Harga saham adalah harga suatu saham yang berlaku pada saat tertentu sesuai dengan permintaan dan penawaran di pasar modal. Lalu apa saja faktor yang mempengaruhi harga saham?
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan penyertaan modal dan kepemilikan seseorang, pemerintah, swasta, atau pihak lainnya terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Memiliki saham perseroan berarti berhak atas sebagian atau keseluruhan pendapatan dan aset perusahaan tersebut tergantung dari jumlah saham yang dipegang.
Selain itu, pemegang saham juga berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memberikan suara terkait kebijakan umum perseroan di masa depan.
Seperti yang kamu tahu, harga saham dari perseroan terbuka yang diperdagangkan di pasar modal sangat fluktuatif. Kadang naik dan kadang turun tergantung dari sejumlah faktor.
Di artikel ini kamu akan belajar tentang beberapa faktor yang umum mempengaruhi harga saham dan alasannya.
Faktor yang mempengaruhi harga saham
Secara umum, faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal maksudnya adalah faktor yang berasal dari kondisi perusahaan yang sahamnya kita beli. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari kondisi yang tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan.
Apa saja? Simak di bawah ini.
Faktor internal
Fundamental perusahaan
Salah satu faktor yang menyebabkan harga saham naik dan turun adalah fundamental perusahaan. Hal ini meliputi kinerja perusahaan secara keseluruhan yang dapat kita lihat di laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki fundamental baik biasanya akan memiliki tren harga saham yang naik dan begitupun sebaliknya.
Walau begitu, jangan jadikan ini sebagai patokan utama. Soalnya terkadang ada juga perusahaan yang memiliki fundamental baik di BEI tapi justru memiliki tren harga saham turun yang umumnya diakibatkan oleh faktor eksternal.
Proyeksi kinerja masa depan perusahaan
Harga saham juga dapat dipengaruhi oleh proyeksi investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Jika investor menganggap suatu perusahaan akan berkinerja baik dalam beberapa tahun ke depan, maka saham tersebut bisa memiliki tren naik, sekalipun saat ini kondisi fundamentalnya tidak sehat atau cenderung merugi. Begitu pula sebaliknya.
Investor punya banyak cara dalam menemukan perusahaan dengan proyeksi kinerja baik di masa depan. Misal dengan menganalisa kondisi ekonomi makro global dan dalam negeri, ataupun tren industri, serta lewat analisa laporan keuangan perusahaan.
Kebijakan Perusahaan
Kebijakan perusahaan juga dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham di pasar modal. Beberapa contoh kebijakan perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah akuisisi, merger dengan perusahaan lain, menerbitkan saham baru (right issue), serta divestasi.
Faktor eksternal
Faktor psikologi investor
Meskipun sudah ada teknik dan cara menganalisa harga saham secara rasional, pada kenyataannya aksi jual/beli saham yang dilakukan investor lebih sering dipengaruhi oleh psikologi ketimbang logika. Salah satu contoh fenomena di bursa saham yang disebabkan oleh faktor ini adalah Panic Selling.
Panic Selling adalah kondisi dimana investor saham ramai-ramai menjual sahamnya karena panik usai mendengar rumor atau berita tertentu yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Secara umum, faktor psikologi investor dapat membuat saham perusahaan dengan fundamental baik mengalami koreksi sangat dalam, dan sebaliknya menyebabkan harga saham perusahaan dengan fundamental buruk naik signifikan bahkan sampai ARA (auto reject atas).
Rumor dan spekulasi
Dalam dunia investasi, dikenal istilah “Buy the rumour, sell the news”. Istilah ini merujuk pada perilaku investor yang melakukan pembelian suatu aset saham tertentu ketika muncul rumor dan spekulasi berkaitan dengan perusahaan tersebut sehingga membuat harga sahamnya naik lalu menjual sahamnya kembali ketika berita atau informasi validnya terbit.
Kondisi ekonomi makro
Kondisi ekonomi makro seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, nilai tukar mata uang, hingga kebijakan naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham.
Sebagai contoh, ketika Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan, maka ini dapat menyebabkan investor memindahkan asetnya ke instrumen obligasi untuk mencari keuntungan kupon bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, ini membuat harga saham di bursa secara keseluruhan mengalami penurunan.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat menyebabkan fluktuasi harga saham di bursa sekalipun regulasi tersebut masih berupa wacana. Beberapa contoh kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi harga saham antara lain kebijakan ekspor impor, regulasi pajak, cukai rokok, pengesahan undang-undang baru, dan lain sebagainya.
Manipulasi bandar
Suka tidak suka, pergerakan harga saham di pasar modal juga dapat dipengaruhi oleh pihak bandar. Ini adalah pihak yang memiliki modal besar (umumnya perusahaan) yang mencoba untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek secara cepat.
Caranya ialah dengan membeli saham dalam jumlah banyak untuk mengerek harga saham naik, lalu menjualnya ketika harga saham tersebut telah mencapai target harga yang ditentukan sebelumnya. Kamu bisa menggunakan fitur Bandar Detector di aplikasi Stockbit untuk melihat apakah saham favoritmu memiliki tanda-tanda sedang dibeli ataupun dijual oleh bandar.
Jadi, itulah beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham yang perlu kamu tahu agar lebih bijak lagi dalam berinvestasi saham. Perdalam pengetahuan kamu tentang investasi saham dengan bergabung di komunitas Stockbit. Download aplikasinya sekarang di Google Play atau App Store!