perusahaan yang berhasil membalikan keadaan perusahaan yang tadinya rugi menjadi untung mencatatkan laba apabila dibandingkan dengan Q1 2021, seperti: