Pada saat ini, Bursa Efek Indonesia memiliki lebih dari 800 saham yang telah tercatat. Seluruh saham tersebut ada yang diperdagangkan setiap hari dan ada juga yang tidak aktif, namun nilai dari seluruh pergerakan saham tersebut mempengaruhi pergerakan indeks IHSG.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua saham berpengaruh terhadap pergerakan IHSG secara signifikan. Hanya ada segelintir saham terbesar di Indonesia yang mampu mempengaruhi pasar.
Saham tersebut berpengaruh besar karena memiliki nilai kapitalisasi pasar yang sangat besar, bahkan mencapai 30% dari nilai IHSG.
Untuk mengetahuinya, berikut ini adalah 5 saham terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasarnya (sampai artikel ini diterbitkan).
5 Saham Terbesar di Indonesia Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
1. PT Bank Central Asia Tbk - BBCA
BBCA merupakan saham yang bergerak pada industri perbankan. Beberapa unit usaha yang dimiliki oleh BCA antara lain adalah bank umum, pembiayaan konsumen, jasa pengiriman uang, bank syariah, sekuritas, dan asuransi. Bank ini didirikan pada tahun 1957, dan mulai tercatat di bursa efek pada tahun 2000.
Sebagai Bank swasta terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah asetnya, Bank BCA mencatatkan pertumbuhan usaha yang sangat baik bila diukur dalam 20 tahun terakhir. Saat ini total aset BCA mencapai lebih dari Rp 1.200 triliun dengan kapitalisasi pasar mencapai lebih dari Rp 900 triliun.
Bila diukur sejak tahun 2004, harga saham BBCA sudah naik dari 180 menjadi 7.900 hingga Agustus 2022. Ini mencerminkan kenaikan sekitar 23% per tahunnya, merupakan kenaikan yang lebih baik dibandingkan IHSG.
Oleh karena itu, selama puluhan tahun terakhir ini, saham BBCA ini sudah memberikan reward yang luar biasa untuk investor jangka panjang, yang juga menikmati dividen dari saham ini yang terus meningkat seiring dengan kenaikan laba perusahaan.
Baca juga cara membeli saham BCA.
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk - BBRI
Pada urutan kedua, kita mendapatkan BBRI yang juga merupakan saham perbankan. Perbedaannya, bila bank BCA dimiliki oleh swasta, maka BRI dimiliki oleh pemerintah Indonesia. BBRI didirikan pada tahun 1895 dan mulai tercatat di bursa pada tahun 2003.
Saat ini BBRI memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp 640 triliun.
Dalam hal layanan, BBRI lebih fokus pada segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Selain itu jaringan yang dimiliki oleh BBRI jauh lebih luas daripada BCA, dimana masyarakat tidak hanya bisa mengakses layanan perbankan BRI di kota besar saja, namun juga bisa di pelosok daerah seluruh Indonesia.
Harga saham BBRI juga tumbuh secara impresif dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 2003 akhir, harga sahamnya adalah 102, dan pada Agustus 2022 sudah mencapai 4.300.
Ini mencerminkan kenaikan sekitar 20% per tahun. Per Juni 2022, total aset BBRI sudah mencapai lebih dari 1.600 triliun rupiah pada tahun 2022, dengan keuntungan bersih hampir 25 triliun rupiah dan ini terus bertumbuh setiap tahunnya.
Oleh karena itu, selama puluhan tahun terakhir ini, saham BBRI ini sudah memberikan return yang sangat baik untuk investor jangka panjang.
Selain kenaikan harga, investor juga menikmati dividen dari saham ini yang terus meningkat seiring dengan kenaikan laba perusahaan.
3. PT Telkom Indonesia Tbk - TLKM
Saham terbesar di Indonesia pada urutan ketiga adalah TLKM atau PT Telkom Indonesia Tbk. TLKM merupakan operator yang menyediakan layanan telekomunikasi baik untuk perusahaan maupun individual.
Berdasarkan data dari statista.com, pada tahun 2021 Telkom memiliki pangsa pasar 59.3% untuk layanan telekomunikasi di Indonesia, ini menjadikan telkom sebagai operator terbesar di Indonesia.
TLKM yang termasuk saham telekomunikasi ini didirikan sejak tahun 1965, dan mulai mencatatkan sahamnya di bursa pada tahun 1995. Saat ini TLKM memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 419 triliun.
Selain itu, pendapatan TLKM juga terus bertambah setiap tahunnya, mengingat industri telekomunikasi merupakan salah satu kebutuhan penting bagi seluruh masyarakat saat ini.
Akan tetapi, keuntungan bersih TLKM pernah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Laba bersihnya turun dari Rp 32,7 triliun pada 2017 menjadi Rp 26,9 triliun pada 2018. Hal ini mengakibatkan turunnya harga saham TLKM juga.
Meskipun dalam jangka panjang, harga sahamnya mengalami kenaikan dari 1500 di tahun 2004 hingga 4.500 rupiah di tahun 2022, pergerakan harga saham TLKM mengalami stagnasi sejak tahun 2016 hingga 2022.
Hal ini berbeda bila dibandingkan pergerakan harga BBCA dan BBRI yang terus bertumbuh setiap tahunnya.
4. PT Bank Mandiri Tbk - BMRI
Pada urutan ke 4 saham terbesar di Indonesia, kita mendapati saham perbankan kembali yaitu BMRI atau Bank Mandiri. BMRI didirikan pada tahun 1998 dan mulai tercatat di bursa pada tahun 2003. Saat ini BMRI memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 382 triliun.
Sama seperti BBRI, Bank Mandiri juga dimiliki oleh pemerintah, namun BMRI lebih fokus melayani nasabah korporasi dibandingkan usaha kecil. BMRI sudah memiliki lebih dari 2.000 kantor cabang, dengan jumlah mesin ATM mencapai 15.000 unit.
Untuk harga sahamnya, BMRI juga mencatatkan kenaikan yang baik dalam jangka panjang. Sejak tahun 2003, harga sahamnya naik dari 400 rupiah menjadi 8.400 rupiah di tahun 2022, atau sekitar 20x lipat dalam 19 tahun. Sebuah kenaikan yang sangat baik dibandingkan IHSG.
Sama seperti saham perbankan lainnya, kinerja BMRI sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional mengingat sektor perbankan sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi.
Namun dengan fundamental dan tata kelola perusahaan yang baik, bank Mandiri berpotensi untuk terus tumbuh kedepannya. Atas dasar inilah investor jangka panjang juga menyukai BMRI.
5. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk - GOTO
GOTO merupakan singkatan dari Gojek Tokopedia, yang merupakan saham terbesar di Indonesia yang ke 5. Saham ini bergerak di bidang teknologi yang menawarkan ekosistem yang lengkap meliputi transportasi, e-commerce serta layanan keuangan. Produk dari GoTo sudah sangat dikenal masyarakat luas yaitu aplikasi Gojek & Tokopedia.
Perusahaan ini baru saja mencatatkan sahamnya di bursa pada tahun 2022, dan merupakan perusahaan teknologi di Indonesia dengan kapitalisasi pasar terbesar yang mencapai Rp 350 triliun. Menurut presentasi GoTo, bahkan terdapat 64,6 juta pelanggan yang bertransaksi secara tahunan, per Q1 2022.
Meski demikian, saham GoTo belum mencatatkan keuntungan saat ini. Per 2021, total kerugian GOTO mencapai Rp 22 triliun. Namun, peningkatan tingkat komisi dan inisiatif monetisasi diharapkan bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan kedepannya.
Cara Melihat Kapitalisasi Pasar di Stockbit
Stockbit adalah aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang sudah terdaftar dan legal sebagai perusahaan sekuritas di OJK.
Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit.
Kamu bisa mengecek kapitalisasi pasar sebuah saham dengan cara :
Buka aplikasi Stockbit
Cari saham yang ingin kamu cek
Cek di bagian Keystats > Market Cap
Demikian ulasan tentang saham terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar atau market cap. Yuk, unduh Stockbit sekarang.