EBITDA dan EBIT Dalam Laporan Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Cara Menghitung / by Guest User

Ketika menilai kualitas fundamental sebuah saham, investor biasanya akan melihat dulu beberapa indikator keuangan dari perusahaan tersebut. Salah satu indikator yang umum dilihat adalah EBIT dan EBITDA.

Mengapa demikian? Simak penjelasan lengkap tentang EBIT, EBITDA, rumus dan fungsinya, serta bagaimana cara mencari EBITDA dan EBIT dalam laporan keuangan.

Pengertian EBIT dan EBITDA

EBIT merupakan singkatan dari Earnings Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga dan pajak. Dalam bahasa sederhana, investor biasanya menyebut istilah ini dengan laba usaha atau laba operasional.  

Sedangkan EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Perbedaan utama antara EBIT dan EBITDA adalah EBIT tidak memasukkan komponen biaya penyusutan (depresiasi) dan amortisasi. 

Rumus EBIT dan EBITDA

Lalu, bagaimana cara menghitung EBIT dan EBITDA? Sesuai pengertian di atas, berikut adalah rumus menghitung EBIT dan EBITDA beserta contoh perhitungannya:

EBIT = Laba Bersih + Bunga + Pajak

EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi

Atau bisa juga disingkat menjadi:

EBITDA = Laba Operasional (EBIT) + Beban Penyusutan + Biaya Amortisasi

Contoh, berdasarkan laporan keuangan periode kuartal III-2022 PT ACE Hardware Indonesia Tbk (ACES), diketahui sejumlah data sebagai berikut:

  • Laba Bersih = Rp 355,5 M

  • Total Pajak = Rp 76,2 M

  • Beban Bunga = Rp 38,5 M

  • Penyusutan = Rp 342,2 M

  • Amortisasi = Rp 1,6 M

Nah, dengan menggunakan rumus EBIT dan EBITDA sebelumnya, maka kita pun bisa menghitung berapa nilai EBIT dan EBITDA ACES selama periode kuartal III tahun 2022, yaitu:

EBIT ACES: 

EBIT = Laba Bersih + Bunga + Pajak

EBIT = Rp 355,5 M + Rp38,5 M + Rp76,2 M

EBIT = Rp 470,3 miliar

EBITDA ACES:

EBITDA = EBIT + Beban Penyusutan + Biaya Amortisasi

EBITDA = Rp 470,3 M + Rp342,2 M + Rp 1,6 M

EBITDA = Rp 814,1 miliar

Cara Mencari EBITDA dan EBIT dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan, nilai EBIT jauh lebih mudah dicari daripada EBITDA. Hal ini karena EBIT selalu ditulis dalam laporan laba rugi perusahaan.

Kamu dapat pelajari cara mencari laporan keuangan perusahaan terbuka di situs IDX.

Sebaliknya, untuk memperoleh nilai EBITDA kita masih perlu mencari terlebih dulu informasi biaya penyusutan dan amortisasi pada bagian Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), yang biasanya terdapat di akun beban pokok pendapatan dan beban usaha. Selain itu, nilai penyusutan juga dapat ditemukan di bagian aset tetap perusahaan (terlampir di bawah).

Contoh, dengan menggunakan laporan keuangan ACES periode kuartal III-2002 ACES di atas, kita bisa mendapatkan nilai EBIT cukup dengan melihat laporan laba ruginya kemudian melihat bagian LABA USAHA.   

Catatan: Tergantung laporan keuangannya, EBIT biasanya juga ditulis dengan LABA OPERASIONAL

Sementara untuk EBITDA, kamu masih perlu mencari dulu berapa nilai penyusutan dan amortisasi perusahaan selama periode laporan keuangan. Biasanya dua informasi ini ditemukan pada bagian CALK yang merinci beban usaha seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Setelah dapat nilainya, berkut tinggal masukkan saja total biaya penyusutan dan amortisasi ke dalam rumus perhitungan EBITDA sebagaimana penjelasan sebelumnya. 

Fungsi EBIT dan EBITDA

Secara umum indikator EBIT dan EBITDA berfungsi untuk memberikan informasi mengenai tingkat profitabilitas perusahaan yang sebenarnya dari menjalankan kegiatan operasional bisnis.

Karena itu, dalam perhitungan EBIT dan EBITDA biaya-biaya yang tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam meraih laba dianggap bukan sebagai biaya pengeluaran. Pada EBIT, biaya tersebut adalah bunga dan pajak.

Sementara pada EBITDA, biayanya meliputi bunga, pajak ditambah dengan beban penyusutan dan amortisasi.

Dibandingkan EBIT, indikator EBITDA dianggap dapat menggambarkan kinerja operasional perusahaan yang sesungguhnya karena turut mengecualikan biaya penyusutan dan amortisasi.

EBITDA sendiri umum digunakan oleh investor maupun kreditur dalam mengukur kinerja operasional perusahaan yang padat modal dan memiliki basis aset yang besar, misalnya perusahaan manufaktur dan minyak dan gas. 

Sementara keunggulan EBIT terletak pada kemudahan dalam mencari informasi EBIT dalam laporan keuangan karena umumnya sudah tersaji pada laporan laba rugi bagian laba usaha atau laba operasional. 

Walaupun metrik EBIT dan EBITDA bagus dalam mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, satu hal yang perlu diingat adalah keduanya tidak menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. 

Untuk itu, kamu masih perlu melakukan pengecekan lebih lanjut pada laporan keuangan perusahaan supaya bisa menilai apakah kondisi keuangan perusahaan termasuk sehat atau tidak sebelum memutuskan berinvestasi.