Salah satu indikator teknikal yang banyak digunakan trader adalah indikator volume saham. Indikator volume ini menunjukan besar kecilnya volume transaksi pada suatu saham
Volume saham yang besar menunjukan indikasi positif terhadap sebuah pergerakan harga yang sedang terjadi. Dengan kata lain tren yang sedang terjadi memiliki kekuatan untuk terus berlanjut.
Sebaliknya volume yang kecil menunjukan bahwa pergerakan harga yang sedang terjadi bisa dianggap lemah dan ada potensi untuk berbalik arah kembali.
Apa Kegunaan Indikator Volume Saham?
Volume ini bisa membantu mengkonfirmasi breakout area support atau area resistance yang ada pada pergerakan harga. Untuk memahami hal ini, perlu diketahui lebih dahulu mengenai apa itu area support & resistance.
Area Support: Sebuah area rentang harga dimana apabila harga saham turun hingga menyentuh rentang harga itu, maka penurunan harga akan menjadi terbatas atau bahkan berhenti di area tersebut.
Setelah turun dan berhenti di area support, maka ada peluang untuk selanjutnya harga akan mengalami kenaikan kembali.
Area Resistance: Sebuah area rentang harga dimana bila harga saham naik hingga menyentuh rentang harga itu, maka kenaikan harga akan menjadi terbatas atau bisa berhenti di area tersebut.
Setelah turun dan berhenti di area resistance, maka ada peluang untuk selanjutnya harga akan mengalami penurunan kembali.
Itu adalah penjelasan singkatnya, untuk penjelasan lebih lengkap silahkan baca pada artikel support dan resistance.
Jadi baik area support dan resistance, keduanya memiliki kesamaan yaitu ketika harga sudah menyentuh area tersebut, maka harga akan berhenti kemudian berbalik arah.
Apakah ada kemungkinan harga tersebut ternyata tidak jadi berbalik arah?
Ya, hal itu bisa. Ketika harga ternyata bergerak menembus rentang support disebut dengan breakdown, sementara menembus resistance dikenal sebagai breakout.
Kejadian breakdown dan breakout ini sangat membantu trader dalam menentukan keputusan transaksi saham. Biasanya hal inilah yang ditunggu - tunggu trader dalam melakukan eksekusi jual atau beli.
Misalnya seorang trader ingin membeli saham BBCA, namun ia belum yakin karena saham BBCA masih bergerak di bawah harga Rp 6.640 (ditunjukan oleh garis biru).
Agar menjadi yakin, kalau setelah membeli maka harganya bisa naik, maka trader perlu konfirmasi dari pergerakan harga yaitu harga harus menembus 6640 lebih dulu.
Mengapa? Karena 6640 adalah level resistance dari harga tersebut.
Ketika harga menembus 6640 maka trader menjadi yakin bahwa itulah saatnya ia membeli karena sudah ada konfirmasi Breakout.
Tetapi meskipun sudah ada breakout, harga bisa saja jatuh kembali ke bawah level resistance 6640 tersebut. Garis resistance yang sudah tertembus ke atas (breakout) akan berubah menjadi support.
Inilah hal yang ditakutkan oleh para trader. Untuk mengatasi hal inilah, maka indikator volume saham menjadi berguna untuk melengkapi konfirmasi Breakout yang terjadi.
Cara Menggunakan Volume Untuk Menganalisa Breakout
Ada beberapa skenario yang bisa terjadi untuk menjelaskan hal ini lebih lanjut
Volume besar ketika harga menembus resistance
Ini terjadi ketika harga saham naik menembus area resistance dan di saat yang sama diikuti oleh volume transaksi yang besar. Atas dasar inilah maka penembusan resistance dapat dianggap valid atau strong.
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa besar kemungkinannya untuk harga akan terus bergerak naik hingga menemui level resistance berikutnya. Biasanya kejadian ini menjadi konfirmasi untuk trader membeli sebuah saham.
Volume kecil ketika harga menembus resistance
Skenario ini sama seperti skenario 1, perbedaannya adalah volume yang terjadi ketika menembus resistance tidaklah besar, sehingga Breakout yang terjadi belum bisa dianggap valid.
Biasanya harga akan kembali berbalik arah hingga dibawah level resistance. Ketika menemui hal ini, biasanya trader menahan untuk melakukan pembelian saham.
Volume besar ketika harga menembus support
Ini terjadi ketika harga saham turun menembus area support dan di saat yang sama diikuti oleh volume transaksi yang besar. Atas dasar inilah maka penembusan support dapat dianggap valid.
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa besar kemungkinannya untuk harga akan terus bergerak turun hingga menemui level support berikutnya. Biasanya kejadian ini menjadi konfirmasi untuk trader menjual sebuah saham.
Volume kecil ketika harga menembus support
Skenario ini mirip seperti skenario 3, perbedaannya adalah volume yang terjadi ketika menembus support tidaklah besar, sehingga breakdown yang terjadi belum bisa dianggap valid.
Biasanya harga akan kembali berbalik arah hingga di atas level support. Ketika menemui hal ini, biasanya trader menahan untuk melakukan penjualan saham.
Jadi kesimpulannya, kita membutuhkan volume saham yang besar untuk lebih yakin akan Breakout atau breakdown yang terjadi. Namun bagaimana caranya mengukur kalau volume nya sudah besar atau belum?
Tidak ada acuan pasti mengenai berapa angka agar sebuah volume bisa disebut besar. Namun sebagai acuan umum, kita bisa menggunakan patokan yaitu volume besar terjadi ketika volume berada di atas Moving Average 20.
Ini artinya kita hanya akan menganggap volume saham itu besar ketika, volume transaksi di hari tersebut memiliki nilai lebih besar daripada rata - rata total volume transaksi di 20 hari perdagangan terakhir.
Gunakan Indikator Volume Saham di Stockbit
Stockbit adalah aplikasi trading saham berbasis aplikasi dan web milik PT Stockbit Sekuritas Digitan yang legal dan terdaftar di OJK.
Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit. Selain itu, punya fitur yang lengkap dan gratis.
Untuk menerapkan indikator volume saham yang telah dijelaskan di atas, kamu bisa menggunakan fitur chartbit yang ada pada Stockbit.com. Berikut adalah langkah - langkahnya
Masuk ke chartbit dan ketik saham yang ingin di analisa
Klik tombol indikator
Pilih teknikal & pilih indikator volume
Indikator volume akan muncul di bagian bawah chart
Garis biru menunjukan moving average volume 20 days, sedangkan grafik batang adalah total volume yang terjadi pada hari tersebut. Bila grafik batang ada di atas moving average, maka volume bisa dianggap besar.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan screener saham Stockbit dengan preset High Volume Breakout 20 yang memudahkan kamu untuk memfilter saham-saham yang volumenya menembus MA 20.
Itulah cara bagaimana menggunakan indikator volume saham pada analisa teknikal. Kamu bisa menerapkan indikator ini baik ketika ingin membeli sebuah saham maupun ketika ingin menjual.