Tahukah Kamu Apa Itu Portofolio Saham? / by Merissa Chaca

Saham merupakan salah satu instrumen investasi pasar modal yang banyak digunakan orang untuk mengembangkan finansial lewat portofolio saham. Lalu apa itu portofolio saham dan bagaimana cara membangun portofolio saham tersebut?

Apa itu Portofolio Saham?

Portofolio saham dapat diartikan sebagai kumpulan saham-saham perusahaan yang dimiliki oleh investor. Baik itu investor individu, perusahaan, manajer investasi, ataupun lembaga keuangan lainnya.

Berbicara tentang portofolio saham, seorang investor dapat memiliki lebih dari satu portofolio saham yang komposisinya bisa diatur secara fleksibel menyesuaikan kondisi dan tujuan dari pembuatan masing-masing portofolio saham tersebut.

Jenis-Jenis Portofolio Saham

Berdasarkan komposisinya, terdapat 4 jenis portofolio saham yang paling populer, yaitu:

·     

Portofolio saham agresif

Sesuai namanya, portofolio saham agresif terdiri dari kumpulan aset saham yang memiliki potensi keuntungan tinggi, namun begitu juga dengan risikonya. Portofolio saham agresif umumnya didominasi oleh saham lapis dua dan lapis tiga dengan ciri-ciri pergerakan harga saham yang liar.

Portofolio saham defensif/konservatif

Kebalikan dari portofolio saham agresif, portofolio saham defensif terdiri dari kumpulan aset saham dengan pergerakan harga cenderung stabil. Tujuan dari portofolio saham jenis ini adalah untuk mengurangi risiko investor terhadap fluktuasi harga.

Portofolio saham defensif biasanya diisi oleh saham-saham dari perusahaan yang memproduksi barang/jasa yang esensial bagi keberlangsungan hidup manusia sehari-hari. Sehingga tidak peduli bagaimanapun kondisi ekonomi, kinerja perusahaan ini lebih bisa bertahan.

Portofolio saham income

Ini adalah jenis portofolio saham yang fokus pada mencari keuntungan dividen. Makanya, susunan portofolio saham ini didominasi oleh daftar saham perusahaan yang sering membagikan dividen dalam jumlah tinggi. Kalau di Bursa Efek Indonesia (BEI), investor bisa melihat daftar perusahaan tersebut lewat indeks IDX High Dividend 20 yang diperbarui setiap 6 bulan sekali.

Portofolio saham spekulasi

Sesuai nama, portofolio saham spekulasi dibuat dengan tujuan untuk spekulasi. Jenis portofolio saham ini memiliki risiko yang paling tinggi dibandingkan portofolio lainnya karena terdiri atas saham-saham berisiko tinggi. Misalnya, saham-saham lapis tiga dan saham IPO.

Cara Membangun Portofolio Investasi Saham

Tujuan utama menyusun portofolio saham adalah untuk diversifikasi, dimana investor mengalokasikan dana investasi pada beberapa saham berbeda dari industri berbeda untuk mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar.

Apabila kamu tertarik membangun portofolio saham sendiri, berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan:

·     

Menentukan tujuan investasi

Langkah pertama adalah menentukan apa tujuan investasi kamu dan berapa lama berinvestasi.

Setiap orang pastinya memiliki tujuan dan jangka waktu investasi yang berbeda-beda. Kamu tidak perlu meniru tujuan investasi orang lain untuk membangun portofolio saham.

Cukup tentukan sendiri apa yang menjadi tujuan investasimu dan berapa lama kamu akan berinvestasi. Banyak sekali tujuan investasi yang bisa dipilih, contohnya untuk membangun rumah, beli kendaraan baru, biaya nikah, hingga menyiapkan dana pensiun.

Setelah mengetahui dengan jelas apa tujuan investasimu, dari situ kamu bisa memprediksi kira-kira akan butuh waktu berapa lama berinvestasi sampai tujuannya dapat tercapai. Apakah dia termasuk investasi jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

Cek profil risiko

Langkah berikutnya adalah cek profil risiko. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toleransi investor terhadap risiko dari kegiatan investasi.

Cek profil risiko akan mengklasifikasi seseorang ke dalam tiga kategori investor, yaitu investor konservatif, moderat, atau agresif. Dari hasil inilah kemudian investor dapat menentukan selanjutnya apa jenis portofolio saham yang cocok dibangun berdasarkan profil risiko.

Membuat susunan portofolio saham

Masih berkaitan dengan langkah sebelumnya, pada langkah ini investor dapat mulai memilih saham-saham perusahaan tertentu untuk dibeli dan dimasukkan ke dalam portofolio saham yang dibangun.

Misal, jika investor memutuskan untuk membangun portofolio saham yang agresif, maka barangkali ia akan mulai menyeleksi mana saja saham-saham di pasar modal yang berisiko tinggi dan cocok untuk dibeli. Bisa itu saham lapis tiga, lapis dua, ataupun saham blue chip yang sedang undervalued.

Karena ini merupakan portofolio, tentunya jumlah saham yang dipilih tidak hanya satu tetapi lebih dari satu dan disarankan untuk membeli saham perusahaan yang berbeda sektor bisnisnya agar lebih terdiversifikasi.

Pantau portofolio saham secara rutin

Pergerakan harga saham yang fluktuatif membuat investor harus selalu up to date dengan harga saham agar tidak ketinggalan momentum bagus untuk beli dan jual saham yang bisa datang kapan saja.

Selain untuk mengejar momen tersebut, memantau portofolio saham juga penting dilakukan investor untuk melihat kondisi portofolio saham secara real time dan memutuskan bagaimana nasib portofolio tersebut kedepannya. Apakah perlu dilakukan penyesuaian kembali dengan menjual saham lama, membeli saham, menambah kepemilikan saham, atau dibiarkan begitu saja.

Jadi, itulah penjelasan tentang apa itu portofolio saham, jenis-jenisnya, dan bagaimana cara membangun portofolio saham yang benar berdasarkan tujuan investasi dan profil risiko.

Investasi saham baiknya dilakukan sejak dini untuk mendapatkan hasil optimal. Bagi kamu yang tertarik investasi saham namun belum memiliki rekening sekuritas dapat mendaftar di Stockbit, rekening diproses 1 hari kerja, dan tanpa minimal deposit. Download aplikasi sekarang di Google Play atau App Store.