IHSG 6.996 -0,07% |
Coal 330,0 0,18% |
Crude Oil 110,11 +0,93% |
Gold 1.921 -0,00% |
CPO 6.622 +2,67% |
Nickel 28.132 -10,92% |
👋 Stockbitor!
XL Axiata ($EXCL) membeli 2.805 lembar saham (~51%) Hipernet Indodata (Hypernet). Perjanjian ini ditandatangani pada 22 Maret 2022 dengan nilai transaksi sebesar 321,3 miliar rupiah. Akuisisi ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan produk yang ditawarkan oleh perseroan kepada pelanggan.
Hypernet merupakan sebuah perusahaan managed service provider dengan kapasitas layanan informasi dan teknologi yang sepenuhnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Adapun jasa yang ditawarkan Hypernet adalah layanan penyediaan serta pengelolaan sumber daya informasi dan teknologi, baik berupa software dan hardware, seperti layanan WiFi, cloud, dan cyber security.
Beberapa client Hypernet adalah Mandiri, Marriott International, Kominfo, Binus, Samsung, dan Waskita.
Dengan akuisisi ini, laporan keuangan Hypernet akan terkonsolidasi pada laporan keuangan EXCL per Q1 2022. Akibatnya, EXCL berpotensi membukukan penambahan pendapatan dan beban yang dialami oleh Hypernet. Selain itu, akun-akun pada balance sheet Hypernet akan terkonsolidasi pada balance sheet EXCL.
Dari segi operasi, akuisisi ini akan melebarkan sayap EXCL dan memperkuat posisinya dalam industri informasi dan teknologi.
Pada akhir Januari lalu, EXCL juga mengakuisisi 66,03% saham $LINK senilai 8,72 triliun rupiah (~4800 rupiah/lembar saham).
🤑 Direktur Utama BCA tambah kepemilikan di BBCA
$BBCA: Direktur Utama Bank Central Asia, Jahja Setiaatmadja, menambah kepemilikannya di BBCA sebanyak 633.005 lembar saham dengan nilai transaksi 5,1 miliar rupiah pada Rabu (23/3). Harga pembelian rata-rata berada pada level 8.060,75 rupiah per lembar saham, diatas harga pasar pada level 7.875 rupiah per lembar saham.
$CMPP: Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut saham AirAsia Indonesia dari efek pemantauan khusus. Dengan pencabutan ini, batas auto reject atas (ARA) saham CMPP akan dikembalikan ke posisi semula pada 25%, dari maksimal 10% saat masa pemantauan. BEI sebelumnya memasukkan CMPP dalam pemantauan khusus sejak 22 Februari 2022 setelah mengalami lonjakan harga hingga di-suspend sebanyak dua kali.
$ADRO: Adaro Energy Indonesia mengumumkan akan memperpanjang waktu pembelian saham kembali (buyback) senilai 4 triliun rupiah hingga 21 Juni 2022. Rencana buyback pertama kali dilakukan perseroan sejak 27 September 2021 hingga 26 Desember 2021. Kemudian, perseroan kembali memperpanjang masa buyback selama tiga bulan dari 24 Desember 2021 hingga 23 Maret 2022.
$ASSA: Adi Sarana Armada menyiapkan belanja modal sebesar 1,5 triliun rupiah untuk tahun 2022. Dana ini berasal dari pinjaman perbankan. Sebelumnya, ASSA optimistis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 30% lebih tinggi daripada tahun lalu.
$BBRI: Bank Rakyat Indonesia mendapatkan alokasi dana KUR sebesar 260 triliun rupiah, atau setara 70% dari total alokasi dana KUR yang ditetapkan pemerintah sebesar 373,17 triliun rupiah. Dari angka tersebut, 60% dari dana KUR BRI akan dikucurkan di sektor produktif.
🕷️ TPIA FY21
$TPIA: Chandra Asri Petrochemical mencatatkan rugi bersih sebesar 13,3 juta dollar, atau turun sebesar -118,6% YoY pada Q4 2021. Meskipun pendapatan naik +29,9%, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi (+57,2%) sehingga laba kotor turun sebesar -67,6% dan menyebabkan kontraksi pada seluruh margin laba TPIA.
Namun, secara kumulatif hingga Desember 2021 (12M21), laba Chandra Asri melesat +196,2% menjadi 152,1 juta dolar AS, dari untung sebesar 51,4 juta dolar AS pada 12M20. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan sebesar +42,8%, sementara beban pokok pendapatan hanya meningkat sebesar +36,2%. Hal ini menyebabkan meningkatnya margin laba TPIA, terutama margin laba kotor yang meningkat menjadi 13,4% dari 9,1% pada tahun 2020.
Pertumbuhan pendapatan didorong oleh semua lini produk petrokimia, terutama penjualan lokal polyolefin (52,3%), olefin (+29,8%) dan styrene monomer (+75,0%). (IDX)
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...
Pemerintah memperpanjang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali hingga 4 April 2022.
Gubernur The Fed, Jerome Powell, memberikan sinyal bahwa The Fed dapat mengerek suku bunga acuan hingga 0,5% pada pertemuan berikutnya di bulan Mei 2022.
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
📏 Mengukur Kinerja Saham yang Sudah Naik Tinggi
"Terakhir yang harus dipahami adalah apabila kita merasa telat hari ini, apakah tidak ada kesempatan lagi besok?"— MnRizal
Semua investor yang baru mulai berinvestasi di pasar modal pasti sering menanyakan hal ini. Apakah masih boleh membeli saham di sektor A karena hargaya sudah naik tinggi? Umumnya pertanyaan ini akan keluar apabila harga sebuah saham sudah naik sangat tinggi, sehingga menimbulkan kebingungan di kalangan investor tentang langkah yang sebaiknya diambil, apakah harus menjual sahamnya atau masih bisa dibeli untuk investasi jangka panjang? Melalui tulisannya, MnRizal memaparkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kinerja dari sebuah saham. Simak selengkapnya di sini!
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Michael Owen Kohana
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Astrid Rahadiani Putri, Bayu Santoso, Rahmanto Tyas Raharja, Theodorus Melvin, Muhammad Reza Ilham Taufani, Hendriko Gani
Copyright 2021 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam website ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi Nasabah yang menggunakan Stockbit. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan Stockbit.
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.
Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.