Dalam investasi saham, ada beragam strategi yang bisa diterapkan oleh investor untuk meraih keuntungan, salah satunya strategi growth investing.
Apa itu? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Growth Investing
Growth investing adalah strategi dalam investasi saham dimana investor berfokus pada membeli saham-saham perusahaan di Bursa Efek yang sedang berkembang dan memiliki potensi pertumbuhan tinggi di masa depan.
Berbeda dengan strategi value investing dimana investor membeli saham berdasarkan nilai intrinsiknya. Pada pendekatan growth investing, potensi pertumbuhan perusahaan menjadi fokus utama yang dilihat oleh investor sekaligus menjadi faktor penentu apakah investor akan berinvestasi pada suatu saham atau tidak.
Pendekatan growth investing mengacu pada membeli saham yang memiliki karakteristik menarik yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya.
Ini dapat mencakup hal-hal yang mudah diukur seperti tingkat pertumbuhan yang mengalahkan pasar dalam hal penjualan dan / atau laba. Juga dapat mencakup lebih banyak faktor kualitatif seperti kesetiaan pelanggan yang kuat, kekuatan merek, atau keunggulan kompetitif yang tangguh.
Saham pertumbuhan cenderung memiliki posisi menjanjikan di industri yang sedang berkembang yang memiliki landasan kuat untuk berekspansi.
Cara mengetahui saham-saham yang tergolong Growth Stock
Pada prinsipnya, tidak ada rumus pasti dalam menilai apakah suatu saham tergolong ke dalam growth stock atau tidak. Hal ini karena setiap investor dapat memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu perusahaan, tergantung dari sudut pandang, kriteria, dan metode analisis yang dipakai.
Meskipun tak ada rumus pasti, pada umumnya investor yang menerapkan strategi growth investing dalam investasi saham akan melihat beberapa faktor di bawah ini ketika menilai perusahaan, antara lain:
1. Memiliki riwayat pertumbuhan pendapatan yang baik
Perusahaan yang masuk ke dalam kategori ‘growth stock’ adalah perusahaan yang sudah semestinya memiliki rekam jejak pendapatan atau penjualan yang cenderung baikbertumbuh dalam kurun waktu 5 - 10 tahun terakhir.
Selain itu, dari sisi laba per saham (EPS), perusahaan juga harus memiliki pertumbuhan EPS yang kuat, biasanya ditandai dengan kenaikan EPS minimal 10% tiap tahun tergantung dari ukuran perusahaan tersebut.
Di samping itu, perusahaan juga biasanya memiliki indikator CAGR (compound annual growth rate) yang tinggi di atas rata-rata perusahaan sejenis.
2. Memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
Ciri lain perusahaan pertumbuhan adalah memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat pada persentase margin operasional atau margin kotor perusahaan yang di atas rata-rata dibandingkan perusahaan lain di satu industri.
Sebagai contoh, asumsikan ada tiga perusahaan A, B, dan C yang bergerak di industri fashion. Pada tahun 2021, ketiga perusahaan tersebut tercatat memiliki margin operasional sebesar 18%, 47%, dan 15% masing-masing.
Berdasar laporan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa perusahaan B memiliki margin operasional di atas rata-rata sehingga mungkin saja termasuk pada kategori perusahaan yang bertumbuh.
3. Memiliki ROIC tinggi
ROIC atau return on invested capital merupakan indikator yang mengukur seberapa efisien perusahaan dalam membelanjakan uangnya untuk menghasilkan laba.
Saham pertumbuhan (growth stock) biasanya adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio ROIC tinggi, yaitu di atas rata-rata industri sehingga membuat sahamnya layak untuk diinvestasikan.
4. Memiliki proyeksi pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata industri
Faktor berikut yang kerap dilihat investor ketika menyeleksi saham-saham yang berpotensi ‘growth stock’ adalah proyeksi pertumbuhan pendapatan.
Biasanya, sebelum perusahaan mengumumkan laporan pendapatan per kuartal atau tahun, equity analyst akan mempublikasikan lebih dulu laporan tentang estimasi pendapatan perusahaan.
Bagi seorang growth investor, informasi estimasi pendapatan perusahaan yang dikeluarkan oleh analis tersebut sering dijadikan sebagai patokan untuk menilai apakah saham perusahaan termasuk growth stock atau tidak.
Jika proyeksi pertumbuhan pendapatan perusahaan melebihi rata-rata sektor industrinya, berarti saham tersebut layak untuk growth investing dan begitu pula sebaliknya.
Biasanya, growth stocks memiliki valuasi harga saham yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh ekspektasi dari investor bahwa perusahaan dapat merealisasikan ekspektasi pertumbuhan dari perusahaan tersebut.
Kamu bisa menggunakan beberapa indikator di atas untuk mencari saham pertumbuhan di pasar modal. Supaya pencarian lebih efisien, gunakan fitur penyaring saham yang disediakan oleh aplikasi saham untuk menyaring saham berdasarkan indikator tertentu secara cepat.
Apabila kamu terdaftar sebagai investor saham di Stockbit, maka kamu bisa menggunakan fitur penyaring saham ini secara gratis kapan saja dengan mengakses fitur screener yang ada di situs web ataupun aplikasi Stockbit.
Hal yang Diperhatikan pada Analisa Saham Pertumbuhan
Mendapat cuan dari investasi saham pertumbuhan bukanlah hal yang mudah. Walaupun kamu sudah mengetahui beberapa indikator saham pertumbuhan di atas, kesalahan analisa bisa saja terjadi sehingga kamu patut berhati-hati.
Salah satunya kamu harus berhati-hati terhadap suatu bisnis yang memiliki risiko tinggi sekalipun sahamnya memenuhi syarat sebagai growth stock. Beberapa contoh:
Perusahaan membukukan rugi bersih tahunan dalam tiga tahun terakhir. Ini bukan pemecah masalah bagi sebagian besar growth investor, tetapi ini menunjukkan bahwa perusahaan belum membangun model bisnis yang berkelanjutan.
Perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar yang rendah. Saham yang kecil rentan terhadap pesaing yang lebih besar dan banyak gangguan lain yang dapat mengancam seluruh bisnis mereka. Akibatnya, banyak investor merasa nyaman memulai pencarian mereka di kisaran "mid-cap".
Ada perombakan manajemen baru-baru ini, terutama dalam posisi CEO.
Penjualan dan/atau profitabilitas menurun. Ini tidak akan memenuhi syarat sebagai saham pertumbuhan jika metrik operasi intinya lebih rendah.
Ada hutang berlebihan. Hal ini dapat bervariasi menurut industri, tetapi perusahaan yang paling tidak berisiko cenderung memiliki neraca yang bebas, atau hampir bebas dari utang. Memiliki utang yang signifikan bisa membuat perusahaan dalam masalah selama kemerosotan industri.
Secara umum, berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang sedang bertumbuh adalah kegiatan yang berisiko tinggi.
Selain karena rata-rata harga sahamnya dijual lebih tinggi dari nilai perusahaan saat ini, saham-saham growth stock juga biasanya berasal dari perusahaan yang belum teruji.
Sehingga perlu dilakukan analisa yang lebih mendalam lagi terhadap kinerja dan potensi pertumbuhan perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk membeli sahamnya.
Gunakan Stockbit Untuk Mencari Growth Stock
Stockbit merupakan aplikasi milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang legal dan terdaftar di OJK. Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa odkumen fisik dan minimum deposit.
Dengan menggunakan fitur Stockbit, kamu dapat mencari growth stock dalam menjalankan strategi value investing yang kamu lakukan.
Gunakan keystats untuk melihat pendapatan bersih (net income) pertahun emiten. Misalnya seperti contoh dibawah ini.
Kamu juga bisa memanfaatkan fitur screener di Stockbit untuk temukan saham-saham dengan potensi pertumbuhan tinggi terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cepat.
Misalnya, preset Buffettology Sustainable Growth yaitu mengikuti gaya Warren Buffett untuk mencari saham dengan kualitas bisnis baik, keuntungan yang terus bertumbuh dan rendah utang.
Pilih menu Screener
Pilih Buffettology Sustainable Growth
Atau kamu juga bisa menggunakan preset High Growth Stock untuk mencari saham yang pendapatannya sedang tumbuh cepat lebih dari 10% di BEI. Caranya:
Buka aplikasi Stockbit
Klik menu Search lalu pilih Screener
Pada bagian Preset Screener , klik Fundamental
Pilih High Growth Stock
Semua fitur pro ini gratis dengan hanya membuka rekening saham di Stockbit. Download dan daftar sekarang.
Itu tadi penjelasan singkat tentang pengertian growth investing dan beberapa kriteria yang sering dipakai investor ketika menerapkan strategi ini dalam berinvestasi saham.