Dapat kita perhatikan sebuah fenomena di bursa saham Indonesia bahwa dana asing membukukan penjualan bersih dari IHSG per periode 05 November 2022 - 05 Mei 2023. Untuk lebih paham mengenai penyebab utama dana asing keluar dari IHSG, ada baiknya kita jelaskan tiga jenis pasar sekunder Bursa Saham Indonesia. Tiga jenis pasar sekunder terdiri dari pasar reguler, pasar tunai dan pasar negosiasi, berikut penjelasan lebih lanjut dari ketiganya:
1. Pasar reguler adalah tempat penjual dan pembeli melakukan transaksi saham sehari-hari.
2. Pasar tunai biasanya digunakan untuk menyelesaikan kegagalan dalam memenuhi kewajiban di pasar reguler atau pasar negosiasi.
3. Pasar negosiasi adalah tempat tawar menawar harga saham yang dilakukan secara pribadi namun tetap dalam pengawasan bursa, biasanya harga dan jumlah lembar saham sudah terlebih dahulu disepakati pihak penjual dan pembeli sebelumnya.
Biasanya dalam menganalisa dana asing masuk atau keluar, kita hanya melihat transaksi di pasar reguler karena transaksi saham sehari-hari pada umumnya dilakukan di pasar reguler ini. Per tanggal 05 Mei 2023 dapat kita analisa pergerakan dana asing di pasar reguler bahwa dalam 6 bulan terakhir, per periode 05 November 2022 - 05 Mei 2023, dana asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,03 triliun dari IHSG. Ini berarti asing mulai membukukan penjualan sejak sekitar Kuartal III tahun 2022. Kira-kira apa ya penyebab utama dana asing keluar dari IHSG?
Apa Penyebab Utama Dana Asing Keluar dari IHSG (Pasar Saham Indonesia)?
Ada beberapa ahli ekonomi dan analis yang menyatakan bahwa penyebab utama dana asing keluar dari IHSG adalah suku bunga The Fed. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyatakan bahwa suku bunga the Fed paling berpengaruh terhadap sentimen negatif keluarnya dana investor asing dari bursa saham Indonesia ke negara maju.
Pendapat Bhima seragam dengan pendapat Piter Abdullah, selaku Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), yang menilai bahwa kenaikan suku bunga the Fed mendorong investor asing merealisasikan keuntungan pada posisi harga saham yang masih tinggi. Apakah benar kenaikan suku bunga The Fed adalah penyebab utama dana asing keluar dari IHSG? Mari kita buktikan dengan menganalisa suku bunga The Fed!
Dapat kita analisa kebijakan suku bunga The Fed sejak 17 Maret 2022 hingga 4 Mei 2023
- Pada kuartal pertama 2022 The Fed menahan suku bunga sekitar 0%
- Pada 17 Maret 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps
- Pada 5 Mei 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bps
- Pada 16 Juni 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bps
- Pada 27 Juli 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bps
- Pada 21 September 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bps
- Pada 2 November 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 bps
- Pada 14 Desember 2022 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bps
- Pada 1 Februari 2023 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps
- Pada 22 Maret 2023 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps
- Pada 04 Mei 2023 The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps
Dapat kita lihat dalam analisa kebijakan suku bunga The Fed bahwa mendekati kuartal III The Fed memang menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 basis poin sebanyak 4x sejak bulan Juni hingga November 2022. Berdasarkan pembaruan terakhir, 04 Mei 2023, suku bunga The Fed adalah 5% - 5,25%.
Dengan membandingkan analisa pergerakan dana asing di pasar reguler dan analisa kebijakan suku bunga The Fed kita dapat menarik kesimpulan bahwa asing mulai membukukan penjualan sejak sekitar Kuartal III tahun 2022, di sekitar waktu yang sama saat The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 basis poin sebanyak 4x sejak bulan Juni hingga November 2022.
Maka pernyataan analis dan ahli ekonomi di atas dapat dijustifikasi berdasarkan analisa berikut, bahwa kenaikan suku bunga The Fed adalah penyebab utama dana asing keluar dari IHSG.
Baca Juga: Mengenal Analisis Kualitatif Fundamental
Mengapa suku bunga The Fed adalah penyebab utama dana asing keluar dari IHSG?
The Fed menaikkan suku bunga agar dapat menetapkan suku bunga pada tingkat yang dirasa tepat. Dengan menetapkan suku bunga secara tepat The Fed dapat menjaga stabilitas perekonomian Amerika Serikat. Saat ekonomi Amerika Serikat dirasa tumbuh terlalu cepat dan inflasi meningkat maka The Fed akan memutuskan untuk menaikkan suku bunga agar memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan inflasi.
Hal ini dilakukan The Fed agar mengurangi inflasi berlebih dan ketidakstabilan finansial Amerika Serikat. Sebaliknya, saat The Fed merasa ekonomi lambat dan ada kemungkinan deflasi maka The Fed akan memutuskan untuk menurunkan suku bunga agar mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi. Hal ini dilakukan The Fed agar ekonomi Amerika Serikat bertumbuh dan terbukanya lapangan pekerjaan baru di Amerika Serikat.
Peran Amerika Serikat adalah sebagai pusat perekonomian dunia sehingga keputusan kenaikan atau penurunan suku bunga oleh The Fed mempengaruhi ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia. Seperti saat ini, ketika The Fed menaikkan suku bunganya secara agresif membuat dolar AS lebih menarik bagi investor asing yang menyebabkan penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS, oleh karena apresiasi dolar AS.
Kenaikan suku bunga secara agresif oleh The Fed juga menjadikan aset Indonesia seperti saham dan obligasi indonesia kurang menarik bagi investor asing jika dibandingkan dengan suku bunga yang diberikan the fed. Kenaikan suku bunga oleh The Fed ini menjadikan obligasi atau surat berharga yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat meningkat imbal hasilnya. Inilah yang menjadikan kenaikan suku bunga The Fed menyebabkan dana asing keluar dari IHSG.
Selain kenaikan suku bunga The Fed ada faktor lain yang mempengaruhi dana asing keluar dari IHSG, yaitu suku bunga Bank Indonesia (BI). Suku bunga BI diharapkan investor asing cukup menarik dibandingkan suku bunga The Fed agar menarik bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Saat ini Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunganya, yang dapat kita analisa lebih lanjut di bawah ini:
- Pada kuartal pertama 2022 BI menahan suku bunga di 3.5%
- Pada 17 Maret 2022 BI tetap menahan suku bunga di 3.5%
- Pada 19 April 2022 BI tetap menahan suku bunga di 3.5%
- Pada 24 Mei 2022 BI tetap menahan suku bunga di 3.5%
- Pada 23 Juni 2022 BI tetap menahan suku bunga di 3.5%
- Pada 21 Juli 2022 BI tetap menahan suku bunga di 3.5%
- Pada 23 Agustus 2022 BI menaikkan suku bunga sebesar 0.25% menjadi 3,75%
- Pada 22 September 2022 BI menaikkan suku bunga sebesar 0.5% menjadi 4,25%
- Pada 20 Oktober 2022 BI menaikkan suku bunga sebesar 0.5% menjadi 4,75%
- Pada 17 November 2022 BI menaikkan suku bunga sebesar 0.5% menjadi 5,25%
- Pada 22 Desember 2022 BI menaikkan suku bunga sebesar 0.25% menjadi 5,50%
- Pada 19 Januari 2023 BI menaikkan suku bunga sebesar 0.25% menjadi 5,75%
- Pada 16 Februari 2023 BI menahan suku bunga di 5,75%
- Pada 16 Maret 2023 BI menahan suku bunga di 5,75%
- Pada 18 April 2023 BI menahan suku bunga di 5,75%
Dapat kita lihat pada analisa di atas bahwa kenaikan suku bunga BI tidak seagresif kenaikan suku bunga The Fed. Berdasarkan pembaruan suku bunga BI terakhir Pada 18 April 2023, saat ini suku bunga BI yang sebesar 5.75 % mungkin dinilai asing kurang menarik dibandingkan suku bunga The Fed berdasarkan pembaruan terakhir pada 04 Mei 2023 yang sebesar 5% - 5,25%. Hal inilah yang juga turut menyebabkan keputusan asing untuk keluar dari IHSG.
Demikianlah detail analisa mengenai penyebab utama dana asing keluar dari IHSG. Agar tetap up to date mengenai analisa-analisa mendetail seperti ini, kamu dapat mempelajari berbagai analisis dari berbagai fitur yang Stockbit sediakan untuk semakin mempertajam analisamu.