Seiring perkembangan teknologi, kini bank digital semakin marak bermunculan bahkan bank digital menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dapat dimiliki dengan dibeli di bursa saham. Perusahaan yang masuk dalam sektor saham keuangan ini cukup menarik untuk diperhatikan.
Seringkah kamu mendengar tentang bank digital? Pastinya sudah banyak yang sering menggunakan bank digital tersebut untuk transaksi sehari-hari.
Bank digital ini muncul dengan memberikan berbagai promo menarik sehingga nasabah semakin tergiur untuk menggunakan layanan yang diberikan. Tentunya perlu diketahui bahwa pengertiian bank digital ini berbeda dengan bank yang memiliki layanan digital.
Istilah bank digital dan layanan online bank sering sekali diartikan sama padahal keduanya sebenarnya berbeda. Dimana diketahui bahwa bank digital seluruh layanannya dilakukan secara online sedangkan layanan online bank adalah bank konvensional yang membuka layanan online untuk memudahkan nasabah.
5 Saham Bank Digital di Bursa Saham
Sebelum kamu ingin membeli saham dari bank digital tentu ada baiknya untuk mengenal terlebih dahulu profil singkat saham bank digital tersebut di antaranya yaitu:
1. PT Bank Jago - ARTO
PT. Bank Jago Tbk (ARTO) bergerak dalam bidang perbankan ini didirikan di Bandung pada tanggal 14 Desember 1992. PT Bank Jago Tbk resmi meluncurkan aplikasi Jago pertengahan April 2021 lalu. Salah satu fitur unggulan yang dimiliki adalah Kantong. Melalui fitur ini, nasabah dapat mengajak pengguna lainnya untuk mengalokasikan dana mereka ke dalam Kantong yang bisa diakses bersama-sama, sama seperti tabungan.
PT Bank Jago sendiri dimiliki oleh pemegang saham diantaranya yaitu PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia, PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay), Wealth Track Technology Limited) dan lain sebagainya.
Saham yang berkode ARTO ini memiliki market cap senilai Rp 36,3 T per 23 Mei 2023. Pada tahun buku 2022 ARTO tercatat memiliki aset sejumlah 16,9 T, terdiri dari ekuitas senilai 8,2 T dan liabilitas senilai 8,7 T. Sepanjang tahun 2022, ARTO membukukan pendapatan Rp 1,5 T, dengan keuntungan bersih Rp 16 M.
2. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994. Pada awalnya, perusahaan bernama Maybank Nusa International yang merupakan patungan usaha antara Maybank dan Bank Nusa Nasional.
Dalam menjalankan kegiatannya, Aladin Bank memiliki identitas etika dan kepatuhan syariah. Hal ini diwujudkan dengan menerapkan nilai-nilai Islam, antara lain kepercayaan, keadilan, kejujuran, menghormati sesama, kebenaran, dan toleransi.
Sejak pertama kali listing IPO pada tanggal 01 Februari 2021 dengan harga awal Rp 103 / lembar, kini per tanggal 15 Mei 2023 berada pada harga Rp 1.305 / lembar. Artinya dalam kurun waktu 2 tahun lebih, perusahaan berkode BANK ini mengalami kenaikan sebesar 900%.
Saham yang berkode BANK ini memiliki market cap senilai Rp 19,2 T per 23 Mei 2023. Pada tahun buku 2022 BANK tercatat memiliki aset sejumlah 4,7 T, terdiri dari ekuitas senilai 3,1 T dan liabilitas senilai 1,5 T. Sepanjang tahun 2022, BANK membukukan pendapatan Rp 82 M, dengan kerugian bersih Rp 265 M.
3. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)
Saham bank digital berikutnya adalah PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang dahulu PT. Bank Yudha Bhakti Tbk bergerak dalam bidang Perbankan. Awalnya, saham Bank Yudha Bhakti hanya dimiliki oleh Koperasi Induk/Pusat Militer dan Polisi.
BBYB pun terus membukukan kinerja operasional yang cukup bagus dengan total nasabah sudah mencapai 13 juta dalam waktu singkat dibandingkan pencapaian bank digital lainnya dengan rata-rata hanya mencatatkan 1-2 juta nasabah dalam periode yang sama.
Saham yang berkode BBYB ini memiliki market cap senilai Rp 6,6 T per 23 Mei 2023. Pada tahun buku 2022 BBYB tercatat memiliki aset sejumlah 19,6 T, terdiri dari ekuitas senilai 3,7 T dan liabilitas senilai 15,9 T. Sepanjang tahun 2022, BBYB membukukan pendapatan Rp 1,4 T, dengan kerugian bersih Rp 789 M.
4. PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)
PT Bank Amar Indonesia Tbk. didirikan pada tahun 1991 di Surabaya dengan nama PT Anglomas International Bank. Pada tahun 2014, Bank berganti nama menjadi PT Bank Amar Indonesia. Kemudian pada Juni 2019, Bank mendapatkan peningkatan modal dari pemegang saham sehingga status Bank menjadi Bank BUKU II dengan modal inti lebih dari Rp 1 Triliun.
Selanjutnya, pada tanggal 9 Januari 2020 telah efektif menjadi PT Bank Amar Indonesia Tbk dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “AMAR”. Saat ini, 70% saham dimiliki oleh Tolaram Group, sedangkan 13,83% saham dimiliki oleh Investree Singapore Pte Ltd, dan 15,53% saham dimiliki oleh masyarakat.
Bank Amar memposisikan diri sebagai bank digital yang fokus pada sektor ritel dan UMKM. Dalam hal operasi dan pendekatan bisnis telah terjadi transformasi digital di mana teknologi menjadi fokus utama.
Saham yang berkode AMAR ini memiliki market cap senilai Rp 5,9 T per 23 Mei 2023. Pada tahun buku 2022 AMAR tercatat memiliki aset sejumlah 4,5 T, terdiri dari ekuitas senilai 3,1 T dan liabilitas senilai 1,3 T. Sepanjang tahun 2022, AMAR membukukan pendapatan Rp 775 M, dengan kerugian bersih Rp 155 M.
5. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR)
PT. Bank Dinar Indonesia Tbk. (DINAR) adalah sebuah bank yang beroperasi di Indonesia. Bank ini didirikan pada tahun 1991 dan berkantor pusat di Jakarta. DINAR terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai bank umum yang menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan kepada nasabahnya.
Bank Dinar Indonesia fokus pada pelayanan perbankan konvensional dengan berbagai produk seperti tabungan, deposito, kredit, dan jasa perbankan lainnya. Bank ini juga menawarkan layanan perbankan elektronik seperti internet banking dan mobile banking untuk memudahkan nasabah dalam mengakses dan mengelola rekening mereka.
Bank Dinar Indonesia mulai menjadi perusahaan publik melalui IPO pada tahun 2014. saat itu Bank Dinar melepas 22,22% kepemilikan saham kepada publik dengan harga penawaran Rp 110 per lembar saham. Per Desember 2022, kepemilikan masyarakat sudah turun menjadi 5,7%, sedangkan mayoritas pemegang saham adalah APRO financial sebesar 93.4%.
Saham yang berkode DNAR ini memiliki market cap senilai Rp 2,3 T per 23 Mei 2023. Pada tahun buku 2022 DNAR tercatat memiliki aset sejumlah 10,1 T, terdiri dari ekuitas senilai 3,5 T dan liabilitas senilai 6,6 T. Sepanjang tahun 2022, DNAR membukukan pendapatan Rp 702 M, dengan keuntungan bersih Rp 13 M.
Mana Saham Bank Digital Terbaik?
Jika kamu ingin mencari saham bank digital terbaik diantara 5 daftar diatas, dibutuhkan data lalu melakukan analisa. Setiap investor bisa saja menghasilkan analisa yang berbeda.
Dalam artikel ini, akan membandingkan 3 bank digital yaitu PT Bank Jago Tbk, PT Bank Aladin Syariah Tbk, dan PT Bank Neo Commerce Tbk dengan memberikan beberapa matriks yang dapat dibandingkan.
Disclaimer : perbandingkan ini bukanlah rekomendasi pembelian saham. Keputusan tetap berada pada masing-masing investor.
Perbandingan ini akan menggunakan fitur Comparison dari aplikasi Stockbit. Karena tools ini sangat praktis digunakan.
Buka aplikasi Stockbit
Cari saham Bank Jago (ARTO)
Pilih fitur Comparison
Isi dengan saham pembanding BANK dan BBYB
Hasil perbandingkan akan ditampilkan
Kamu dapat melihat pada gambar diatas perbandingan valuasi antara ARTO, BANK dan BBYB. Perbandingan valuasi yang dapat dibandingkan antara lain adalah Market Cap, PER, dan PBV. Selain perbandingan valuasi masih ada matriks-matriks perbandingan lainnya, loh !
Apa saja yang bisa dibandingkan dengan fitur Comparison Stockbit? Kamu bisa membandingkan emiten dengan emiten, emiten dengan industry average dan sector average.
Matriks perbandingan yang ditampilkan :
Valuation
Per Share
Solvency
Profitability
Dividend
Income Statement
Balance Sheet
Cash Flow Statement
YoY Growth
Fitur ini bersifat gratis dengan hanya membuka rekening saham di Stockbit. Registrasi 100% secara online tanpa dokumen fisik dan tanpa minimal deposit. Selain itu, kamu dapat mengakses tools pro lainnya seperti chartbit, fundachart, screener, dan fitur lainnya.
***
Setelah memahami tentang saham bank digital dan profilnya dari daftar diatas tentu ini meningkatkan semangat untuk terus berinvestasi. Jangan lupa mulai download aplikasi Stockbit untuk memulai investasi pertamamu.
Disclaimer:
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.