Pada artikel bagian pertama telah dijelaskan pengertian, perhitungan, hingga risiko Right Issue. Lantas bagaimana simulasinya? Simak penjelasannya di sini!
Simulasi Untung dari Right Issue
PT ABCD melakukan right issue dengan rasio 5:1 dengan harga tebus Rp100 per lembar. Sementara, salah satu investor lama bernama Popo memiliki 15 ribu lembar saham di PT ABCD.
Lalu, ia menggunakan seluruh haknya untuk membeli saham right issue dengan rasio 5:1. Artinya, Popo mendapatkan hak untuk membeli saham baru PT ABCD sebanyak 3 ribu lembar saham. Jika hak tersebut ditebus, maka total saham Popo di PT ABCD menjadi 18 ribu lembar saham.
Misalnya, harga tebus right issue yang ditetapkan sebesar Rp100 per lembar, lebih rendah dibandingkan harga saham PT ABCD di pasar seharga Rp500 per lembar. Maka Popo dapat menebus hingga mendapatkan saham baru dengan harga lebih rendah dari harga pasar.
Jika ke depannya harga saham PT ABCD naik, maka keuntungan Popo akan semakin tinggi karena jumlah lembar saham yang dimiliki juga naik akibat menebus right issue.
Simulasi Rugi Akibat Dilusi jika Tak Tebus Saham Right Issue
PT ABCD memutuskan untuk menambah 60% modal baru untuk perusahaan, dengan melakukan right issue 5:3. Hal ini akan menambah lembar saham yang akan diterbitkan.
Misalnya, total lembar saham perusahaan saat ini 1.000 lembar. Dengan menambah 60% modal baru (right issue 5:3), maka total saham akan menjadi 1.600 lembar.
Sebagai contoh, saat ini Cici memiliki 300 lembar saham (30%), sehingga akan mendapatkan 180 right atau hak untuk menebus saham baru. Namun, Cici tidak punya dana lebih sehingga ia tak menyetor modal baru untuk menebus haknya.
Alhasil, saham Cici terdilusi dari 300 lembar setara dengan 30% sebelum right issue, menjadi 300 lembar : 1.600 lembar = 19% karena tidak menebus right issue. Ini lah yang disebut sebagai dilusi akibat tidak menebus right issue.
Ingin coba membeli saham right issue? Kamu bisa lihat jadwalnya di aplikasi Stockbit.