Cuan Lebih Banyak Dengan Strategi Sell On Strength Buy On Weakness / by Guest User

Sell On Strength Buy On Weakness

Menjadi seorang trader yang sukses tentu merupakan keinginan setiap orang yang terjun ke pasar modal. Agar keinginan tersebut bisa diwujudkan dengan maksimal, sangat penting untuk mengatur strategi trading dengan tepat. 

Ada beberapa strategi yang seringkali digunakan dalam dunia investasi saham, salah satunya adalah sell on strength buy on weakness.

Sudah menjadi informasi umum bahwa strategi yang tepat bisa memberikan hasil investasi yang maksimal baik dari segi capital gain maupun dividen. Namun tentu setiap strategi yang ada juga perlu dipahami terlebih dahulu agar penggunaan strategi tersebut bisa sesuai dengan harapan.

Pengertian Sell On Strength Buy On Weakness

Seperti dipaparkan sebelumnya bahwa strategi yang memiliki arti “menjual saat kuat dan membeli saat lemah” ini memang cukup banyak digunakan oleh kalangan trader. Dari namanya saja sebenarnya pengertian dari strategi ini sudah tergambar sangat jelas.

Untuk mempermudah penjelasannya, strategi ini akan disingkat dengan nama SOS BOW. Strategi SOS BOW sering digunakan pada transaksi trading saham. Strategi ini dilakukan dengan cara menjual saham ketika harga berada pada level yang tinggi serta membeli saham tersebut ketika saham berada pada harga yang rendah.

Meski sering dinilai sebagai 1 strategi yang sama, namun sebenarnya strategi ini bisa dilakukan dengan cara terpisah. Beberapa kalangan trader bahkan seringkali melakukan salah satu strategi tersebut tanpa melakukan strategi lainnya.

Strategi sell on strength sendiri memiliki definisi strategi penjualan saham ketika harga saham mencapai level tertinggi. Untuk bisa melakukan strategi ini, trader perlu mengetahui bagaimana cara menganalisa level resisten suatu saham agar tahu kapan waktu yang tepat untuk menjualnya.

Jika strategi SOS merupakan strategi yang dilakukan berkaitan dengan penjualan saham, maka strategi BOW merupakan strategi yang dilakukan pada transaksi pembelian saham. Strategi buy on weakness ini dilakukan dengan cara membeli saham saat harga saham berada pada level harga paling rendah.

Kedua strategi ini dinilai bisa memberikan keuntungan yang tinggi bagi para trader. Saat saham dijual pada harga resisten yang tinggi, tentu trader akan mendapatkan keuntungan berupa selisih harga atau capital gain dari saham tersebut. 

Begitupun jika trader atau trader membeli saham dengan strategi BOW maka modal yang dikeluarkan akan lebih sedikit.

Penerapan Strategi SOS BOW

Meski strategi sell on strength dan buy on weakness mampu memberikan keuntungan yang tinggi, namun tidak semua trader atau trader bisa melakukan strategi ini. Penerapan strategi SOS BOW ternyata tidak semudah yang diperkirakan.

Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat akan menggunakan strategi ini diantaranya :

  • Menganalisa harga resisten saham

  • Menganalisa harga level terendah saham 

  • Menganalisa kinerja saham dari hari ke hari

  • Mengidentifikasi sinyal menggunakan trend channels atau envelope channels 

Salah satu indikator SOS BOW

1. Startegi Sell on Strength

Pada kenyataannya, banyak trader atau trader yang justru gagal melakukan strategi ini. Diantara kedua strategi baik buy on weakness maupun sell on strength, strategi sell on strength menjadi strategi yang paling sulit dilakukan.

Setelah mengetahui harga resisten saham yang ada, banyak kalangan trader yang terus menanti hingga harga saham mencapai harga resisten tersebut baru kemudian berencana menjualnya. 

Namun sayangnya seringkali harga saham mengalami kenaikan yang sedikit kemudian kembali turun secara terus menerus sehingga akhirnya harga resisten tersebut tidak bisa dicapai.

Saat hal ini terjadi maka trader tersebut akhirnya mau tidak mau akan menjual saham tersebut di harga yang jauh lebih rendah dari harga resisten. Kondisi seperti ini tentu membuat potensi keuntungan yang sebelumnya diperkirakan akhirnya hilang.

Ada 2 hal yang bisa kamu lakukan untuk antisipasi hal tersebut, yaitu :

a. Analisa resisten dengan tepat

Trader akan melakukan analisa dengan cermat terhadap penentuan resisten agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Misalnya dengan mengkombinasikan antara indikator support resistance dan candlestick.

Ulasan indikator ini dibahas secara terpisah karena cukup panjang. Silahkan baca artikel support resistance dan candlestick untuk pemahaman lebih jauh.

Candlestick

b. Menetapkan persentase keuntungan

Beberapa kalangan trader biasanya memilih untuk menjual saham setelah mencapai profit minimal 5% dibandingkan dengan menunggu hingga harga resisten terjadi. Cara ini dinilai bisa menyelamatkan profit yang diharapkan.

Contoh nyata penerapan strategi sell on strength pada saham bisa kamu lihat pada grafik saham HMSP di bawah ini.

Sell on Strength HMSP

Seperti yang tampak pada grafik, saham HMSP ini memiliki dua titik resisten yang ditunjukkan oleh area persegi panjang berwarna merah. Bila kamu ingin menerapkan strategi sell on strength dalam trading saham, maka kamu memerlukan titik-titik resisten tersebut sebagai patokan kapan menjual saham. 

Jadi, ketika harga saham mulai mendekati level resisten, sebaiknya segera jual saham tersebut untuk merealisasikan profit. Misal, jika kamu memegang saham HMSP saat harganya sedang naik, maka dua lingkaran biru yang ditunjuk oleh anak panah pada grafik di atas merupakan momen dimana kamu sebaiknya menjual saham HMSP untuk take profit.

Memang ada kemungkinan harga saham menembus level resisten seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas, tapi hal tersebut tidak selamanya terjadi. Contohnya, pada area resisten kedua, terbukti harga saham HMSP tidak berhasil menembusnya dan harga malah memantul ke bawah memasuki tren bearish.

Itulah alasan kenapa sebaiknya jual saja ketika harga sudah mendekati level resisten, kecuali kamu mengidentifikasi masih ada tekanan beli yang tinggi terhadap saham tersebut dan memprediksi bahwa harga mampu menembus level resisten dan terus melanjutkan kenaikan. Bila kamu yakin demikian, maka tidak ada salahnya juga untuk hold saham alih-alih langsung menjualnya. 

2. Strategi Buy on Weakness

Kebalikan dari strategi sell on strength adalah buy on weakness. Sesuai namanya, strategi ini menyarankan trader untuk melakukan pembelian saham ketika tren harga sedang melemah melalui bantuan garis support yang ditentukan berdasarkan titik terendah harga saham sebelumnya.

Buy on Weakness MDKA

Buy on Weakness MDKA

Grafik di atas adalah contoh penerapan strategi buy on weakness pada saham MDKA. Sebagaimana terlihat pada grafik, pembelian saham MDKA dilakukan ketika saham memantul dari titik-titik supportnya dan itulah maksud dari strategi buy on weakness.

Memang meskipun namanya buy on weakness, bukan berarti trader diimbau membeli saham saat harganya masih dalam tren melemah.

Tetapi, lebih kepada ketika harga saham masih berada di sekitar titik supportnya, namun menunjukkan tekanan beli yang kuat yang mengkonfirmasi bahwa harga saham akan memantul dari tren turun menjadi tren naik. 

Pada strategi buy on weakness juga sering terjadi risiko yang serupa. Beberapa trader memperkirakan harga saham sebuah emiten sedang berada pada level paling rendah kemudian membeli saham tersebut dengan harapan saham tersebut akan mengalami kenaikan harga di periode ke depan.

Kamu dapat memanfaatkan berbagai indikator analisis teknikal dan candlestick untuk penentuan harga terendah dari saham.

Pelajari indikator analisis teknikal disini.

Namun yang terjadi adalah harga saham terus menurun setelah saham masuk ke portofolio hingga trader justru mengalami kerugian. Risiko-risiko ini biasanya terjadi karena analisa yang kurang tepat dari trader maupun trader tersebut.

***

Agar strategi sell on strength buy on weakness ini berhasil memberikan keuntungan yang besar, sangat direkomendasikan agar setiap trader maupun trader mempelajari berbagai strategi tersebut secara lebih dalam. 

Pembelajaran yang tepat akan memberikan hasil investasi dan trading yang lebih maksimal.