7 Daftar Perusahaan Saham Emas di Bursa Efek Indonesia / by Asep Irwan Gunawan

Emas merupakan salah satu sumber daya mineral yang turut diproduksi di Indonesia yang memiliki kadar kemurnian tinggi. Pada tahun 2020, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi emas mencapai 130 ton.

Jumlah produksi ini turun hingga 6,47% pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 139 ton. Sedangkan di tahun 2018, produksi emas juga mengalami penurunan hanya sebesar 68,45 ton. Sehingga tahun 2019, merupakan produksi emas tertinggi Indonesia.

7 Daftar Perusahaan Saham Emas di Bursa Efek Indonesia

Ada banyak perusahaan pertambangan emas yang dikelola oleh perusahaan publik. Jika dilihat dari laman Bursa Efek Indonesia, setidaknya tercatat 7 emiten emas di Indonesia. Berikut ini daftar perusahaan saham emas di Indonesia:

  1. PT Aneka Tambang Tbk - ANTM

  2. PT Merdeka Copper Gold Tbk - MDKA

  3. PT Medco Energi Tbk - MEDC

  4. PT United Tractors Tbk - UNTR

  5. PT J Resources Asia Pasifik - PSAB

  6. PT Bumi Resources Minerals - BRMS

  7. PT Archi Indonesia Tbk - ARCI

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)

ANTAM, anggota MIND ID (Mining Industry Indonesia), Holding Industri Pertambangan BUMN adalah perusahaan pertambangan dan logam yang terintegrasi secara vertikal, berorientasi ekspor, dan terdiversifikasi.

Dengan operasi yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia yang kaya mineral, ANTAM melakukan semua kegiatan mulai dari eksplorasi, penggalian, pengolahan hingga pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan batubara.

Jasa utama ANTAM yaitu pemurnian logam mulia dan geologi. Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan menurunkan biaya dengan tujuan untuk menguntungkan dan memperluas operasi secara berkelanjutan.

ANTAM memperoleh kinerja pertumbuhan positif pada segmen nikel selama tahun 2021. 

Tercatat produksi feronikel unaudited ANTAM mencapai 25.818 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan unaudited yang mencapai 25.992 TNi.

Sedangkan pada produksi bijih nikel unaudited ANTAM mencapai 11,01 juta wet metric ton (wmt) yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik.

Sehingga penjualan bijih nikel unaudited mencapai 7,64 juta wmt. Penjualan ini meningkat 132% dibandingkan hasil penjualan tahun 2020, yaitu sebanyak 3,30 wmt.

Dari sisi laba bersih, pada tahun 2021 ANTM tercatat berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,86 triliun meningkat 63% dibandingkan periode sebelumnya.

Selain kenaikan laba bersih, selama periode 2021 perusahaan ini juga sempat satu kali membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp402,27 miliar atau setara dengan Rp16,73994 per lembar saham.

Dividen tersebut berasal dari 35% laba bersih perseroan tahun 2020 yang totalnya sebesar Rp1,149 triliun.

Tertarik beli saham ANTAM ini?

2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

PT Merdeka Copper Gold Tbk merupakan perusahaan milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno yang bergerak di bidang usaha pertambangan. Sebagai perusahaan induk, MDKA memiliki sejumlah anak perusahaan yang sama-sama bergerak dalam kegiatan eksplorasi dan produksi emas, perak, tembaga, dan mineral lainnya, serta layanan pertambangan.

Berdasarkan informasi dari situs resminya, per 28 Februari 2022 total ada 27 anak perusahaan yang terafiliasi di bawah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Anak-anak perusahaan tersebut mulai dari PT Bumi Suksesindo (BSI), PT Damai Suksesindo (DSI), PT Merdeka Mining Servis (MMS), PT Batutua Tembaga Raya (BTR), PT Pani Bersama Tambang (PBT), PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS), hingga PT Andalan Bersama Investama (ABI) yang baru saja resmi diambil alih 50,1% sahamnya pada 4 Maret 2022.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2021, total aset yang dimiliki PT Merdeka Copper Gold mencapai Rp18,25 triliun atau meningkat 41,25% dari total aset tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,92 triliun. Adapun yang menjadi aset utama perusahaan ini adalah yaitu proyek pertambangan pada tujuh bukit yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. 

Selain mencatatkan kenaikan aset, dari sisi laba bersih, perusahaan juga berhasil mengalami peningkatan tipis sebesar 2.5% dari sebelumnya Rp503 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp516 miliar di periode 2021.

Hingga sekarang, meskipun dengan kinerja keuangan stabil, MDKA belum pernah sekalipun melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham.

Hal ini tentu patut dijadikan pertimbangan bagi Anda yang ingin membeli saham MDKA untuk investasi jangka panjang. 

3. PT Medco Energi Tbk (MEDC)

PT Medco Energi International Tbk atau MEDC merupakan perusahaan yang berfokus pada eksplorasi serta produksi minyak dan gas. Aktivitas ini dimulai saat Medco Energi mengakuisisi kontrak eksplorasi produksi Tesoro di Kalimantan Timur pada tahun 1992 serta mengambil alih 100% saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon dan Mobil oil pada 1995.

Hingga kuartal III/2021, perusahaan ini mengalami kinerja yang lebih baik dengan perolehan laba bersih sebesar US$56 juta atau setara dengan 804,44 miliar (asumsi kurs Rp14.365 per US$).

Sedangkan produksi minyak dan gas mencapai 93 mboepd, turun 7% dari 9M-2020 menyusul perpanjangan waktu henti pada kuartal kedua dan rendahnya permintaan gas domestik selama lockdown ekonomi di Indonesia.

Selain itu, biaya produksi minyak dan gas juga mencapai US$9,3 per-boe.

Berdasarkan laporan neraca perusahaan sampai akhir September 2021, PT Medco Energi International Tbk (MEDC) memiliki total aset sebesar Rp75,61 triliun dengan jumlah liabilitas/hutang mencapai Rp57,92 triliun atau 76,6% dari aset perusahaan. Sementara, untuk ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp17,68 triliun.

4. PT United Tractors Tbk (UNTR)

United Tractors merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (“Astra”), salah satu grup usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia dengan jaringan layanan menjangkau berbagai industri dan sektor.

Saat ini, United Tractors telah berkembang menjadi salah satu pemain utama di sektor dan industri dalam negeri, melalui lima pilar bisnis, yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan, industri konstruksi, dan energi.

Perusahaan ini berhasil mendapatkan penghargaan selama 8 tahun berturut-turut. Di antaranya sebagai Most Powerful and Valuable Company Award 2014, Sustainability Report Award 2015, Most Valuable Brand Award 2016, Top CSR Awards 2017, PROPER 2018, PKM Awards 2019, Apresiasi Pendidikan Vokasi Kepala Dunia Usaha Dunia Industri (DU/DI) 2020, dan Penghargaan Indonesia Corporate Branding PR 2021.

Adapun pendapatan bersih yang diperoleh United Tractors selama tahun 2021 sebesar Rp 10,2 triliun atau naik mengalami kenaikan 71,24% dibandingkan perolehan laba bersih perusahaan tahun 2020 yang sebesar Rp 6 triliun.

Sepanjang tahun 2021, PT United Tractors Tbk tercatat dua kali membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu pada bulan Mei dan Oktober 2021 dengan nominal masing-masing sebanyak Rp473 dan Rp335 per lembar saham.

Sementara di tahun 2022 ini, perusahaan juga akan segera menebar dividen interim sebesar Rp 950 per lembar saham yang akan dibayarkan efektif tanggal 11 Mei 2022.

5. PT J Resources Asia Pasifik (PSAB)

PT J Resources Asia Pasifik merupakan perusahaan yang mengelola pertambangan emas dan logam mulia lain di wilayah Australasia. Perusahaan ini dikendalikan oleh Jimmy Budiarto selaku pemegang saham dan mulai beroperasi sejak tahun 2002.

PSAB ini sempat menduduki peringkat CreditWatch dengan implikasi negatif. Namun pada akhir Desember 2021, perusahaan ini telah berhasil melunasi hutangnya senilai US$91 juta, sehingga Pefindo kembali merevisi prospek atas peringkat PSAB menjadi stabil.

Selain itu, PSAB juga mengalami kenaikan rating dan Obligasi Berkelanjutan 1 menjadi "idBBB+" dari "idBBB".

Sampai dengan kuartal III/2021, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp228 miliar atau membengkak 250% dibandingkan periode sama di tahun 2020, yang tercatat rugi senilai Rp65 miliar.

Peningkatan kerugian ini dipicu oleh turunnya pendapatan perusahaan dan kenaikan pada beban pokok penjualan yang mencapai Rp1,63 triliun atau naik 42,85% dari periode sebelumnya yang hanya Rp1,14 triliun.

Dilihat dari laporan neraca keuangan perusahaan, PSAB sendiri tercatat memiliki total aset Rp13,32 triliun per sembilan bulan pertama tahun 2021 yang terdiri dari ekuitas sebesar Rp5,51 triliun dan liabilitas/utang sebesar Rp7,81 triliun.

6. PT Bumi Resources Minerals  (BRMS)

PT Bumi Resources Minerals Tbk merupakan perusahaan pertambangan multimineral yang didirikan pada tanggal 6 Agustus 2003. BRMS mengoperasikan pertambangan batu bara, termasuk eksplorasi dan eksploitasi kandungan batu bara dan eksplorasi minyak.

Kinerja keuangan BRMS pada 2021 mengalami perkembangan yang baik. Tercatat pada selama tahun 2021, pendapatan BRMS meningkat 26,5% dari US$8,3 juta pada 2020 menjadi US$10,5 juta pada 2021.

Selain itu, laba bersih perusahaan juga tercatat mengalami kenaikan signifikan mencapai 1.625% dari US$4 juta pada tahun 2020 menjadi US$69 juta di tahun 2021. 

Peningkatan laba bersih tersebut disebabkan oleh adanya pendapatan lain-lain perusahaan sebesar US$118 juta pada tahun 2021. Sekitar US$90 juta berasal dari pendapatan lain-lain tersebut berasal dari penyelesaian oleh pihak ketiga terhadap anak perusahaan BRMS dan US$28 juta sisanya merupakan penghapusan utang dan penilaian persediaan yang telah dibukukan pada semester I/2021.

7. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)

Perusahaan saham emas terakhir adalah Archi yang merupakan salah satu produsen emas murni terbesar di Indonesia dan Asia tenggara. Perusahaan ini secara mayoritas dimiliki oleh PT Rajawali Corpora. Archi berfokus pada bisnis Pertambangan Emas, Kontraktor Penambangan, dan Percetakan Batangan Emas.

PT Archi Indonesia mengalami beberapa pencapaian sejak pertama kali berdiri pada tahun 2010. Mengutip dari situs resmi Archi Indonesia, perusahaan ini mulai menyelesaikan konstruksi pabrik pengolahannya pada tahun 2011, disusul dengan produksi emas pertama pada bulan April.

Di tahun 2018, Archi telah memiliki 99,5% MSM dan TTN, menyelesaikan peningkatan kapasitas pabrik pengolahan melebihi 3,0 Mtpa, serta peningkatan eksplorasi pengeboran.

Archi juga meraih beberapa penghargaan sejak tahun 2012 hingga tahun 2020, salah satunya yaitu PROPER (peringkat Biru) sebagai pengakuan atas Manajemen Lingkungan Hidup.

Selama periode 2021, PT Archi Indonesia Tbk membukukan kinerja keuangan yang positif dengan total pendapatan Rp4,93 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,07 triliun.

Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2020, raihan pendapatan dan laba bersih ARCI sepanjang 2021 tercatat mengalami penurunan masing-masing 9,7 persen dan 37,4 persen, dari sebelumnya pendapatan Rp5,46 triliun dan laba bersih Rp1,71 triliun.

Turunnya pendapatan tersebut disebabkan oleh berkurangnya volume penjualan emas perusahaan dari sebelumnya 213,8 kilo ons pada 2020 menjadi tinggal 188,1 kilo ons pada 2021.

Sementara, penurunan laba bersih perusahaan disebabkan oleh rasio pengupasan tanah (stripping ratio) yang lebih tinggi dari penambangan bijih tahap awal di pit Araren tahap 5 dan pembukaan pit Alaskar yang baru.

***

Demikian informasi singkat terkait 7 daftar perusahaan saham emas yang ada di Indonesia. Kamu dapat membeli saham perusahaan emas diatas dengan menggunakan aplikasi Stockbit.

Pendaftaran cukup via online tanpa perlu mengirimkan dokumen fisik.