
Daily Market Performance 🚀
IHSG | Foreign Flow | Kurs USD/IDR | Gold |
| 8.612 -0,06% | +Rp70,3 miliar | 16.622 -0,01% | 4.232 +0,26% |
Oil | Coal | CPO | Nickel |
| 63,1 +1,02% | 108,5 -0,28% | 4.166 +0,17% | 14.800 -0,86% |
đź‘‹ Stockbitor!
OJK resmi menerbitkan SEOJK No. 25/SEOJK.04/2025 yang mengatur tentang perubahan alokasi efek penawaran umum untuk ritel. Regulasi baru ini ditetapkan pada 17 November 2025 dan mulai berlaku pada tanggal yang sama. Regulasi baru tersebut memiliki beberapa perubahan penting dibandingkan regulasi sebelumnya, yakni SEOJK No. 15/SEOJK.04/2020. Berikut beberapa poin penting perubahannya:
1. Peningkatan Porsi Ritel pada Penjatahan Terpusat
SEOJK yang baru mengubah porsi alokasi efek untuk penjatahan terpusat ritel dan non–ritel. Pada regulasi sebelumnya, porsi ritel hanya 1/3 dari total penjatahan terpusat, sementara pada regulasi baru porsi ritel naik menjadi 1/2 dari total penjatahan terpusat.
2. Batas Pemesanan IPO pada Penjatahan Terpusat adalah 10% dari Nilai Efek yang Ditawarkan
SEOJK yang baru memperkenalkan aturan jumlah maksimum pemesanan efek, di mana pemesanan setiap calon investor secara kumulatif hanya diberikan maksimum 10% dari nilai keseluruhan efek yang ditawarkan. Jika tingkat pemesanan melebihi batas tersebut, maka pemesanan tidak akan diproses dan dikembalikan kepada calon investor untuk dilakukan penyesuaian kembali. Regulasi sebelumya tidak mengatur mengenai batas pemesanan maksimum.
3. Penambahan Golongan dan Jumlah Minimum Alokasi Efek Berdasarkan Nilai IPO – Tabel 1
SEOJK yang baru merubah struktur golongan penawaran umum, dari sebelumnya 4 golongan menjadi 5 golongan. Perubahan utama terdapat pada golongan penawaran umum dengan nilai efek sampai dengan 250 miliar rupiah, yang sebelumnya merupakan golongan 1 — dengan minimum alokasi efek yang ditawarkan sebesar ≥ 15% atau 20 miliar rupiah — sekarang dipecah menjadi 2 golongan dengan minimum alokasi efek untuk golongan terkecil adalah sebesar 20% atau 10 miliar rupiah (detail bisa melihat tabel 1 di atas). Pemecahan golongan ini dilakukan untuk mengakomodasi penawaran umum dengan nilai efek yang lebih kecil, agar memiliki jumlah alokasi efek yang lebih besar.
4. Penyesuaian Jumlah Minimum Alokasi Efek Ketika Oversubscribed – Tabel 2
SEOJK yang baru juga mengatur jumlah minimum alokasi efek ketika terjadi kelebihan pemesanan (oversubscribed). Perubahan utama terdapat pada golongan 1 di regulasi baru, di mana alokasi minimum perlu disesuaikan ke kisaran 22,5–30% berdasarkan tingkat kelebihan pemesanan. Sebelumnya, alokasi minimum untuk golongan 1 perlu disesuaikan ke kisaran 17,5–25% berdasarkan tingkat kelebihan pemesanan.

Key Takeaway
Secara umum, perubahan dari peraturan di atas — baik dari pengaturan pemesanan maksimum, penambahan golongan (dan minimum alokasi), hingga jumlah penyesuaian alokasi ketika oversubscribed — ditujukan untuk meningkatkan alokasi investor ritel serta pemerataan penjatahan pada penawaran umum.
🎯 PJAA Target Proyek Reklamasi Bernilai hingga Rp3 T Dimulai pada 1Q26
- $PJAA: Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol, Winarto, mengatakan bahwa pihaknya berencana mengembangkan kawasan melalui proyek reklamasi di sisi barat Ancol dengan nilai sekitar 2,5–3 triliun rupiah. Winarto menyebut bahwa reklamasi tersebut akan dimulai pada 1Q26. Saat ini, setidaknya terdapat 10 calon investor yang tengah dalam proses seleksi oleh PJAA, dengan 80% di antaranya merupakan investor asing dari Korea, Jepang, Uni Emirat Arab, China, hingga Spanyol. Nantinya, dari 65 hektare lahan baru hasil reklamasi, sebanyak 20 hektare akan digunakan sebagai depo MRT oleh Pemprov DKI Jakarta, sementara 45 hektare akan digunakan oleh PJAA untuk mengembangkan bisnis perseroan pada segmen properti.
- $TRIN: Pemegang saham Perintis Triniti Properti dalam RUPSLB pada Selasa (2/12) menyetujui pengangkatan keponakan Presiden Prabowo Subianto sekaligus anggota DPR periode 2024–2029, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, sebagai komisaris utama perseroan menggantikan Septian Starlin. Bisnis melaporkan bahwa manajemen TRIN menyebut masuknya Rahayu Saraswati tidak hanya menambah struktur pengawasan perseroan, tetapi juga menandai kehadirannya sebagai strategic partner baru.
- $ARCI: Archi Indonesia berencana membagikan dividen interim tahun buku 2025 senilai 30 juta dolar AS atau ~500 miliar rupiah dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di 16.661. Jumlah tersebut setara dividen ~20,1 rupiah per saham, mengindikasikan dividend yield ~1,6% per Rabu (3/12). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 10 Desember 2025, sementara pembayaran pada 16 Desember 2025.
- $MDIY: Direktur Daya Intiguna Yasa, Rika Junaity Tanzil, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan pembukaan toko baru sebanyak 270 unit selama 2026, serupa dengan target 2025, dengan fokus ekspansi pada area yang masih belum terlayani secara optimal. MDIY sendiri mencatat total toko mencapai 1.154 unit selama 9M25, mengindikasikan pembukaan 193 toko baru sejak awal 2025 (vs. 2024: 961 toko).
- $HEAL: Pengendali sekaligus Komisaris Utama Medikaloka Hermina, Hasmoro, membeli ~1,2 juta saham HEAL dengan harga rata–rata 1.410 rupiah per lembar pada 25 November 2025. Total nilai transaksi mencapai ~1,7 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan langsung Hasmoro di HEAL naik, tetapi masih di kisaran 4,87%.
- $ADHI: Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Rozi Sparta, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan nilai kontrak baru sebesar 23,8 triliun rupiah pada 2026, lebih rendah dibandingkan target 2025 di kisaran 25–28 triliun rupiah. Sebagai gambaran, ADHI baru mencatatkan nilai kontrak baru sebesar 6,5 triliun rupiah selama 9M25 (-54% YoY), hanya setara 23–26% target 2025.
- $UNTR: United Tractors melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara dan PT Energia Prima Nusantara, mendirikan perusahaan baru bernama PT Nusantara Industri Nikel Lestari yang akan bergerak di bidang pembuatan logam dasar bukan besi dan perdagangan besar logam. UNTR menjelaskan bahwa pembentukan PT Nusantara Industri Nikel Lestari ditujukan untuk diversifikasi usaha di sektor jasa dan pengolahan mineral nikel.
Top Gainer 🔥
$SMDR | $FILM | $UNVR | $ESSA |
| +7,19% | +6,25% | +4,53% | +4,10% |
Top Loser 🤕
$INDY | $DSSA | $MBMA | $BBYB |
| -3,54% | -3,10% | -2,75% | -2,68% |
 🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui…

- Kepala Eksekutif di OJK, Inarno Djajadi, mengatakan pada Rabu (3/12) bahwa pihaknya berencana mengubah ketentuan minimum free float bagi saham IPO sebagai berikut: 1) market cap <5 triliun rupiah, minimum free float 20%; 2) market cap 5–50 triliun rupiah, minimum free float 15%; dan 3) market cap >50 triliun rupiah, minimum free float 10%. Sebagai konteks, ketentuan yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut: 1) ekuitas <500 miliar rupiah, minimum free float 20%; 2) ekuitas 500 miliar rupiah–2 triliun rupiah, minimum free float 15%; dan 3) ekuitas >2 triliun rupiah, minimum free float 10%. Inarno menyebut bahwa dalam rencana ketentuan yang baru, OJK akan menghitung free float dari jumlah saham yang ditawarkan kepada publik dan mengecualikan kepemilikan pemegang saham pra–IPO. Selain itu, OJK juga berencana untuk mewajibkan emiten baru untuk mempertahankan jumlah saham beredar selama 1 tahun setelah tanggal listing di bursa.
- Kepala Eksekutif di OJK, Inarno Djajadi, mengatakan pada Rabu (3/12) bahwa pihaknya memperkirakan wacana ketentuan minimum free float sebesar 10% memerlukan likuiditas sebesar 21 triliun rupiah. Sementara itu, jika minimum free float ditetapkan sebesar 15%, maka likuiditas yang dibutuhkan mencapai 203 triliun rupiah. Sebagai konteks, persyaratan minimum free float saat ini adalah 7,5%. Inarno menjelaskan bahwa OJK dan BEI sedang menyelesaikan peraturan tersebut, tetapi dia tidak merinci jadwalnya lebih lanjut.
- Organisation for Economic Co–operation and Development (OECD) pada Rabu (3/12) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 masing–masing menjadi +5% YoY, lebih tinggi dibandingkan outlook sebelumnya pada September 2025 yang memperkirakan masing–masing hanya mencapai +4,9% YoY (vs. realisasi 2024: +5,03% YoY). OECD menilai bahwa inflasi yang rendah dan kondisi keuangan yang lebih longgar akan mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi. OECD sendiri memproyeksikan inflasi Indonesia akan mencapai 1,9% pada 2025, sebelum meningkat ke 3,1% pada 2026. Sementara itu, OECD mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 dan 2026 masing–masing di level +3,2% YoY dan +2,9% YoY (vs. realisasi 2024: +3,3% YoY).
- Stok minyak sawit di Malaysia pada November 2025 diperkirakan mencapai 2,71 juta ton (+47% YoY, +10% MoM), berdasarkan survei Bloomberg terhadap median estimasi para eksekutif perkebunan, trader, dan analis. Perkiraan tersebut menandai stok minyak sawit tertinggi Malaysia secara bulanan sejak April 2019. Perkiraan tersebut didasarkan pada estimasi ekspor yang turun ke level 1,43 juta ton (-4% YoY, -15% MoM), sementara produksi diperkirakan mencapai 1,98 juta ton (+22% YoY, -3% MoM). Menurut Direktur di perusahaan broker Pelindung Bestari Sdn., Paramalingam Supramaniam, industri minyak sawit Malaysia telah melewati bulan puncak produksi, tetapi permintaan masih agak lesu. Paramalingam menambahkan bahwa stok minyak sawit Malaysia di atas 2,6 juta ton akan dianggap bearish oleh pelaku pasar. Data resmi terkait stok minyak sawit Malaysia periode November 2025 baru akan dirilis oleh Malaysian Palm Oil Board pada 10 Desember 2025.
- Kontan melaporkan bahwa konsorsium perusahaan berbasis AS dan Jerman siap membangun fasilitas industri semikonduktor, hilirisasi pasir silika, dan produksi kaca senilai ~26,7 miliar dolar AS (~444 triliun rupiah) di Proyek Strategis Nasional Wiraraja Green Renewable Energy and Smart–Eco Industrial Park, Batam. Konsorsium yang terdiri dari PT Quantum Luminous Indonesia, PT Terra Mineral Nusantara, serta Tynergy Group tersebut menargetkan pembangunan fasilitas dapat dimulai pada 2026, setelah memperoleh persetujuan dari BP Batam.
- Pemegang saham Bank Victoria International ($BVIC), Chemical Asia Corporation Pte. Ltd., menjual ~721,4 juta saham BVIC dengan harga rata–rata 115 rupiah per lembar pada 27 November 2025. Total nilai transaksi mencapai ~83 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Chemical Asia Corporation Pte. Ltd. di BVIC turun dari 16,17% menjadi 12,26%.
- Pengendali Ketrosden Triasmitra ($KETR), PT Bahtera Bintang Nusantara, menjual ~32,6 juta saham KETR dengan harga rata–rata ~577 rupiah per lembar pada 28 November–2 Desember 2025. Total nilai transaksi mencapai ~18,8 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan langsung PT Bahtera Bintang Nusantara di KETR turun dari 3,88% menjadi 2,74%.
- Komisaris Utama BFI Finance Indonesia ($BFIN), Francis Lay Sioe Ho, menjual 5 juta saham BFIN dengan harga rata–rata 750 rupiah per lembar atau senilai ~3,8 miliar rupiah pada 25 November 2025. Di sisi lain, Direktur BFIN, Iwan, membeli 350.000 saham BFIN dengan harga rata–rata 750 rupiah per lembar atau senilai ~263 juta rupiah pada 1 Desember 2025. Setelah transaksi ini, porsi kepemilikan langsung Francis Lay Sioe Ho di BFIN turun dari 2,29% menjadi 2,25%, sementara porsi kepemilikan Iwan naik tetapi masih di kisaran 0,01%.
💂‍♀️ The Three Musketeers: Emas, Tembaga, dan Aluminium
“Tiga logam ini bukan hanya komoditas biasa; mereka adalah fondasi masa depan.” — VarelJoanK
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
Tahun 2026 diprediksi jadi fase emas bagi tiga logam strategis yaitu emas, tembaga, dan aluminium karena tren makro global yang longgar, pasokan tambang yang semakin ketat, serta permintaan jangka panjang dari transisi ke energi dan infrastruktur baru. Bank of America bahkan memproyeksikan harga emas bisa menembus level tinggi baru di sekitar USD 4.500–5.000 per ons, tembaga tetap defisit pasokan karena permintaan energi dan EV, dan aluminium mendapat dorongan dari kebutuhan low-carbon untuk kendaraan listrik serta infrastruktur. Ketiga logam ini disebut bukan sekadar komoditas biasa, tapi fondasi penting masa depan ekonomi dan industri global. Baca tulisan lengkapnya untuk melihat proyeksi, faktor pendukung, dan implikasinya lebih mendalam!
Disclaimer:
Konten ini ditulis oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing–masing nasabah.
Domain resmi Stockbit adalah https://stockbit.com/ dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri @Stockbit.com.
Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak–pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak–pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.

IHSG
Foreign Flow
Kurs USD/IDR
Gold
Oil
Coal
CPO
Nickel
$SMDR
$FILM
$UNVR
$ESSA
$INDY
$DSSA
$MBMA
$BBYB