Dalam dunia saham, ada berbagai hal yang perlu dipahami agar proses investasi berjalan lancar dan memberikan keuntungan yang besar. Diantaranya dengan memahami pembagian level saham.
Level saham dibagi menjadi 3 level yaitu first liner, second liner, third liner. Namun, perlu digarisbawahi bahwa istilah ini bukanlah “resmi” dari Bursa Efek Indonesia, melainkan sebutan yang sering digunakan di kalangan investor.
Seperti namanya, level saham merupakan istilah yang menunjukkan kasta penggolongan saham. Perbedaan ini biasanya ditentukan oleh volume dan kapitalisasi pasar dari saham tersebut.
Seperti yang disebutkan sebelumnya karena istilah ini tidak resmi, maka belum ada ketentuan pasti indikator volume dan kapitalisasi pasar yang dimaksud.
Saham First Liner
Berbeda dengan angka satu yang cenderung lebih kecil daripada angka 3, level saham pertama atau first liner justru memiliki posisi yang lebih tinggi daripada level ketiga.
Emiten saham first liner ini lebih akrab disapa dengan emiten blue chip.
Emiten-emiten ini termasuk golongan saham first liner karena memiliki fundamental serta kinerja yang relatif solid. Selain itu, juga memiliki volume dan kapitalisasi pasar yang besar serta memenuhi syarat-syarat emiten blue chip yang salah satunya adalah membagikan dividen setiap tahunnya secara rutin.
Saham kelompok ini biasanya sering diidentikkan dengan emiten yang masuk dalam Indeks LQ45 yang ditetapkan BEI.
Beberapa contoh emiten yang termasuk dalam saham first liner diantaranya adalah ADRO, ANTM, AMRT, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, TLKM, UNVR, dan BMRI.
Emiten blue chip tersebut menjadi emiten yang seringkali direkomendasikan untuk kalangan investor yang ingin berinvestasi jangka panjang.
Saham Second Liner
Penggolongan yang berikutnya adalah saham second liner atau mid cap stock.
Secara sederhana, saham second liner ini termasuk saham yang memiliki besaran kapitalisasi pasar diantara first liner dan third liner.
Dari segi fundamental dan performanya, saham mid cap stock ini biasanya cenderung baik meski masih dalam tahap perkembangan.
Beberapa contoh emiten yang masuk dalam kategori saham second liner diantaranya adalah SIDO, ZYRX, WIIM, dan PRDA.
Saham lapis dua ini biasanya juga sering dikenal dengan istilah growth stock serta sering kali masuk dalam indeks Kompas 100.
Saham Third Liner
Setelah memahami saham level blue chip dan saham mid cap stock, maka tentu kamu akan langsung menyadari bahwa saham third liner merupakan level saham yang berada di bawah kedua level tersebut.
Saham level ketiga ini biasa disebut sebagai saham small cap.
Hal ini dikarenakan third liner memang memiliki kapitalisasi pasar yang kecil sehingga cenderung mengalami fluktuasi harga yang drastis sehingga terkadang naik terlalu tinggi hingga mengalami penurunan yang cukup tajam.
Di IHSG, terdapat indeks khusus yang berisi saham-saham emiten berukuran kecil (small cap), misalnya Indeks SMC Liquid dan SMC Composite. Bagi para investor terutama investor pemula, perlu pemahaman yang tinggi dan ketelitian yang tajam jika ingin mendapatkan keuntungan dari investasi ke saham third liner.
***
Itulah ketiga level saham yang bisa kamu pelajari saat ingin terjun ke pasa modal. Level saham sebuah emiten pada dasarnya cukup berpengaruh terhadap kinerja emiten tersebut di pasar saham BEI.
Kamu juga bisa menyusun strategi investasi yang tepat dengan memahami level saham first liner, second liner, third liner tersebut. Pemahaman yang tepat mengenai dunia investasi saham bisa membuat langkah investasi Kamu lebih terarah dan memberikan keuntungan yang lebih besar.