Untuk meningkatkan nilai aset yang dimiliki melalui investasi dan trading, sangat penting untuk memastikan berbagai hal yang berkaitan dengan transaksi tersebut dipahami dengan maksimal.
Diantara berbagai hal yang perlu dipahami, stop loss, cut loss, dan trailing stop yang merupakan bentuk strategi yang wajib dipelajari.
Fungsi mempelajari setiap hal yang berhubungan dengan transaksi trading maupun investasi tidak lain agar setiap aktivitas tersebut bisa dilaksanakan dengan maksimal serta memberikan keuntungan yang besar.
Ketidakpahaman terhadap berbagai istilah yang digunakan tentu akan membuat kamu bingung saat melakukan transaksi baik investasi maupun trading.
Pengertian Stop Loss, Cut Loss, dan Trailing Stop
Ketiga istilah yang dibahas sebelumnya tentu memiliki pengertian, spesifikasi, serta perbedaannya masing-masing.
Agar lebih memahami ketiga istilah tersebut, berikut ini informasi mengenai pengertian ketiganya yang wajib untuk kamu simak.
Stop Loss
Stop loss merupakan salah satu istilah yang perlu dipahami jika kamu ingin menjadi seorang trader saham. Stop loss merupakan sebuah tindakan untuk memutus trading atau keluar dari pasar saham secara otomatis untuk membatasi kerugian yang dialami.
Trading saham memang tidak selalu memberikan keuntungan karena adanya risiko kerugian yang diakibatkan oleh penurunan harga saham. Kondisi stop loss ini terjadi secara otomatis dan dilakukan oleh software dari sekuritas atau platform trading online yang kamu gunakan.
Saat kamu memutuskan untuk melakukan trading saham, kamu bisa menentukan kriteria stop loss yang akan digunakan. Sebagai contoh, jika kamu membeli saham seharga Rp. 750,- maka kamu bisa menentukan stop loss pada harga tertentu misalkan harga Rp. 600,-.
Saat saham yang telah dibeli mengalami penurunan harga hingga menyentuh Rp. 600,- maka sistem akan otomatis melakukan stop loss dan menjual seluruh saham yang kamu miliki.
Dengan cara ini, kamu tidak akan mengalami kerugian lebih besar.
Cut Loss
Cut loss yang berasal dari istilah cut one’s loser menurut Merriam Webster adalah penghentian aktivitas atau usaha dalam kondisi gagal untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Dalam dunia trading sendiri, cut loss memiliki pengertian dan contoh kasus yang serupa dengan stop loss.
Perbedaan keduanya adalah stop loss dilakukan secara otomatis oleh sistem, sedangkan cut loss dilakukan secara manual oleh trader.
Saat trader mengamati pasar dan menemukan bahwa saham yang dimilikinya mengalami penurunan, maka trader bisa langsung menjual saham tersebut dalam kondisi rugi. Keputusan untuk menjual saham dalam kondisi rugi tersebutlah yang disebut dengan cut loss.
Trailing Stop
Setelah memahami apa itu stop loss dan cut loss, pada dasarnya kamu akan lebih mudah memahami apa itu trailing stop.
Trailing stop ini cukup serupa dengan stop loss namun memiliki satu kondisi yang berbeda yaitu trailing stop menerapkan level stop loss berdasarkan kondisi pasar.
Saat harga saham yang telah dibeli mengalami penurunan, maka saham tersebut akan otomatis dijual setelah menginjak harga yang ditetapkan pada level stop loss.
Namun saat harga saham tersebut mengalami kenaikan, maka level stop loss yang berlaku untuk saham tersebut akan mengikuti kenaikan dari harga saham yang ada.
Perbedaan Stop Loss, Cut Loss, dan Trailing Stop
Meski telah menyimak pengertian dari ketiga istilah dalam dunia trading ini, namun tentu masih ada beberapa hal yang membingungkan dari ketiga istilah tersebut. Beberapa kalangan bahkan menuturkan bahwa sulit untuk menganalisa perbedaan antara stop loss, cut loss, dan trailing stop.
Diantara berbagai informasi dari ketiga istilah ini, ada beberapa perbedaan yang bisa dianalisa diantaranya :
Tujuan Penggunaan
Perbedaan pertama yang dimiliki oleh ketiga kondisi ini adalah tujuan penggunaannya. Jika melihat sekilas dari pengertian ketiganya, tujuan penggunaan cut loss, stop loss, hingga trailing stop cukup serupa yaitu membatasi kerugian agar tidak semakin besar.
Namun tujuan penggunaan ini lebih cocok digunakan untuk cut loss dan stop loss. Trailing stop memiliki tujuan tambahan lain yaitu menjaga profit yang telah dimiliki. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa level stop loss yang digunakan pada trailing stop mengikuti harga saham yang berlaku.
Saat saham mengalami kenaikan harga, maka level stop loss juga akan ikut naik sehingga profit dari kenaikan harga yang ada akan tetap kamu peroleh. Begitupun jika harga mengalami penurunan, level stop loss juga akan menyesuaikan penurunan sehingga profit tetap bisa diperoleh.
Contoh Kasus
Agar kamu bisa lebih memahami definisi dari cut loss, trailing stop dan stop loss, berikut ini contoh kasus atau perhitungan saat ketiga kondisi tersebut terjadi.
Katakanlah kamu membeli saham emiten KKKK dengan harga Rp. 5.000 per sahamnya. Kamu kemudian menerapkan stop loss pada harga Rp. 4.600.
2 jam setelah kamu membeli saham tersebut, harga saham naik menjadi Rp. 5.300 kemudian 3 jam setelahnya harga anjlok menjadi Rp. 4.600
Setelah melihat kondisi pasar saham diatas, berikut ilustrasi yang terjadi pada saham yang kamu miliki :
Stop Loss : Saham KKKK yang kamu beli akan otomatis terjual 5 jam setelah pembelian dengan harga jual saham Rp. 4.600,-.
Cut Loss : Setelah 5 jam dari pembelian saham, kamu harus menentukan keputusan sendiri apakah mau menjual saham dengan harga Rp. 4.600 atau meneruskan trading dengan risiko dan profit yang belum bisa diperkirakan.
Trailing Stop : Pada saat pembelian saham, kamu menentukan level stop loss pada angka Rp. 4.600,-. Namun 2 jam setelah pembelian, harga saham yang kamu miliki naik sebesar Rp. 300 dari harga awal, sehingga level stop loss saham yang kamu miliki juga naik ke angka Rp. 4.900.
5 jam setelah pembelian, harga saham yang turun ke angka Rp. 4.600 juga membuat saham yang kamu miliki otomatis terjual namun dengan harga Rp. 4.900 karena level stop loss yang kamu miliki sebelumnya telah naik ke angka tersebut.
Penjualan otomatis saham akan terjadi di harga Rp. 4.900 sebelum kondisi harga mencapai angka Rp. 4.600.
Dari ilustrasi di atas tergambar bahwa trailing stop bisa menjadi pilihan yang lebih tepat untuk kasus diatas jika dibandingkan dengan cut loss dan stop loss karena masih memiliki peluang untuk memberikan profit dari saham yang dimiliki.
Mana yang Lebih Baik ?
Pada dasarnya, ketiga istilah diatas merupakan tindakan yang memiliki sistem serta tujuan yang serupa yaitu menjaga profit serta menghindari kerugian yang lebih banyak. Lantas mana yang lebih baik digunakan diantara ketiganya ?
Ketiganya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, sehingga kamu harus menganalisa ketiga hal tersebut secara lebih mendalam. Ketiganya juga bisa digunakan secara bergantian pada kondisi trading tertentu.
Para trader pemula bisa menggunakan stop loss agar setiap saham yang mengalami penurunan harga langsung terjual dan tidak menimbulkan efek shock karena kerugian yang dialami.
Sedangkan kamu para trader kawakan bisa menerapkan cut loss pada saat melakukan day trading, serta menggunakan trailing stop pada saat melakukan swing trading.
Trailing stop hingga cut loss dan stop loss memang menawarkan manfaat yang cukup besar karena bisa membantu kamu menghindari kerugian yang besar. Namun kamu juga harus menyadari bahwa ketiganya juga memiliki risiko diantaranya adalah adanya pengaruh yang menyebabkan kamu menjual saham saat harga saham masih berada pada kondisi harga koreksi.
Harga koreksi yang dimaksud adalah harga yang belum fix dan bisa mengalami kenaikan dalam waktu cepat. Untuk itu, sangat penting untuk memahami ketiga hal ini dengan lebih maksimal sebelum kamu memutuskan untuk menggunakannya.
Pada dasarnya stop loss, cut loss, dan trailing stop bisa digunakan saat kamu telah memahami seluruhnya dengan maksimal. Pemanfaatan yang tepat bisa memberikan profit yang maksimal dari setiap trading yang kamu lakukan.
Gunakan Fitur Stop Loss Stockbit
Bagi kamu yang ingin menerapkan strategi Stop Loss ke dalam strategi investasi, kamu dapat menggunakan fitur Auto Order Stockbit yang akan membantu untuk meminimalisir potensi kerugian investasi yang kamu lakukan.
PT Stockbit Sekuritas Digital adalah perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Buka rekening saham di Stockbit amat mudah karena 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit. Sehingga sangat memudahkan bagi pemula.
Petunjuk buka rekening saham Stockbit disini.
Cara menggunakan fitur Stop Loss Stockbit :
Buka aplikasi Stockbit
Pilih menu Portofolio
Pilih saham yang akan diatur Stop Loss
Pilih Auto Order, lalu Stop Loss
Masukan Jumlah Lot dan Harga yang kamu inginkan
Klik Submit