Dalam investasi saham, terdapat berbagai pilihan gaya dan strategi investasi yang bisa diterapkan investor untuk meraih keuntungan yang optimal. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode value investing yang dipopulerkan oleh Warren Buffett.
Buat kamu yang belum tahu, yuk simak penjelasan lengkap tentang value investing berikut ini.
Pengertian Value Investing
Value investing adalah strategi investasi saham yang berfokus pada mencari saham-saham undervalued di bursa, yaitu saham yang harganya di pasar lebih murah daripada nilai intrinsiknya berdasarkan analisis fundamental.
Nilai intrinsik merupakan nilai wajar dari suatu saham yang diperoleh melalui perhitungan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai faktor, terutama kesehatan keuangan perusahaan.
Nilai intrinsik berbeda dengan harga saham yang ada di Bursa Efek. Kalau harga saham nilainya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar, nilai intrinsik saham dihitung menggunakan rumus tertentu yang mempertimbangkan faktor fundamental perusahaan di balik saham tersebut.
Selain itu, nilai intrinsik juga bersifat subjektif yang berarti tiap investor dapat memiliki versi nilai intrinsiknya masing-masing meskipun saham yang dianalisis sama.
Apabila kamu ingin menggunakan strategi value investing dalam investasi saham, maka tugasmu adalah mencari saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang harganya dijual di bawah nilai intrinsik saham itu sendiri atau sedang undervalued.
Di kalangan investor, orang-orang yang menggunakan pendekatan value investing dalam berinvestasi saham disebut dengan istilah value investor.
Beberapa tokoh value investor dunia yang terkenal dan menjadi panutan banyak orang hingga sekarang adalah Benjamin Graham, Warren Buffett, Charlie Munger, dan Bill Ackman.
Indikator Value Investing
Dalam pendekatan value investing, terdapat beberapa indikator umum yang biasa digunakan oleh investor untuk menilai apakah suatu saham tergolong undervalued atau tidak, antara lain:
1. Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio keuangan yang membandingkan harga saham sekarang dengan nilai buku perusahaan, dimana nilai buku diperoleh dari membagi total ekuitas perusahaan dengan jumlah saham beredar.
PBV dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam menilai apakah suatu saham undervalued atau tidak.
Secara umum, jika PBV < 1 berarti saham undervalued dan begitu pula sebaliknya.
Namun, untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat, sebaiknya investor bandingkan juga PBV saham yang sedang dianalisis dengan PBV industrinya karena tidak selalu saham dengan PBV > 1 berarti overvalued.
Pelajari PBV di artikel ini.
2. Price to Earning Ratio (PER)
Berikutnya ada indikator PER. Indikator ini membandingkan antara harga saham sekarang dengan EPS (earning per share). EPS diperoleh dari membagi laba perusahaan dengan jumlah saham beredar.
Sebuah saham dapat dikatakan undervalued jika memiliki rasio P/E yang lebih rendah daripada rasio P/E saham lain di industri sejenis.
Namun, sebelum menyimpulkan perusahaan murah, kamu harus cari tahu terlebih dahulu kualitas perusahaan. Bisa saja perusahaan lebih murah karena kualitas dan prospek nya lebih kurang baik dibanding kompetitornya yang ada di industri yang sama.
Karena, meskipun berada di industri yang sama, masing-masing perusahaan memiliki kualitas dan prospek yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut terlihat dari:
Kestabilan laba dan pendapatan
Potensi pertumbuhan
Efisiensi dan profitabilitas
Posisi perusahaan di industri
Kualitas dan integritas manajemen
Untuk melihat kualitas tersebut, terdapat beberapa indikator kuantitatif yang bisa kita lihat, seperti:
Indikator Kualitatif Perusahaan
1. Free cash flow
Kamu juga bisa menilai apakah saham tergolong murah atau tidak lewat analisa arus kas bebas atau free cash flow. Arus kas bebas diperoleh dengan mengurangi nilai arus kas operasional perusahaan dengan nilai belanja modal (Capex).
Apabila nilai arus kas bebas sebuah perusahaan sedang dalam tren meningkat sementara harga sahamnya cenderung turun, maka ini dapat menjadi pertanda saham sedang dijual murah (undervalued).
Kamu juga bisa mengukur nya dengan rasio valuasi P/FCF ataupun EV/FCF.
2. Price/Earning to Growth (PEG) Ratio
Tingkat pertumbuhan laba perusahaan juga berpengaruh besar pada seberapa mahal sebuah perusahaan dihargai. PEG adalah rasio keuangan yang menghitung nilai wajar saham berdasarkan laba sekarang dan potensi pertumbuhan laba di masa depan.
Rasio PEG diperoleh dengan cara membagi nilai PER dengan EPS tahunan. Saham undervalued umumnya memiliki rasio PEG < 1, sementara saham overvalued memiliki rasio PEG > 1.
3. Debt Equity Ratio (DER)
DER adalah rasio keuangan yang membandingkan jumlah utang dengan ekuitas perusahaan. DER merupakan indikator yang wajib kamu cek ketika menilai sebuah perusahaan secara fundamental.
Umumnya, semakin rendah DER yang dimiliki perusahaan semakin bagus, idealnya DER < 1.
Namun, untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat, investor perlu menggali lebih dalam lagi tentang industri perusahaan, tujuan penggunaan utang oleh perusahaan, dan berapa nilai DER rata-rata perusahaan yang bergerak di industri sejenis.
Selain itu, kamu juga bisa melihat rasio interest coverage untuk melihat apakah perusahaan mampu membayar bunga utang yang dimiliki dengan pendapatan operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.
Apabila perusahaan tidak memiliki kemampuan yang cukup, mungkin saja perusahaan dihargai lebih rendah oleh pasar.
Di antara sekian banyak strategi investasi saham yang beredar, pendekatan value investing masih menjadi salah strategi investasi saham terbaik yang diikuti oleh berbagai kalangan investor.
Belajar Tipe Investor di Stockbit Academy
Value investing saham, quality investing dan growth investing adalah tipe investor berdasarkan strategi yang dilakukan.
Kamu bisa mempelajarinya di Stockbit Academy berbentuk video eksklusif yang dibahas oleh profesional pada modul 3 chapter 1. Semua materi saham gratis dengan hanya sign up melalui email saja.
Cari Saham Murah di Stockbit dengan Fitur Screener
Bagi kamu yang tertarik menerapkan metode value investing ke dalam strategi investasi kamu, dapat menggunakan fitur stock screener Stockbit yang akan mempermudah kamu mencari saham-saham undervalued di bursa efek berdasarkan indikator-indikator fundamental yang kamu tentukan sendiri nilai tolak ukurnya.
PT Stockbit Sekuritas Digital adalah perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Buka rekening saham di Stockbit amat mudah karena 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit. Sehingga sangat memudahkan bagi pemula.
Petunjuk buka rekening saham Stockbit disini.
Cara mencari saham yang murah sebagai berikut :
Buka aplikasi Stockbit
Pilih Screener
Pilih Valuation untuk mencari saham yang murah
Pilih indikator yang kamu inginkan
Daftar saham akan ditampilkan
Selain menggunakan screener yang sudah ada, kamu juga dapat membuat preset sendiri sesuai indikator yang kamu inginkan. Pelajari cara menggunakan fitur screener di artikel ini atau video youtube ini.