Kilasan Market Outlook 2023 dari Fund Managers & Stockbitor / by CRM Team

Tahun 2022 akan berakhir dalam hitungan hari, investor pada umumnya sudah menyiapkan strategi investasi untuk menghadapi market di tahun depan. Stockbit telah menggelar event "Market Outlook 2023: Fund Managers Answer" serta video Stockbit Talk Eps.20 dan Stockbit Talk Eps 21 yang dapat memberikan insights dan ide strategi investasi bagi investor. 

Stockbit mengundang beberapa orang dari Manajer Investasi (MI) dan Stockbitor untuk membagikan pandangan mereka mengenai market outlook 2023. Mau tahu sektor apa saja yang menurut mereka berpotensi menarik dan tidak menarik di 2023? Simak ulasannya berikut ini!

1. Kartika Sutandi, CFA (Tjoe Ay) | Partner & CMO - Jarvis Asset Management

Flashback 2022

  • Banyak hal yang tidak bisa diprediksi, mulai dari konflik geopolitik Rusia-Ukraina serta sentimen kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS The Fed.

Market Outlook 2023

  • Cenderung balanced dan berhati-hati.

  • Tahun 2023 adalah tahun jelang pemilu 2024, dimana ada risiko dari noise of politics

  • Selain itu, keadaan suku bunga tinggi menyebabkan strategi bottom up (stock picking) lebih diperlukan. Sehingga, tidak bisa fokus di suatu sektor seperti di beberapa tahun belakang.

  • Tema pada 2023 adalah mencari yield dan cushion.

Sektor Menarik Pilihan di 2023

  • Perbankan

Mencari bank dengan dividend yield dan earnings growth yang tinggi. Tjoe ay memilih saham $BBRI karena memiliki yield yang tinggi, dan $BBCA karena memiliki Loan-to-Deposit Ratio (LDR) yang masih rendah sehingga memiliki ruang untuk membukukan loan growth.

  • Retailer

Untuk soft commodity, bisa ada potensi kenaikan harga karena kekurangan pupuk yang terjadi tahun ini. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan beban pokok untuk sektor consumer. Sehingga, Tjoe Ay lebih prefer sektor retailer dan memilih retailer online, yaitu $BELI karena target segmen yang high-end (lebih resilien) dan memiliki tiket.com yang dapat berpotensi meraih keuntungan dari reopening travelling pada 2023.

  • Metal (Logam) - Aluminium

Karena tren EV (electric vehicles), dimana di sisi nikel dan baterai sudah banyak pemain atau kompetitornya. Namun, aluminium cenderung tidak ada kompetisi. Tjoe ay memilih $ADMR karena cenderung ‘monopoli’ di sektor ini.

  • Properti - Rental Yield

Saham di sektor properti yang memiliki rental yield mungkin menarik. Jika suku bunga telah mencapai puncaknya, saham di sektor properti tipe ini akan lebih diuntungkan dibandingkan saham di sektor properti yang jualan tanah. Namun, tetap perlu selektif untuk masuk di sektor ini.

Sektor yang Dihindari di 2023

  • Konstruksi - Infrastruktur
    “Skip. Forget it” -Tjoe Ay

2. Rizki Ardhi, CFA | Sr Equity Fund Manager - Eastspring Investments Indonesia

Flashback 2022

  • Banyak sekali perubahan di 2022. Contohnya, tahun lalu saham di sektor teknologi dan bank digital sangat diminati. Namun, saat ini turun cukup banyak hingga kesulitan untuk menggalang dana. Selain itu, sektor batu bara juga dari yang tidak diminati, menjadi salah satu sektor yang performanya gemilang saat ini.

  • Situasi terjadi perubahan begitu cepat. Realita Zero Interest-Rate Policy (suku bunga rendah) ada batasnya dan berbalik arah menjadi inflasi. 

  • Fund performer (MI), cenderung melakukan diversifikasi termasuk ke Big Cap” -Rizki

Market Outlook 2023

  • Rizki cukup optimis dan positif, didorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

  • Ekonomi akan lebih lemah, terutama di negara G10. Namun, ekonomi negara berkembang kemungkinan akan berakselerasi.

  • Less inflation: tahun depan narasi dapat berubah cepat, dari 2022 yang fokus terhadap inflasi tinggi, menjadi disinflasi. Jika ini terjadi, dapat membuka ruang bagi bank sentral (termasuk BI) untuk tidak membatasi pertumbuhan.

  • Risiko: IHSG dan rupiah sudah outperform signifikan, sehingga risiko rotasi dapat terjadi. Namun, pasar saham berkorelasi positif terhadap pertumbuhan laba, dan diproyeksikan pertumbuhan laba pada 2023 masih akan bertumbuh karena adanya stabilitas makroekonomi.

Sektor Menarik Pilihan di 2023

  • Perbankan
    Didorong potensi peningkatan permintaan pinjaman untuk Capex dan modal kerja. Pertumbuhan pinjaman diestimasi akan double digit. LDR atau tingkat likuiditas perbankan masih baik, sehingga masih banyak ruang untuk meningkatkan kredit.

  • Consumer
    Didorong potensi perbaikan daya beli oleh masyarakat dan employment. Selain itu, banyak perusahaan consumer tahun 2022 sudah menaikan harga, tetapi harga bahan baku sudah turun. Hal ini memberikan peluang peningkatan margin laba di tahun 2023. Tapi tetap harus melihat competitive advantages tiap-tiap company.

  • Telekomunikasi
    Ada tren perbaikan Average Revenue Per User (ARPU), sehingga ada kemungkinan peningkatan profitabilitas.

  • Energi & pendukungnya
    Harga energi (minyak dan batu bara) diprediksi akan normalized (turun). Tapi, tetap akan di level yang cukup baik. Sehingga cash return/free cash flow yield dari perusahaan energi masih dapat cukup tinggi. Namun, sektor ini berpotensi tetap volatile. Perusahaan pendukung di sektor ini juga berpotensi diuntungkan.

Sektor yang Dihindari di 2023

  • Properti
    Tidak terlalu positif karena kondisi tingkat suku bunga naik dan inflasi tinggi, sehingga daya beli untuk membeli barang-barang yang mahal biasanya agak tertahan. Selain itu, sektor ini sudah mendapat keuntungan dari diskon pajak (VAT), sehingga ada kemungkinan presales akan normalized.

  • Konstruksi - Infrastruktur
    Pembangunan telah masif di 10 tahun ke belakang, cycle-nya sudah lewat. Sekarang sektor ini di tahap normalisasi, sehingga kemungkinan tidak ada pertumbuhan signifikan. Perusahaan di sektor ini juga sedang fokus deleveraging.

3. Augustinus Gerald W., CFA, FRM | Fund Manager - Trimegah Asset Management

Market Outlook 2023

  • Kalau di market global, sudah ada ekspektasi akan ada resesi

  • Kalau di market Indonesia, trade balance (neraca dagang) selalu membukukan surplus selama setahun belakangan ini, karena tingginya harga komoditas. Sehingga, Indonesia berpotensi tidak terlalu gelap, atau remang-remang. Memang tidak terang sekali, tapi bisa memproteksi Indonesia dari kegelapan.

  • Apabila harga komoditas masih bisa bertahan di level baik ke depannya, sepertinya susah untuk Indonesia masuk ke dalam resesi.

Sentimen Menjelang Pemilu

  • Biasanya perputaran uang lebih cepat menjelang Pemilu.

  • Social spending (non-Covid)  sudah ada peningkatan signifikan.

  • Kepala daerah yang habis masa jabatan pada 2023 akan diganti oleh orang-orang dari Mendagri. APBD dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan.

Sektor Menarik Pilihan di 2023

  • Perbankan

    Sebagai contoh $BBCA, loan growth guidance tahun depan double digit. Ditambah LDR masih kecil, potensinya besar.

  • Consumer

    Berpotensi diuntungkan menjelang pemilu, seperti dari bansos dan social spending. Sektor consumer juga sudah mulai menaikkan harga, tapi Cost of Good Solds (COGS) masih terkena kenaikan harga komoditas. Jika harga komoditas turun di tahun depan, dan harga tetap di level tinggi, profitabilitas / profit margin bisa meningkat.

  • Semen

Pekerjaan konstruksi yang belum diselesaikan berpotensi meningkatkan demand di sektor semen. Apabila ibukota baru mulai dibuat, juga ada tambahan. Tahun 2022 sudah menaikan harga jual.

  • Metal Mining (Nickel & Copper)

Jika China reopening secara cepat, permintaan dari komoditas logam berpotensi meningkat. Komoditas logam berkaitan erat dengan pertumbuhan. Ekonomi China berpotensi jadi lokomotif pertumbuhan. Beberapa contohnya adalah nikel, tembaga, dan besi & baja.

*Perbankan dan Consumer lebih favorable.

Sektor yang Dihindari di 2023

  • Energi - Batu bara
    Tahun 2022 kenaikannya masif. Kemungkinan demand di tahun depan tidak setinggi di tahun ini. Menunggu titik ekuilibrium yang sesuai dengan supply-demand. Mungkin akan ada pergerakan market untuk adjust terhadap titik ekuilibrium tersebut. Setelah itu, baru analisis kembali terutama mengenai dividen.

4. Thomas William | Stockbitor - Thowilz

Market Outlook 2023

  • Kalau dilihat dari sudut pandang neraca perdagangan Indonesia, 2023 diprediksi akan melemah.

  • Kalau dari sudut pandang investasi, Thowilz tidak sependapat dengan fear resesi yang saat ini sering digaungkan seperti kinerja emiten berguguran, harga saham turun, dsb. Hal ini terutama karena neraca perdagangan sedang sangat bagus, sejak Mei 2020 selalu surplus. Selain itu, inflasi Indonesia di bawah inflasi Amerika dan Eropa (Jerman), tidak setinggi negara barat.

  • Risiko: Ada peningkatan harga pangan yang signifikan, dan lonjakan harga bahan bakar, sehingga menjadi masalah temporer yang dihadapi. Hal ini menyebabkan peningkatan beban produksi dan logistik. Sedangkan ruang bagi produsen untuk meningkatkan harga cenderung terbatas yang menyebabkan penurunan profitabilitas.

  • Harga komoditas diekpektasi tidak bisa naik lebih tinggi lagi, namun tidak akan ‘hancur’, masih di angka yang cukup baik.

  • Penyaluran kredit bank meningkat, investasi dari luar negeri meningkat pesat, dan wisatawan mancanegara juga meningkat pesat. Sehingga, dari data makroekonomi, tidak ada indikator yang menunjukkan ekonomi Indonesia akan buruk di 2023.

Sentimen Menjelang Pemilu

  • Meskipun data perekonomian membaik, namun consumer spending belum kembali mencapai level 2019. Masih ada potensi pertumbuhan, bahkan melebihi 2019.

  • Kalau pemilu, biasanya ada bagi-bagi bantuan dan sembako, sehingga spending akan bertambah, dan ekonomi lebih bergairah.

  • Melihat historis IHSG saat Pemilu, dapat disimpulkan ada korelasi positif antara pemilu dengan pergerakan IHSG

    • 2004: IHSG naik +44,8%

    • 2009: IHSG naik +86%

    • 2014: IHSG naik +21,4%

    • 2019: IHSG naik +1,38%

  • Karena pemilu membutuhkan uang, tidak heran juga kalau ada emiten yang berafiliasi dengan konglomerat dan atau tokoh politik, mungkin berpotensi punya aksi korporasi yang ‘menarik’.

Sektor Menarik Pilihan di 2023 

  • Perbankan
    Didukung pertumbuhan kredit bagus dan juga suku bunga cenderung rendah. Berdasar data historis, biasanya selisih suku bunga bank BI dengan FED rata-rata di 3,5%. Saat ini, cuma selisih 1%.

  • Consumer
    Didorong sentimen pemilu dan social spending.

  • Otomotif & penunjangnya
    Didukung data penjualan otomotif meningkat luar biasa. Perusahaan pendukung otomotif seperti spare parts atau suku cadang juga menarik.

  • Supporting oil (penunjang perminyakan)
    Siklus sektor minyak lebih panjang. Sektor seperti kapal penunjang minyak dapat diuntungkan karena investasi di hulu sektor ini masih besar.

Sektor yang Dihindari di 2023

Sektor yang berkaitan dengan ekspor, dimana ekspor Indonesia mayoritas ke China, US, dan Jepang.

  • Kayu & Karet

  • Besi & Baja

  • Energi - Batu Bara
    Penurunan harga komoditas akan berdampak pada penurunan laba. Walaupun tetap masih baik, namun berpotensi ada penurunan.


Kesimpulan

Walaupun ada kesamaan dan perbedaan strategi dalam menghadapi 2023, fund managers cenderung lebih optimis dalam market outlook 2023. 

Meskipun menjanjikan, perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua saham dari sektor yang disebutkan dapat menjadi pilihan ataupun mesti dihindari. Selain itu, investor juga perlu untuk tetap memerhatikan kondisi dan perkembangan pasar, karena sentimen dan asumsi dapat berubah.

Ingin mendengarkan penjelasan selengkapnya? 

Market Outlook 2023 : Fund Managers Answer

Winter is Coming! Saham Batu Bara Masih Manggung? | Stockbit Talk Eps. 20

2023 Indonesia Terang? Sektor Saham yang Perlu Dipantau | Stockbit Talk Eps. 21 

Disclaimer: Penyebutan saham hanya sebagai contoh, bukan sebagai rekomendasi beli/jual dari saham yang disebutkan. Always do your own research.