Mungkin kamu tahu bahwa dalam investasi saham ada beberapa macam gaya perdagangan yakni investasi, swing dan scalping. Pada kesempatan kali ini kita akan berfokus pada kegiatan investasi.
Dalam dunia pasar modal sendiri terdapat dua jenis investor saham berdasarkan strategi fundamentalnya yaitu Growth Investing dan Value Investing.
Kedua strategi investasi ini sering menjadi bahan perbincangan dan perdebatan manakah yang lebih menguntungkan bagi seorang investor. Mari kita bahas bersama tentang perbedaan dari kedua jenis strategi fundamental investasi ini.
2 Jenis Investor Saham : Growth Investing dan Value Investing
Growth Investing
Kita mulai dulu dari Growth Investing, seperti namanya jenis investasi ini berfokus pada pertumbuhan dana yang kuat. Maksudnya Growth Investing adalah mencari saham perusahaan yang telah menunjukkan pendapatan atau keuntungan yang lebih baik dari rata-rata pendapatan dalam beberapa tahun terakhir.
Investor juga mengharapkan perusahaan ini terus memberikan tingkat pertumbuhan yang tinggi, walaupun tidak ada jaminan kondisi itu akan selalu terwujud.
Berikut ini ciri-ciri perusahaan yang masuk dalam kategori Growth Investing:
1. Harga Saham Lebih Tinggi dari Harga Wajar
Karena memiliki pertumbuhan yang tinggi, perusahaan yang masuk dalam kriteria Growth Investing biasanya dihargai secara lebih tinggi dari perusahaan lainnya.
Harga sahamnya tergolong mahal karena seringkali, perusahaan seperti ini biasanya dinilai berdasarkan proyeksi performa masa depan, yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan berkali-kali lipat dari performanya saat ini.
2. Catatan Pertumbuhan Yang Tinggi
Idealnya, perusahaan yang termasuk dalam Growth Investing ini dapat terus mencetak pertumbuhan yang tinggi dan bahkan sangat tahan banting dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang kurang baik. Jadi saat banyak perusahaan terdampak pada situasi ini dengan pertanda pertumbuhan yang melambat, perusahaan Growth Investing pendapatannya akan tetap bisa bertumbuh dengan baik.
Perusahaan yang masuk ke dalam growth investing ini bisa saja masih rugi, ataupun sudah mengalami keuntungan. Contoh perusahaan yang rugi adalah perusahaan teknologi yang masih berada di fase pertumbuhan.
Biasanya pertumbuhan pendapatan menjadi rasio utama yang dilihat. Namun, investor juga biasanya melihat pertumbuhan laba untuk perusahaan yang sudah mencatat keuntungan.
3. Volatilitasnya Relatif Cukup Tinggi
Terakhir merupakan risiko yang ada pada saham perusahaan Growth Investing, yaitu perubahan harga atau volatilitasnya begitu tinggi. Maka dari itu apabila sewaktu-waktu ada berita negatif yang berkaitan dengan perusahaan, tentu saja hal ini akan berdampak buruk.
Akibatnya harga saham perusahaan yang tinggi bisa turun sangat tajam sehingga investor akan merugi.
Value Investing
Sementara itu Value Investing merupakan investasi mencari perusahaan yang tidak banyak investor sukai namun masih memiliki fundamental yang baik. Perusahaan-perusahaan baru dengan fundamental baik yang belum banyak investor ketahui juga bisa masuk dalam Value Investing.
Jadi prinsip Value Investing adalah berburu berlian tersembunyi di dalam pasar modal.
Kemudian berikut ini karakteristik yang ada pada perusahaan Value Investing:
1. Harga Murah Dibanding “Potensi Sebenarnya”
Karena prinsip dari Value Investing sendiri adalah mencari perusahaan yang berharga “murah” dibanding nilai wajar berdasar potensi perusahaan sebenarnya, dengan harapan harga akan menuju ke potensi tersebut saat waktunya tiba.
Perbedaan antara harga dengan potensi ini biasanya bisa terjadi karena perusahaan Value Investing banyak belum diketahui atau mendapat banyak perhatian investor dalam pasar modal, ataupun adanya tantangan yang dihadapi perusahaan sehingga harga saham nya terkoreksi dalam.
Padahal bisa saja, perusahaan tersebut memiliki fundamental yang cukup baik atau dapat membaik di masa depan.
2. Harga Lebih Rendah Dari Perusahaan Di Industri Yang Sama
Banyak dari Value Investor percaya bahwa alasan mengapa harga saham perusahaan Value Investing dinilai sangat rendah karena beberapa alasan yang umum terjadi. Contohnya seperti pendapatan yang belum sesuai harapan, masalah hukum dan krisis.
Reaksi berlebihan dari investor terhadap masalah-masalah ini menimbulkan keraguan tentang prospek jangka panjang perusahaan. Alasan inilah yang menyebabkan harga tidak berada pada nilai yang seharusnya seperti perusahaan lain di industri yang sama.
3. Diaplikasikan Investor Legendaris Indonesia dan Dunia
Ada berbagai investor sukses dunia yang memakai pendekatan investasi value investing, walaupun masing-masing memiliki style investasi unik masing-masing. Namun semuanya memiliki kesamaan dalam mengedepankan kemurahan sebuah saham pada strategi investasinya.
Sebagai contoh, Benjamin Graham yang merupakan guru dari Warren Buffett, adalah investor yang fokus membeli perusahaan yang dijual dengan harga yang sangat murah dan cenderung tidak terlalu menekankan kualitas sebuah perusahaan.
Seringkali karena sangat murah, harga yang dibayar untuk perusahaan itu jauh di bawah nilai aset neto yang dimiliki perusahaan nya.
Bahkan, ia juga terkadang tetap bisa membeli yang hampir bangkrut. Ia juga suka berinvestasi pada perusahaan yang sedang rugi namun diyakini memiliki potensi membalik keadaan menjadi untung. Hal ini dikenal dengan sebutan turnaround.
Selain itu, investor legendaris asal Indonesia, Lo Kheng Hong, lebih sering berinvestasi di perusahaan yang bersifat siklikal (perusahaan yang penjualan dan keuntungannya sangat sensitif terhadap siklus bisnis) seperti perusahaan komoditas.
Ia memanfaatkan siklus tersebut untuk mendapatkan saham saat harganya sedang sangat murah.
Strategi Investasi Saham
Strategi Growth Investing
Sebelum memulai melakukan Growth Investing seorang investor harus melakukan banyak pertimbangan dan menyusun strategi yang matang. Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu jadikan pertimbangkan dalam menyusun strategi Growth Investing:
1. Historis Pertumbuhan Pendapatan
Mempertimbangkan historis dari pertumbuhan pendapatan adalah wajib yang harus investor lakukan dalam Growth Investing. Kurun waktu yang investor amati biasanya selama 5 tahun periode.
Jadi kamu bisa mempertimbangkan bila ada perusahaan yang dalam 5 tahun terakhir memiliki pertumbuhan pendapatan yang stabil sebagai Growth Investingmu.
2. Analisis Tren Pertumbuhan Kedepannya
Selain melihat tren secara historis, kamu juga perlu memperhatikan tren-tren yang bisa mempengaruhi performa perusahaan ini. Sebagai contoh, apakah ada hal-hal yang bisa menghambat perusahaan untuk mencetak pertumbuhan sebesar di masa lalu nya lagi?
3. Valuasi
Seringkali, saham yang berbau growth investing bisa dihargai sangat tinggi oleh pasar. Namun, kamu juga tetap harus memastikan bahwa harga tersebut tidak terlalu mahal apabila dibandingkan dengan potensi perusahaan tersebut.
Kamu bisa melihat rasio seperti EV/Sales untuk perusahaan growth investing yang belum mencatat keuntungan, atau PEG untuk perusahaan high growth yang sudah mencatat profitabilitas.
Strategi Value Investing
Strategi dalam value investing lebih banyak menggunakan ratio. Alasannya karena strategi dari Value Investing yang menilai apakah saham diperdagangkan di bawah nilai intrinsik. Nah, ini dia rasio yang sering investor gunakan dalam melakukan Value Investing:
1. Price to Earning Ratio (P/E)
Rasio yang menghitung pendapatan dari membagi harga nilai pasar per saham dengan pendapatan per saham perusahaan yang terbaru. Rasio ini juga mempunyai fungsi yang lain yaitu dapat memproyeksi pendapatan periode yang akan datang.
Cara penggunaan nya cukup mudah, yaitu mencari nilai P/E (price to earning ratio) yang rendah. Sebab P/E yang rendah menunjukkan bahwa saham tersebut harganya undervalued.
2. Price to Book Value Ratio (P/BV)
Sementara itu P/BV (price to book value ratio) merupakan rasio yang menghitung harga buku saham dari pembagian kapitalisasi perusahaan dengan nilai buku modalnya pada periode pelaporan yang terakhir.
Umumnya para Value Investor mencari perusahaan dengan nilai rasio P/BV 1,0 atau bisa juga mencari rasio P/BV yang lebih rendah dari perusahaan lain yang bergerak pada industri yang sama.
Mencari Saham Sesuai Kriteria Growth dan Value Investing
Saat ini di pasar modal terdapat lebih dari 800 saham, pasti akan sangat sulit mencari saham secara manual. Mulai dari mengumpulkan data, memvalidasi data, lalu membandingkan hingga diperoleh saham sesuai kriteria. Tentu, kegiatan ini akan memakan waktu.
Kamu bisa dengan mudah memanfaatkan fitur screener saham dari Stockbit.
Stockbit adalah aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang telah legal dan terdaftar di OJK. Fitur Screener Saham ini gratis dengan hanya buka rekening saham Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit.
Dalam screener saham sudah ada preset sesuai kriteria growth investing yang diterapkan oleh Warre Buffet dan value investing oleh Benjamin Graham atau kamu dapat mengatur sesuai kriteria tersendiri.
Cara screener saham untuk growth dan value investing di Stockbit, sebagai berikut :
Buka Stockbit, bisa melalui aplikasi ataupun website
Pilih Screener Saham
Pilih Preset Screener
Pilih Guru Screener
Untuk growth investing pilih Quality Investing Screener atau Growth Investing Screener
Untuk value investing pilih Value Screener atau Bargain Screener
Terakhir, pilih sesuai yang kamu inginkan, maka daftar saham akan ditampilkan
Belajar Tipe Investor di Stockbit Academy
Value investing saham dan growth investing adalah tipe investor berdasarkan strategi yang dilakukan.
Kamu bisa mempelajarinya di Stockbit Academy berbentuk video eksklusif yang dibahas oleh profesional pada modul 3 chapter 1. Semua materi saham gratis dengan hanya sign up melalui email saja.
Bagaimana? Apakah kamu sudah memahami perbedaan dari Growth Investing dan Value Investing? Semoga definisi dan strategi yang Stockbit berikan dapat membantumu meningkatkan kemampuan dalam berinvestasi.
Sebenarnya kedua jenis strategi investasi ini juga bisa kamu gunakan secara berdampingan sesuai pertimbangan risiko dan keuntungan yang kamu harapkan.
Jadi ayo segera mulai Growth Investing maupun Value Investing-mu bersama Stockbit yang memiliki berbagai fitur yang bisa mendukungmu untuk menjalankan kedua strategi investasi tersebut. Download Stockbit sekarang!