Saham merupakan instrumen investasi dengan potensi keuntungan tinggi dan risiko yang tinggi pula. Karena itu, investor perlu teliti dan memperhatikan beberapa hal sebelum berinvestasi saham agar tidak salah dalam mengambil keputusan investasi. Lalu, apa saja hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham? Simak berikut ini.
1. Profil risiko
Profil risiko mengacu pada tingkat toleransi seseorang terhadap risiko yang muncul dari kegiatan investasi. Profil risiko diperoleh berdasarkan analisis terhadap berbagai faktor yang sangat personal seperti usia, tujuan investasi, dan kondisi keuangan seseorang.
Secara umum, profil risiko investasi terbagi atas tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Orang dengan profil risiko konservatif menandakan bahwa mereka kurang nyaman dalam mengambil risiko, sehingga mungkin lebih cocok berinvestasi pada instrumen selain saham dengan tingkat risiko rendah seperti deposito dan reksadana pasar uang.
Profil risiko moderat berarti investor cukup percaya diri dalam mengambil risiko tinggi sehingga dapat berinvestasi pada obligasi dan saham-saham dengan tingkat volatilitas harga sedang seperti saham blue chip dan saham pertumbuhan (growth stock).
Sementara tipe investor agresif umumnya lebih bersedia mengambil risiko tinggi demi potensi keuntungan yang tinggi pola. Investor tipe ini dapat berinvestasi pada saham-saham atau instrumen investasi dengan tingkat volatilitas tinggi, seperti saham third liner atau saham gorengan, saham IPO, dan bahkan berinvestasi pada instrumen mata uang kripto.
2. Menentukan tujuan dan jangka waktu investasi
Menentukan tujuan dan jangka waktu investasi adalah hal yang penting dilakukan sebelum kamu mulai berinvestasi. Hal ini supaya kamu dapat memilih instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan horizon investasi kamu.
Contoh, kalau tujuan kamu adalah untuk mengumpulkan dana beli gadget dalam kurun waktu 1-2 tahun, maka mungkin lebih baik kamu berinvestasi di instrumen seperti reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap dengan risiko yang relatif rendah. Sebaliknya, jika tujuan kamu adalah jangka panjang seperti dana pensiun, maka saham dapat menjadi pilihan yang tepat karena berpotensi mengalami kenaikan harga signifikan dalam jangka panjang.
3. Belajar cara analisa saham
Tidak semua saham yang ada di bursa efek Indonesia (BEI) layak dibeli. Sebagian justru harus dihindari karena dapat berisiko menyebabkan kerugian yang besar. Untuk mengetahui mana saham yang layak dibeli dan tidak, kamu perlu belajar bagaimana cara menganalisa saham dengan benar.
Secara umum, ada dua cara dalam menganalisa saham, yaitu analisa saham secara fundamental dan teknikal. Analisa secara fundamental maksudnya kamu menganalisa kinerja emiten dibalik suatu saham dengan melihat laporan keuangannya, tren industri kedepannya, dan good corporate governance.
Sedangkan analisa teknikal merupakan jenis analisa yang mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham di masa depan melalui pengamatan pada sinyal dan pola-pola yang terbentuk pada grafik pergerakan harga saham.
4. Memiliki trading plan
Salah satu kesalahan investor dan trader saham pemula ketika mulai investasi saham adalah tidak memiliki rencana investasi yang jelas. Tidak tahu saham apa yang akan dibeli, di harga berapa membelinya, dan kapan harus menjual sahamnya untuk merealisasikan keuntungan (take profit) atau meminimalisir kerugian (cut loss).
Karena tidak tahu apa yang dilakukan dan kenapa mereka melakukan hal tersebut, seringkali trader pemula ini malah berujung menggantungkan keputusan beli/jual saham mereka kepada orang lain. Entah itu analyst, influencer, atau bahkan orang asing di internet yang sama sekali tidak dikenal. Padahal, belum tentu rekomendasi sahamnya bagus dan bisa saja malah merugi.
Untuk itu, alih-alih mengikuti orang lain dalam mengambil keputusan trading, jauh lebih disarankan kamu belajar cara membuat trading plan sendiri. Kamu bisa mulai dengan menyeleksi saham seperti apa yang akan kamu beli berdasarkan kriteria tertentu yang sudah ditentukan. Lalu dari situ tentukan kapan kamu harus membeli dan menjual sahamnya berdasarkan hasil analisa fundamental atau teknikal yang dilakukan.
5. Memilih sekuritas yang tepat
Investasi saham di BEI hanya bisa dilakukan melalui perantara sekuritas atau broker saham. Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 100 sekuritas yang telah mendapat izin dari OJK sebagai perantara perdagangan saham. Kamu dapat memilih satu atau beberapa diantaranya yang menawarkan pelayanan terbaik sebagai sekuritas kamu.
Dalam memilih sekuritas, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Dua diantaranya adalah biaya trading dan kelengkapan fitur. Idealnya, sekuritas yang bagus adalah sekuritas yang menerapkan biaya trading murah serta memiliki fitur lengkap yang bisa membantu kamu untuk melakukan analisa saham dengan lebih mudah.
Stockbit adalah salah satu contoh perusahaan sekuritas resmi di Indonesia yang bisa kamu pilih sebagai tempat untuk berinvestasi saham. Investasi saham di Stockbit tidak ada minimal deposit dengan biaya transaksi yang kompetitif.
Investasi saham di Stockbit mudah karena bisa dilakukan secara online melalui aplikasi di smartphone. Selain itu, melalui Stockbit, kamu juga bisa menemukan saham potensial dengan lebih efektif dan cepat menggunakan fitur screener yang akan menyeleksi saham di bursa efek secara otomatis sesuai dengan kriteria tertentu yang sudah kamu tentukan.
Investasi Saham Dengan Fitur Unggulan Stockbit
Berbicara mengenai pasar modal tentu tidak akan terlepas dari salah satu instrumen investasi yang satu ini, yaitu saham. Nah, dalam memilih saham yang tepat bagi investasinya, tentu seorang investor harus memiliki kemampuan menganalisa. Untuk itu Stockbit memberikan beberapa fitur Screener yang berfungsi memudahkan investor menemukan saham sesuai kriterianya.
Selain itu Stockbit juga memberikan kumpulan saham favorit para pengguna Stockbit atau disebut juga dengan Stockbitor. Ada juga Company Summary yang berada dalam menu Keystats yang berisi berbagai macam rasio untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan.
Jika ingin mengetahui kondisi keuangan terdapat juga fitur Financials yang berisi laporan keuangan sperti income statement, balance sheet, cash flow dan lain sebagainya. Ada juga investor yang suka analisa dengan membandingkan beberapa perusahaan dalam industri yang sama. Tenang, Stockbit juga menyediakan fitur untuk analisa ini, yaitu melalui fitur Comparison.
Bagaimana? Cukup lengkap bukan fitur yang Stockbit sediakan untuk menunjang kegiatan analisa saham para investor. Tidak hanya itu, stockbit juga memiliki fitur yang berguna sebagai media belajar para investor pemula, yaitu Stockbit Academy. Jadi tunggu apa lagi, segera gunakan Stockbit dan mulai berinvestasi saham untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan.