Daily Market Performance 🚀
IHSG 6.552 -0,58% |
Coal 223,5 -0,11% |
Crude Oil 83,92 +0,42% |
Gold 1.786 +0,22% |
CPO 5.390 -0,18% |
Nickel 19.556 -0,63% |
Concentricity, perusahaan investasi yang dikelola oleh Affinity Equity Partners, baru saja lakukan penyertaan modal saham sebesar 150 juta dolar AS atau 16,67% saham di perusahaan layanan streaming OTT, Vidio.
Vidio adalah anak perusahaan Surya Citra Media ($SCMA) yang memberikan layanan streaming video OTT dengan berbagai konten tv streaming, film, sinetron, original series, olahraga dan e-sports.
Dalam transaksi ini, Concentricity membeli saham baru yang diterbitkan Vidio. Setelah transaksi ini, kepemilikan SCMA di Vidio turun dari 100% menjadi 83,33%. SCMA adalah salah satu perusahaan dalam Grup Emtek ($EMTK).
Investasi ini mengimplikasikan valuasi Vidio sebesar 900 juta dolar ($150 juta untuk kepemilikan 16,67%), tidak berbeda jauh dengan valuasi startup unicorn. Mengacu terhadap valuasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa valuasi kepemilikan SCMA di Vidio sebesar 10,7 triliun (83.33% dari $900juta; asumsi kurs USD/IDR: 14.300)
Ini bukan merupakan investasi pertama yang dilakukan Affinity di Indonesia. Sebelumnya, investasi Affinity juga membuatnya memiliki 21% saham di Sido Muncul ($SIDO). Selain itu, Affinity juga pernah berinvestasi di Mitra Pinasthika Mustika ($MPMX)
✈️ Tiket.com Segera IPO
$TIKET: Perusahaan penyedia jasa travel online, Tiket.com, memberikan sinyal akan lakukan penawaran saham perdana (IPO) pada tahun 2022. Hal ini didorong terjadinya pemulihan transaksi pada kuartal kedua tahun depan.
$GIAA: Garuda Indonesia membutuhkan minimal 1 miliar dolar AS dana tambahan untuk pangkas utang dan tetap mengudara. Saat ini, perusahan sedang dalam pembicaraan dengan kreditur untuk restrukturisasi utang senilai 6,3 miliar dolar AS.
$SIDO: Anak usaha Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Semarang Herbal Indoplant (SHI) lakukan ekspor perdana produk minyak Atsiri nilam ke Prancis. Perusahaan akan mengirimkan sebanyak 61 ton minyak Atsiri dengan nilai total 36 miliar rupiah.
🕷️ Grup Astra
Selama Juli sampai dengan September 2021 (Q3 2021), performa grup Astra International membaik apabila dibandingkan dengan Q3 2020. Berikut adalah rinciannya:
$ASII: Laba Astra International naik 131% menjadi 6,1 triliun rupiah pada Q3 2021 (YoY). Kenaikan ini didukung oleh peningkatan pada pendapatan sebesar 48% menjadi 60 triliun rupiah dan penurunan beban usaha sebesar 2,8% menjadi 6,1 triliun rupiah
Alhasil, secara kumulatif pada 9 bulan pertama tahun 2021 (9M21), laba bersih perusahaan naik 6,7% menjadi 14,98 triliun rupiah. Kenaikan ini didukung oleh meningkatnya pendapatan sebesar 28,4% menjadi 167,4 triliun rupiah. (ASII)
Kenaikan laba bersih juga didukung oleh meningkatnya laba dari berbagai segment seperti:
Otomotif (+207%). Didorong oleh peningkatan penjualan mobil Astra sebesar 79% menjadi 344.000 unit diikuti oleh meningkatnya pangsa pasar sebesar 3% menjadi 55%. Selain itu penjualan sepeda motor juga meningkat 26% menjadi 2,9 juta unit.
Alat berat dan pertambangan (+51%), yang mayoritas dioperasikan oleh anak usaha United Tractor ($UNTR). Didorong oleh kenaikan penjualan alat berat Komatsu (+84%).
Agrobisnis (+152%), yang mayoritas dioperasikan oleh anak usaha Astra Agro Lestari ($AALI). Didorong oleh kenaikan harga CPO (+31%) menjadi 10.699/kg. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya stabil di level 1,5 juta ton.
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...
G-20 menyetujui perjanjian pengenaan pajak minimum 15% terhadap perusahaan multinasional. Kebijakan yang didukung oleh hampir 140 negara berpotensi menambah penerimaan pajak global hingga 150 miliar dolar AS per tahun.
Indonesian Investment Authority (INA) menjalin kerja sama dengan operator pelabuhan Dubai Ports World (DP World) untuk mengembangkan pelabuhan laut di Indonesia. Nilai kerja sama ini diperkirakan mencapai 7,5 miliar dolar AS atau sekitar 105 triliun rupiah dalam jangka waktu 30 tahun.
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
🌾 Investasi itu Ibarat Bertani, Bukan Seperti Makan Mie Instan?
"Saya lebih senang mengibaratkan investasi itu seperti bertani. Mulai dari memilih benih, mengamati progress si padi, hingga sabar menunggu untuk panen hasil terbaik. Semua itu tentu butuh proses dan waktu, bukan hal yang instan. Begitupun dengan investasi" —ricky2212
Banyak investor pemula masuk ke pasar modal dengan ekspetasi kaya instan. Setiap hari bangun pagi dengan harapan harga saham yang dibeli kemaren bisa terbang melambung tinggi. Jika kamu punya pikiran yang sama, artinya mesti ada yang dirubah dari pola pikir tentang investasi. Dalam tulisannya, ricky2212 mengibaratkan investasi itu seperti bertani. Maksudnya apa? Simak selengkapnya di sini.
Sekilas tentang ricky2212
Ricky2212 dikenal sebagai investor yang gemar menganalogikan investasi saham berdasarkan pengalamannya sehingga membuat tulisannya dapat relate dengan orang banyak. Seorang Full-time dan quality investor ini banyak berpedoman pada fundamental perusahaan serta memiliki manajemen keuangan dan psikologis yang baik dalam berinvestasi. Kamu bisa temukan insight menarik lainnya dari Rizky2212 di sini.
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Sarah Natassja
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Michael Owen Kohana, Astrid Rahadiani , Almer Dzaki, Bayu Santoso, Rahmanto Tyas Raharja