7 Daftar Saham Nikel di Bursa Efek Indonesia / by Guest User

Para pengamat saham menilai, emiten saham nikel akan kembali bergairah. Setidaknya hal ini terlihat sejak awal tahun 2022, sejalan dengan tren kenaikan harga kontrak berjangka (futures) nikel akhir-akhir ini.

Investasi industri pengolahan nikel diprediksi semakin meningkat di tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Bahkan industri baterai listrik diprediksi menjadi primadona yang akan menggenjot volume angkutan komoditas membuat prospek emiten nikel tampak cerah di masa depan. 

Berikut ini daftar saham nikel di Bursa Efek Indonesia dan profilnya:

7 Daftar Saham Nikel di Bursa Efek Indonesia

1. PT Aneka Tambang Tbk - ANTM

PT Aneka Tambang Tbk adalah emiten pertambangan dan logam terdistribusi vertikal dan terdiversifikasi. Bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian dan pemasaran mulai dari bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan logam mulia lainnya. 

Emiten yang termasuk emiten produsen emas ini merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Tahun 2021, emiten ini membukukan laba bersih Rp 1,8 T dari total pendapatan Rp 38 T.

2. PT Vale Indonesia Tbk - INCO

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) merupakan emiten produsen nikel matte yang berhasil mencetak kenaikan kinerja sepanjang periode semester pertama 2022. INCO tercatat membukukan pendapatan senilai Rp 8,3 T, naik 38% dari realisasi pendapatan di semester pertama 2021 sebesar Rp 6 T.

Emiten yang biasa dikenal dengan PT Vale merupakan perusahan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Sulawesi Selatan. INCO merupakan bagian dari Vale sebuah perusahaan multitambang asal Brasil.

3. PT Central Omega Resources Tbk - DKFT

Lingkup kegiatan emiten DKFT meliputi usaha pertambangan, pengolahan mineral dan perdagangan hasil tambang yang dilakukan melalui entitas anak. Produk yang dihasilkan yaitu bijih nikel dan feronikel yang berasal dari wilayah pertambangan dan pemurnian di Sulawesi Tengah.

Pengolahan mineral emiten DKFT meliputi proses pemurnian nikel untuk menghasilkan ferro nikel (FeNi) dan nickel pig iron (NPI) melalui smelter blast furnace berkapasitas 100 ribu ton FeNi per tahun, dengan saham dominan dimiliki oleh PT Jinsheng Mining sebesar 59,76%.

4. PT. Ifishdeco Tbk - IFSH

Saham nikel berikutnya adalah PT. Ifishdeco Tbk yang merupakan emiten bergerak di bidang pertambangan bijih mentah nikel. Kegiatan usahanya mencakup eksplorasi, pengembangan dan penjualan nickel core yang berlokasi di wilayah Sulawesi Tenggara.

Saham IFSH mencetak kinerja fantastis sepanjang tahun 2021, dengan meraih penjualan bersih Rp 906,25M, atau melonjak hingga 129% dibandingkan tahun sebelumnya. Emiten IFSH berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 159,07 M di sepanjang tahun 2021. 

5. PT Resource Alam Indonesia Tbk - KKGI

Emiten Resource Alam Indonesia mulai melakukan penawaran umum perdana ke publik pada Juli 1991 sebanyak 4,5 juta lembar dengan harga penawaran Rp 5.700 per saham. KKGI memulai produksi nikel pada tambangnya yang berada di wilayah Sulawesi Tenggara mulai tahun ini. 

Emiten KKGI menargetkan produksi nikel 600.000 ton hingga akhir tahun, dan berencana untuk meningkatkan produksi dan penjualan batubara menjadi 4 juta ton sesuai dengan kondisi dan permintaan pasar ke depan. 

6. PT Timah Tbk - TINS

PT Timah Tbk merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. 

Ruang lingkup kegiatan emiten pertambangan ini meliputi bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa. Kegiatan utama perusahaan adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha mereka.

Tahun 2021, TINS berhasil membukukan laba bersih Rp 1,3 T dari total pendapatan 14,6 T.

7. PT PAM Mineral Tbk - NICL

PT. PAM Mineral Tbk (NICL) didirikan pada tanggal 15 Januari 2008. Perusahaan bergerak dalam bidang pertambangan mineral nikel baik secara langsung maupun melalui entitas anak perusahaan.

Emiten ini memiliki 2 wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Sulawesi Tengah.

Pada tahun 2021, NICL membukukan laba bersih Rp 45 M dari total pendapatan Rp 419 M.

***

Nikel merupakan salah satu jenis komoditas yang banyak dibahas oleh sejumlah pihak karena kenaikan harganya disebabkan oleh sejumlah konflik di beberapa belahan dunia dan pandemi Covid-19.

Semenjak bulan Maret 2022, prospek saham nikel dinilai akan semakin solid dan menguat. Lonjakan harga nikel bahkan sudah berlangsung semenjak pertengahan tahun 2020 sampai akhir tahun 2021. Hal ini memberi dampak positif terhadap kinerja emiten nikel.

Itulah daftar saham nikel yang perlu kamu ketahui, semoga bermanfaat!

Artikel ini disediakan oleh Stockbit,- aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang legal dan terdaftar di OJK sebagai perusahan sekuritas.

Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit.