Saham BBNI Stock Split Berapa Kali? / by Merissa Chaca

Saham BBNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk adalah salah satu bank BUMN yang sahamnya tercatat di pasar modal dengan kode saham BBNI. Dalam waktu dekat, emiten akan melakukan aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2.

Lalu, sudah berapa kali BBNI melakukan stock split saham? Bagaimana juga profil BBNI, kinerja keuangan, dan pergerakan sahamnya di pasar dalam lima tahun terakhir? Simak artikel berikut.

Sudah Berapa Kali Saham BBNI Stock Split?

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang dilaksanakan pada Selasa, 19 September 2023, pemegang saham menyetujui rencana pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:2.

Aksi stock split ini resmi menjadi yang pertama kali dilakukan BBNI sejak IPO di BEI pada November 1996. Berdasarkan keterbukaan informasi, saat ini modal ditempatkan dan disetor BBNI sebanyak ~18,65 miliar lembar saham, yang terdiri atas 1 saham seri A Dwiwarna milik pemerintah, ~289 juta lembar saham seri B, dan ~18,36 miliar lembar saham seri C.

Setelah stock split, modal ditempatkan dan disetor BBNI akan bertambah menjadi ~579 juta lembar saham seri B dan ~37,3 miliar lembar saham seri C. Sedangkan untuk jumlah saham seri A Dwiwarna bersifat tetap. Dengan rasio stock split 1:2, maka nilai nominal per saham Dwiwarna dan seri B akan berubah dari Rp7.500 menjadi Rp3.750, sementara saham seri C akan terpecah menjadi Rp187,5 dari sebelumnya Rp375.

Mengacu pada jadwal stock split yang diumumkan perseroan, batas perdagangan saham dengan nilai nominal lama akan jatuh pada 5 Oktober 2023. Sementara hari perdana perdagangan saham dengan nominal baru dijadwalkan pada 6 Oktober 2023 untuk pasar reguler dan negosiasi, dan pada 10 Oktober 2023 untuk perdagangan di pasar tunai.

Adapun tujuan dilakukannya stock split tersebut antara lain untuk meningkatkan demand atas saham perseroan dengan memperluas basis investor, khususnya investor perorangan (ritel).

Profil PT Bank Negara Indonesia Tbk

Perseroan adalah Bank pertama di Indonesia yang didirikan sebagai Bank sentral pada 1946 dengan nama “Bank Negara Indonesia”. Pada 1968, BNI menjadi Bank Umum Milik Negara dengan mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Pada 1992, BNI berubah menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero) dan pada November 1996, BNI resmi menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses IPO. BNI juga melakukan rekapitalisasi, divestasi, dan penawaran umum saham terbatas untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya.

Pada 2022, BNI mengakuisisi 63,92% saham Bank Mayora, bank swasta nasional yang terintegrasi dengan digital banking. BNI juga mendirikan PT BNI Modal Ventura, anak usaha yang bergerak di bidang modal ventura, untuk mendukung pengembangan startup dan ekosistem digital.

Hingga Juni 2023, mayoritas saham BBNI dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 60% dan masyarakat sebesar 40%. BNI didukung oleh sejumlah anak usaha dalam rangka memperkuat layanan finansial secara terpadu, meliputi PT BNI Multifinance, PT BNI Sekuritas, PT BNI Life Insurance, BNI Remittance Ltd., PT Bank Mayora, dan PT BNI Modal Ventura.

BNI kini tercatat sebagai salah satu bank nasional terbesar di Indonesia, dari sisi total aset, total kredit, maupun total dana pihak ketiga.

Kinerja Saham dan Keuangan BBNI

Grafik Saham BBNI

Grafik di atas menunjukkan pergerakan saham BBNI dalam lima tahun terakhir. Seperti tampak pada grafik, mulanya saham ini bergerak dalam tren naik dan menyentuh puncak di Rp10.250/saham pada 18 April 2019.

Namun, setelah itu, saham BBNI alami koreksi dan terus mengalami penurunan hingga menyentuh level Rp2.970/saham, terendah dalam lima tahun. Merosotnya saham bank pelat merah ini dipicu oleh kepanikan investor terhadap wabah pandemi Covid-19 yang terjadi di awal 2020.

Adanya pandemi Covid-19 juga turut memberikan dampak negatif pada kinerja perseroan, dimana sepanjang 2020 BNI hanya mampu mencatat laba bersih sebesar Rp3,3 triliun, anjlok -78,7% dari laba bersih 2019 yang sebesar Rp15,4 triliun. Hal ini utamanya disebabkan oleh penambahan cadangan (CKPN) yang dilakukan perseroan untuk mengantisipasi kenaikan risiko kredit bermasalah BNI akibat dampak pandemi.

Tabel Saham BBNI

Tercatat, pada 2020 total pencadangan BNI mencapai Rp22,59 triliun atau melesat +155,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Selain itu, turunnya pendapatan bunga sebesar -4% yoy seiring dengan pemberian program stimulus untuk restrukturisasi kredit nasabah yang terdampak Covid-19 juga turut menyebabkan laba perseroan terkontraksi.

Pada 2021, BNI berhasil mencatat pertumbuhan laba sebesar +232% menjadi Rp10,9 triliun seiring dengan mulai pulihnya ekonomi pasca pandemi. Pertumbuhan kinerja BNI terus berlanjut dimana pada 2022 perseroan tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp54,7 triliun atau meningkat +9,3% dari tahun sebelumnya. Sedangkan kinerja laba bersih melonjak +68% yoy menjadi Rp18,3 triliun.

Pulihnya kinerja BNI tercermin pada harga sahamnya yang kembali diapresiasi pasar. Pada perdagangan 29 September 2023, saham BBNI tercatat ditutup di level Rp10.325/saham, rekor tertinggi sepanjang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain karena kinerja perseroan yang terus bertumbuh, meningkatnya harga BBNI juga dipicu oleh sentimen positif dari pelaku pasar menyambut disetujuinya rencana Stock Split saham Perseroan.

Aksi Korporasi BBNI

Di samping Stock Split, BBNI juga tercatat beberapa melakukan aksi korporasi lain, yaitu pembagian dividen yang sudah dilakukan Perseroan setiap tahun sejak 2009.

Terbaru, BBNI membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp7,32 triliun atau Rp392.78 per saham yang telah dibayar pada 14 Mei 2023. Besaran dividen ini berasal dari 40% laba perseroan untuk tahun buku 2022 yang mencapai Rp18,3 triliun.

Jika mengacu pada harga penutupan BBNI pada tanggal Cum Date Dividen, yaitu 27 Maret 2023 di Rp9.500 per saham, maka indikasi dividen yield BBNI untuk tahun buku 2022 adalah sebesar 4,13%.

Beli Saham BBNI Bisa di Stockbit

Demikian ulasan singkat tentang saham profil, kinerja saham dan keuangan BBNI. Apabila kamu tertarik membeli saham ini, kamu dapat membelinya lewat aplikasi Stockbit. Stockbit adalah aplikasi saham online yang aman dan lengkap dengan berbagai fitur untuk memudahkan kamu berinvestasi saham.

Apabila kamu sudah terdaftar di Stockbit, simak tutorial cara membeli saham BBNI di aplikasi Stockbit berikut ini:

  • Buka aplikasi Stockbit

  • Top up RDN, pastikan nominalnya ada dan cukup untuk melakukan pembelian saham BBNI (minimal pembelian saham 1 lot = 100 lembar). Jika tidak, silahkan isi saldo RDN terlebih dulu.

  • Klik menu Search, cari saham BBNI atau PT Bank Negara Indonesia Tbk

  • Klik tombol Buy

  • Masukan harga pembelian dan jumlah lot saham yang ingin kamu beli

  • Klik Buy, lalu Confirm.

Jika bingung bagaimana cara analisis saham, Stockbit menyediakan fitur Stockbit Academy yang bisa bantu kamu belajar saham dari nol. Salah satunya belajar tentang bagaimana cara analisa saham secara fundamental maupun teknikal. Daftar Stockbit dan cobain fiturnya!

Disclaimer:

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu.