Kenali 7 Perbedaan Reksadana dan Saham / by Guest User

Di tahun 2022, pola investasi di Indonesia semakin meluas dengan tingginya animo masyarakat yang terjun di dunia tersebut. Banyak sekali instrumen atau alat yang bisa digunakan untuk melakukan investasi. Adapun instrumen yang sedang marak saat ini adalah reksadana dan saham. 

Sebagai orang yang mempunyai minat tinggi terhadap investasi, mungkin kamu pernah mendengar nama keduanya meskipun tidak memahaminya secara dalam. Pada penjelasan berikut ini, akan diuraikan secara lengkap mengenai pembahasan reksadana, saham, dan perbedaan keduanya.

Apa Itu Reksadana?

Reksadana adalah salah satu alternatif investasi untuk masyarakat pemodal kecil dan tidak mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan pola investasi secara terus menerus.

Reksadana adalah paket investasi yang dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi. Dana masyarakat yang dikumpulkan di dalam reksadana akan diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan.

Reksadana sangat direkomendasikan untuk investor yang mempunyai pengetahuan investasi terbatas. Selain itu, reksadana juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Apa itu Saham?

Saham adalah salah satu bentuk instrumen investasi yang sangat diminati dalam pasar modal. Banyak sekali perusahaan yang memutuskan untuk menerbitkan saham sebagai salah satu cara menggalang dana. Saham diminati oleh investor karena dianggap mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham merupakan bukti kepemilikan perusahaan. Berinvestasi saham artinya membeli kepemilikan tersebut untuk disimpan atau diperjual-belikan melalui mekanisme dalam bursa saham.

Perbedaan Reksadana dan Saham

Setelah mengetahui masing-masing arti dari reksadana dan saham, kini kenali perbedaan keduanya. Terdapat beberapa perbedaan dari berbagai sisi antara dua instrumen investasi ini. Simak informasi di bawah ini:

1. Sistem pengelolaan dana

Perbedaan utama antara instrumen investasi saham dan reksadana saham terletak pada pihak yang mengambil keputusan investasi.

Saham

Pada investasi saham, keputusan untuk membeli dan menjual saham ditentukan sendiri oleh investor. Berinvestasi pada instrumen saham secara langsung mengharuskan kamu untuk melakukan analisa secara mendalam tentang kinerja perusahaan, prospek kedepannya, dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar. Selain itu, kamu juga perlu memantau pergerakan harga saham secara berkala dan melakukan eksekusi jual beli saham sendiri.

Reksadana Saham

Pada reksadana saham, pihak yang membuat keputusan jual beli saham  adalah Fund manajer atau dalam Bahasa Indonesianya Manajer Investasi, selaku pihak yang menerbitkan dan mengelola reksadana. Selain itu, semua proses analisa dan eksekusi perdagangan saham juga dilakukan oleh Manajer Investasi (MI). Sehingga kamu cukup membeli unit penyertaan reksadana saja dan menikmati hasil investasi sesuai dengan kinerja reksadana. Jika hasilnya kurang memuaskan, kamu dapat menjual unit penyertaan reksadana tersebut untuk beralih ke produk reksadana saham lainnya dengan performa yang lebih bagus.

2. Bentuk investasi

Perbedaan saham dan reksadana saham yang kedua terletak pada bentuk atau produk dari investasi.

Saham

Dalam investasi saham, berarti investor memiliki suatu kepemilikan di dalam perusahaan. Margin keuntungan yang akan didapatkan investor bisa dilakukan dengan pembelian harga yang lebih rendah daripada harga jual (capital gain) dan pembagian dividen.

Reksadana Saham

Reksadana merupakan sekumpulan produk investasi yang dikelola oleh MI (Manajer Investasi). Oleh karena itu, reksadana dapat berupa surat utang, deposito, saham, dan juga obligasi.

3. Tingkat risiko investasi

Perbedaan saham dan reksadana saham yang ketiga terletak pada tingkat risiko yang ditanggung oleh investor.

Saham

Secara umum, investasi di instrumen saham langsung memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada berinvestasi di reksadana saham. Alasannya ada beberapa, namun yang paling utama adalah karena tidak semua investor tahu bagaimana cara menganalisis saham dengan benar. Sehingga membuat kegiatan ini menjadi berisiko tinggi jika dilakukan oleh investor pemula.

Reksadana Saham

Investasi pada reksadana saham memiliki risiko yang lebih rendah karena mulai dari proses pemilihan saham, pengelolaan dana, hingga transaksi jual beli saham semuanya dilakukan oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman dan merupakan ahli di bidangnya. Selain itu, dengan berinvestasi reksadana saham otomatis kita akan memiliki portofolio saham yang terdiversifikasi sehingga membuat tingkat risikonya pun jadi lebih kecil. 

4. minimum investasi

Saham

Pada investasi saham, minimum pembelian adalah 1 lot atau setara dengan 100 lembar saham. Berhubung harga tiap saham berbeda-beda, maka nominal minimum investasi pun akan berbeda-beda.

Sebagai contoh, di Bursa Efek Indonesia (BEI) ada saham yang dijual Rp50 per lembar dan ada juga yang dijual Rp14.000 per lembar. Kalau menggunakan aturan pembelian saham di atas, maka untuk membeli saham yang dijual Rp50 per saham akan membutuhkan modal investasi minimal Rp5.000. Sebaliknya, kamu butuh modal minimal Rp1,4 juta untuk membeli saham yang dijual Rp14 ribu per lembar.

Reksadana Saham

Minimum investasi pada reksadana saham bervariasi tergantung kebijakan dari Manajer Investasi yang menerbitkan produk reksadana tersebut. Namun, umumnya, investasi pada reksadana saham dapat dimulai dengan modal Rp10 ribu saja, atau Rp100 ribu tergantung produk reksadana  saham yang akan dibeli.

5. Biaya Investasi

Selain tingkat risiko, perbedaan saham dan reksadana saham juga bisa dilihat dari biaya yang perlu dikeluarkan oleh investor.

Saham

Jika kamu berinvestasi pada instrumen saham langsung, biaya yang perlu dikeluarkan relatif lebih sedikit dibandingkan saat berinvestasi di reksadana saham.

Adapun biaya yang ditanggung investor adalah komisi broker sekitar 0,3% - 0,5% dari nilai transaksi saham, tergantung sekuritas yang dipakai.

Selain biaya broker, terdapat juga biaya Levy yang ditanggung investor. Ini adalah biaya transaksi atas penggunaan jasa atau fasilitas transaksi bursa sebesar 0,04% dari nilai transaksi saham yang dilakukan investor.

Reksadana Saham

Dari segi biaya, berinvestasi di reksadana saham umumnya lebih mahal daripada berinvestasi di saham langsung. Hal ini karena pada reksadana investor akan dikenakan biaya Manajer Investasi yang besarnya tergantung produk reksadana yang dibeli dan kebijakan dari Manajer Investasi tersebut.

Ketika membeli reksadana saham, maka kisaran biaya pengelolaan yang harus ditanggung investor secara tidak langsung adalah sekitar 2% – 3,5% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana. Persentase biaya tersebut merupakan yang paling tinggi diantara jenis reksadana lain.

6. Pencairan dana

Perbedaan saham dan reksadana saham juga berbeda dari lama pencairan dana investasi.

Saham

Pada investasi saham, lama pencairan dana maksimal T+2 atau dua hari kerja setelah transaksi penjualan saham dilakukan. 

Reksadana Saham

Sementara jika berinvestasi pada reksadana saham, proses pencairan dana bisa berlangsung hingga 7 hari kerja atau T+7 setelah investor melakukan instruksi penjualan reksadana.

7. Pajak

Pajak juga menjadi hal yang perlu diperhatikan ketika memilih antara saham dan reksadana saham.

Saham

Dari sisi pajak, investasi pada instrumen saham langsung dikenakan dua jenis pajak. Pertama, pajak atas transaksi penjualan saham yang jumlahnya sebesar 0,1% dari nilai bruto transaksi penjualan. Kedua, pajak penghasilan 10% yang dikenakan secara otomatis ketika investor memperoleh keuntungan berupa dividen tunai dari suatu emiten. Mengenai pajak penghasilan dari dividen saham, kamu bisa mendapatkan bebas pajak, di mana dividen tidak kena pajak jika diinvestasikan kembali, selengkapnya kamu bisa simak di sini.

Reksadana Saham

Sementara untuk instrumen reksadana saham, investor tidak dikenakan pajak sama sekali sebab imbal hasil reksadana bukan merupakan objek pajak. Hal ini sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPH) Pasal 4 ayat 3 huruf i yang pada intinya mengatakan bahwa “pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif” (contohnya reksadana) dikecualikan dari objek pajak.

Namun, ini bukan berarti investor reksadana tidak membayar pajak sama sekali ya, melainkan karena pajaknya sudah otomatis termasuk pada produk reksadana tersebut. Sehingga setiap hasil keuntungan yang diperoleh investor dari berinvestasi reksa dana bukan lagi termasuk objek pajak.

Mana yang Lebih Untung Antara Investasi Reksadana atau Saham?

Apabila kamu merupakan seorang investor yang lebih memilih resiko rendah maka pilihlah reksadana sebagai instrumen investasi. Namun, jika kamu ingin belajar mengelola modal kamu sendiri, maka saham adalah pilihan yang tepat untuk bermain di dunia investasi. Pilihan reksadana atau saham ini disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor.

Sesuai dengan “hukum” investasi, semakin tinggi risikonya maka semakin tinggi profit yang ditawarkan. Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa investasi saham memiliki risiko dan profit yang lebih tinggi dibandingkan reksadana.

Investasi Saham Praktis lewat Aplikasi Stockbit

Demikianlah ulasan perbedaan antara reksadana dan saham. Apakah kamu sudah punya pilihan ingin berinvestasi pada instrumen yang mana? Bagi kamu yang ingin investasi pada instrumen saham secara langsung, kamu dapat menggunakan aplikasi Stockbit untuk melakukan transaksi jual beli saham. Stockbit dilengkapi fitur Stockbit Academy, di fitur ini kamu bisa belajar saham secara gratis. Kamu juga dapat mengakses berbagai fitur lengkap lainnya di aplikasi Stockbit untuk memaksimalkan ketepatan analisis saham kamu.