Kinerja Saham GGRM 10 Tahun Terakhir / by Guest User

GGRM merupakan saham dari emiten PT Gudang Garam Tbk, sebuah perusahaan rokok kretek yang terkenal di Indonesia. Saham GGRM cukup populer di kalangan investor, tetapi sedang menghadapi tantangan berat dalam beberapa tahun terakhir karena kinerja keuangan yang menurun. Jika kamu tertarik untuk berinvestasi di saham GGRM, ada baiknya kamu mengetahui lebih dalam tentang profil dan tren kinerja keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan.

Profil PT Gudang Garam Tbk

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) adalah sebuah perusahaan rokok kretek yang didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjojo di Kediri, Jawa Timur. Perusahaan ini memproduksi berbagai merek rokok kretek, seperti Gudang Garam, Surya, Signature, GG Mild, Djaja, dan lain-lain. Produk-produk perusahaan ini telah menjangkau pasar domestik dan internasional.

Saham GGRM pertama kali tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1990 dengan harga IPO Rp10.250 per saham. PT Suryaduta Investama adalah pemegang saham pengendali GGRM dengan kepemilikan sebesar 69,29% per 7 Juli 2023.

Pada akhir 2022, Gudang Garam memiliki pangsa pasar rokok dalam negeri sebesar 25,5% berdasarkan data Nielsen dengan produk-produk yang sudah dikenal luas oleh konsumen di seluruh Indonesia. Gudang Garam menyediakan lapangan kerja bagi 31.559 orang di akhir tahun 2022 yang terlibat dalam produksi, pemasaran dan distribusi rokok. Perusahaan juga memiliki 66 kantor area dan 90 stock point yang secara keseluruhan mencakup 156 titik distribusi di seluruh Indonesia dan armada penjualan lebih dari 7.000 kendaraan termasuk sepeda motor untuk melayani pasar.

Kinerja Saham GGRM

Kinerja saham GGRM cenderung menurun dalam lima tahun terakhir. Seperti terlihat pada grafik di atas, saham ini sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada 4 Maret 2019, yaitu di level Rp100.980 per saham. Harga tersebut melonjak 48% dibandingkan harga saham GGRM pada Juli 2018.

Sayangnya, setelah itu saham GGRM mengalami penurunan tajam hingga menyentuh Rp16.500 pada 5 Januari 2023, yang merupakan titik terendah saham dalam lima tahun terakhir. Terkini, pada 7 Juli 2023, saham GGRM ditutup pada level Rp27.775, naik 55% sepanjang 2023 (year-to-date/YTD), namun lebih rendah 12% dibandingkan harga saham tahun lalu (year-on-year/yoy).

Kinerja Keuangan GGRM 10 Tahun Terakhir

Meskipun kinerja saham GGRM cenderung menurun, tetapi dari sisi pendapatan perseroan mencatatkan pertumbuhan tahunan yang konsisten dalam 10 tahun terakhir, kecuali pada 2022 yang turun tipis -0,2% YoY. Secara rata-rata (CAGR), pendapatan GGRM tumbuh +9,4% dari Rp55,4 T pada 2013 menjadi Rp124,7 T pada 2022..

Selain pendapatan yang meningkat, Perseroan juga mampu menaikkan pangsa pasarnya dalam 5 tahun terakhir, kecuali 2022. Berdasarkan riset pasar Nielsen, pangsa pasar Gudang Garam selama periode tersebut sempat mengalami peningkatan dari 23,1% pada 2018 menjadi 27,1% pada 2021, sebelum kemudian turun kembali ke level 25,5% pada 2022.

Dari sisi laba, PT Gudang Garam Tbk mencatat kinerja laba yang terus bertumbuh selama periode 2013 - 2019. Selama periode tersebut, laba perseroan melonjak sekitar 16,6% CAGR dari Rp4,3 triliun pada 2013 menjadi Rp10,9 triliun pada 2019.

Sayangnya, setelah itu, laba GGRM turun signifikan sekitar -36,5% CAGR menjadi Rp2,8 triliun pada 2022. Penyusutan laba perseroan selama tiga tahun berturut-turut ini utamanya disebabkan oleh kenaikan cukai (termasuk PPN dan pajak rokok) secara signifikan yang tidak diikuti dengan kenaikan harga jual yang mencukupi. Hal ini menyebabkan beban pokok penjualan naik melampaui pertumbuhan penjualan dan margin laba bruto menurun.

Selain hal tersebut, beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja perseroan antara lain kenaikan inflasi, penurunan daya beli masyarakat karena Covid-19, hingga adanya tren pergeseran konsumen ke produk yang lebih murah (downtrading) di pasar yang sangat kompetitif.

Terkini, berdasarkan laporan keuangan GGRM periode kuartal I 2023, Perseroan membukukan pendapatan Rp29,7 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,9 triliun. Laba GGRM naik 53% secara kuartalan dan 82,3% jika dibandingkan dengan laba periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp1,07 triliun.

Sementara, pendapatan tercatat naik tipis 1,5% dari pendapatan GGRM pada kuartal I 2022, dan turun 3,3% jika dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal IV 2022. Membaiknya kinerja GGRM pada kuartal I-2023 tersebut disebabkan oleh turunnya beban pokok penjualan yang kemudian mendorong peningkatan pada laba kotor perseroan sebesar 33% yoy (year-on-year) menjadi Rp4,4 triliun pada 2022.

Aksi Korporasi GGRM

Kecuali pada 2020, emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) ini diketahui selalu membagikan dividen setiap tahunnya sejak 2009. Terbaru pada 18 Juli 2023, GGRM tercatat membagikan dividen tunai sebesar Rp2,3 triliun yang setara dengan Rp1.200 per lembar saham. Jika mengacu pada harga penutupan saham GGRM pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 7 Juli 2023 di level Rp27.775 per saham, maka indikasi dividen yield GGRM untuk tahun buku 2022 adalah sebesar 4,3%

Beli Saham GGRM di Stockbit

Itulah tadi ulasan singkat tentang saham GGRM, dan kinerja keuangannya dalam 10 tahun terakhir. Apabila kamu tertarik dengan saham ini, kamu dapat membelinya lewat aplikasi Stockbit. Stockbit adalah platform investasi saham online yang memiliki banyak fitur menarik.

Salah satunya adalah fitur Seasonality yang memungkinkan kamu untuk melihat kecenderungan performa suatu saham setiap bulan dari tahun ke tahun. Dengan fitur ini, kamu bisa mengetahui kira-kira kapan musim-musim atau momentum yang tepat untuk berinvestasi pada suatu saham agar potensi profitnya maksimal dan dengan minimal risiko.

Disclaimer:

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.