✨ Kinerja Moncer, Grup Astra Siap Tebar Dividen Jumbo / by Stockbit Snips

28 Februari 2023

Daily Market Performance 🚀

IHSG

6.843

-0,17%

Coal

196,5

-6,07%

Crude Oil

76,6

+1,24%

Gold

1.811

-0,32%

CPO

4.143

-0,05%

Nickel

25.303

+3,95%

👋 Stockbitor!

Astra International ($ASIImencetak laba bersih sebesar 28,9 triliun rupiah selama 2022, meningkat +43,3% YoY. Tren ini didukung oleh total pendapatan yang meningkat +29,1% YoY menjadi 301,4 triliun rupiah. Ini merupakan laba bersih dan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah ASII.

Berdasarkan segmen bisnis, pendapatan ASII berasal dari:

  • Alat berat dan pertambangan: 41%

  • Otomotif: 40% (mobil 25%, motor 8%, komponen 7%)

  • Keuangan: 9%

  • Agribisnis: 7%

  • Infrastruktur dan logistik: 2%

  • Teknologi informasi: 1%

Sejalan dengan pendapatan, segmen otomotif serta alat berat dan pertambangan menjadi penyumbang terbesar laba bersih* ASII pada tahun lalu. Segmen otomotif menyumbang laba sebesar 9,7 triliun rupiah (+33% YoY) atau setara dengan 31,9% dari total laba ASII. Sementara itu, segmen alat berat dan pertambangan berkontribusi 12,7 triliun rupiah (+107% YoY) atau setara 41,6% dari total laba bersih ASII.

Peningkatan laba bersih dari segmen otomotif sejalan dengan meningkatnya penjualan mobil nasional dan Astra, masing-masing sebesar +18% YoY dan +17% YoY menjadi 1 juta unit dan 574 ribu unit. Tren serupa juga terjadi pada penjualan motor yang mencapai 4 juta unit pada tahun lalu, meningkat +2% YoY.

Selain itu, bisnis komponen yang dijalankan oleh Astra Otoparts ($AUTO) mengalami peningkatan laba bersih sebesar +117% YoY menjadi 1,3 triliun rupiah, didorong oleh pemulihan dalam pasokan semikonduktor.

Peningkatan laba bersih segmen alat berat dan pertambangan dari United Tractors ($UNTR) didorong oleh meningkatnya penjualan Komatsu sebesar +86% YoY menjadi 5.750 unit. Selain itu, UNTR juga melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar +10% YoY menjadi 9,9 juta ton.

 *Laba bersih sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina

Key Takeaway

Dengan pencapaian ini, ASII dan UNTR berencana membagikan dividen final masing-masing sebesar 552 rupiah per saham dan 6.185 rupiah per saham. Mengacu kepada penutupan harga hari ini di level 6.100 rupiah untuk ASII dan 27.900 rupiah untuk UNTR, maka indikasi dividend yield masing-masing mencapai 9,04% dan 22,2%.

Pada tahun lalu, Grup Astra telah melakukan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan lini usaha di bidang lain. Sebagai contoh, ASII telah membeli 49,56% saham Bank Jasa Jakarta dan mengambil alih 7,45% saham Medikaloka Hermina ($HEAL). Selain itu, UNTR juga membeli saham perusahaan tambang dan smelter nikel dari Stargate senilai ~4,28 triliun rupiah serta membeli 21,61% saham Arkora Hydro ($ARKO).


Berita Korporasi

🐔 JPFA Berencana Gelar Private Placement dan Buyback

  • $JPFA:  Japfa Comfeed Indonesia berencana menggelar private placement maksimum 1,17 miliar lembar (10%) saham dengan efek dilusi 9,09%. JPFA juga berencana melakukan buyback sebanyak-banyaknya 1,5% saham dengan dana maksimum 350 miliar rupiah. Kedua rencana ini akan dibahas dalam RUPSLB pada 5 April 2023.

  • $BABP: Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae,  mengkonfirmasi adanya rencana merger antara Bank MNC Internasional dan Bank Nobu ($NOBU). Rae menyebut NOBU dan BABP telah menyampaikan rencana merger sebelum batas waktu terakhir pemenuhan ketentuan modal inti 3 triliun rupiah pada 31 Desember 2022. Sebelumnya, BABP membantah kabar ini dalam surat tanggapan ke BEI.

  • $AGII: Samator Indo Gas berencana menjual saham hasil buyback sebanyak 21,47 juta lembar saham pada 13–15 Maret 2023.

  • $BEEF: Pemegang saham terbesar di Estika Tata TiaraAsia Agri International Pte. Ltd., akan melaksanakan penawaran tender wajib setelah membeli 590 juta lembar (31,31%) saham BEEF pada 20 Februari 2023.


🕷 LPPF FY22

Berikut adalah kinerja Matahari Department Store selama tahun 2022:

  • $LPPF: Matahari Department Store mencatatkan laba bersih sebesar 329 miliar rupiah pada 4Q22, turun -30,6% YoY dari 474 miliar rupiah pada 4Q21. Pendapatan bersih turun -0,7% YoY menjadi 1,49 triliun rupiah. Selain itu, kenaikan beban usaha sebesar +36,1% YoY turut menyebabkan penurunan pada laba bersih.

    Dibandingkan dengan 3Q22 (QoQ), laba LPPF tumbuh +142,5%, didorong pendapatan yang tumbuh +23,9%, sedangkan beban usaha turun -9,1%.

    Secara kumulatif selama 2022, LPPF mencatatkan laba bersih sebesar 1,38 triliun rupiah, meningkat +51,5% YoY dari 913 miliar rupiah pada 2021. Pendapatan bersih tumbuh +15,5% YoY menjadi 6,5 triliun rupiah. Sementara itu, beban pokok pendapatan hanya naik +2,3% dan beban usaha naik +10,5% sehingga seluruh margin laba perseroan juga meningkat. Dari sisi operasional, LPPF mencatatkan pertumbuhan same store sales growth (SSSG) sebesar +20,8% YoY. (IDX)


Saham Top Gainer Hari Ini 🔥

$BABP

+13,19%

$ASII

+5,17%

$UNTR

+10,82%

$ASSA

+4,64%

Saham Top Loser Hari Ini 🤕

$MAPI

-5,03%

$EXCL

-3,69%

$CPIN

-4,44%

$BBRI

-2,91%

Performa Sektor Hari Ini 📊


Berita Lainnya

🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa Pertamina Hulu Energi (PHE) akan menyerahkan dokumen yang dibutuhkan untuk IPO pada Maret 2023. Sebelumnya, PHE tidak memberikan target waktu IPO secara spesifik. Reuters melaporkan bahwa PHE akan melepas 10–15% saham dengan target dana 2 miliar dolar AS.

  • Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa PT Amman Mineral Internasional telah melakukan pendaftaran dokumen pernyataan IPO ke OJK. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Amman akan IPO pada 1H23 dengan target dana hingga 1 miliar dolar AS.

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani membekukan izin kantor akuntan publik (KAPNunu Nurdiyamanaudit partners Crowe Indonesia. OJK juga membatalkan surat tanda terdaftar KAP tersebutPembatalan ini disebabkan oleh kasus gagal bayar Wanaartha Life.


🌱 Pertamina Geothermal Energy ($PGEO): an Attractive Proxy to Green Energy? 

Pertamina Geothermal Energy ($PGEO) akhirnya melantai di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (24/2) dengan harga IPO sebesar Rp875/saham. Dengan raihan dana sebesar 9,06 triliun rupiah, IPO saham PGEO merupakan yang terbesar ke-5 dalam sejarah bursa saham Indonesia.

PGEO sendiri merupakan pemegang hak panas bumi terbesar di Indonesia. Jika dilihat dari kacamata valuasi PBV 1,32x saat IPO, valuasi PGEO lebih murah dibandingkan Star Energy Group Holdings Pte. Ltd., anak usaha Barito Pacific ($BRPT) di bidang PLTP. Di sisi lain, harga saham PGEO terus turun hingga -8,57% dalam 3 hari awal melantai di bursa.

Lantas, bagaimana prospek anak usaha Pertamina ini ke depannya? Simak selengkapnya dalam analisis ringkas berikut ini.


Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

👀 Mencermati Seluk Beluk Carbon Trading, Akankah Jadi The Next Investors' Darling?

Photo by: Stockbit

“Jika berkaca dari studi McKinsey tentang seberapa ‘rapi’ nya roadmap untuk mencapai Net Zero Emission (NZE), maka saya cukup yakin bahwa Carbon Trading bukan hanya sekadar katalis jangka pendek" — SYANNE1996

Carbon Trading alias Perdagangan Karbon memang bukan lagi menjadi wacana di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari keputusan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi meluncurkan aturan tentang Perdagangan Karbon Subsektor Tenaga Listrik (PLN) per tanggal 22 Februari 2023. Sebenarnya apa sih yang dimaksud Carbon Trading? Bisnis hingga emiten apa saja sih yang berpotensi diuntungkan dari hal ini? Baca ulasan selengkapnya pada tulisan berikut ini!


Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.


Penulis: Michael Owen Kohana

Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Rahmanto Tyas Raharja, Syanne Gracetine, Astrid Rahadiani Putri, Theodorus Melvin, Aulia Rahman Nugraha, Anggaraksa Arismunandar, Bayu Santoso, Hendriko Gani

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved. 

Disclaimer: 

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.