Daily Market Performance 🚀
IHSG 6.655 -1,05% |
Coal 225,0 -0,44% |
Crude Oil 85,55 +0,48% |
Gold 1.841 +0,43% |
CPO 5.415 -1,62% |
Nickel 24.320 +1,01% |
👋 Stockbitor!
Rencana Bank Negara Indonesia ($BBNI) untuk mengakuisisi Bank Mayora semakin jelas. Dalam prospektus ringkas rancangan pengambilalihan yang diterbitkan pada Sabtu (22/1), disebutkan BNI akan mengakuisisi 1,198 miliar (63,92%) saham Bank Mayora untuk kemudian diubah menjadi bank digital.
Rinciannya, BNI akan mengambil seluruh saham baru yang diterbitkan Bank Mayora, yakni sebanyak-banyaknya 1,029 miliar saham. Kemudian, BNI juga akan membeli seluruh 169,078 juta saham Bank Mayora yang dimiliki International Finance Corporation (IFC), bagian dari Bank Dunia (World Bank).
Saat ini, Mayora Inti Utama (MIU) menguasai 80% saham Bank Mayora, sedangkan 20% sisanya dipegang IFC. Setelah akuisisi selesai, struktur kepemilikan Bank Mayora akan berubah menjadi 63,92% oleh BNI dan sisanya 36,08% oleh MIU.
BNI sendiri akan menggelar RUPS pada 15 Maret 2022 untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait aksi korporasi ini. Akuisisi akan dibiayai dari pendanaan internal BNI, yakni dari laba ditahan perseroan, dan diharapkan tuntas pada Mei 2022.
Akuisisi Bank Mayora adalah bagian dari program transformasi BNI untuk memperkuat kapabilitas digital. Sebagai bank digital, nantinya Bank Mayora akan fokus melayani segmen UMKM yang punya potensi dan kontribusi besar terhadap perekonomian, tetapi masih belum terlayani secara maksimal oleh perbankan. Menurut Manajemen BNI, salah satu pertimbangan akuisisi juga adalah relasi Bank Mayora dengan PT Mayora Indah ($MYOR), yang merupakan produsen consumer goods dengan pasar yang luas di Indonesia dan luar negeri.
Dari sisi Bank Mayora, akuisisi dapat membantu perseroan memperkuat struktur permodalan sesuai peraturan OJK. Per 31 Desember 2021, Bank Mayora memiliki modal inti tier 1 sebesar 1,24 triliun rupiah.
Mau tahu lebih lanjut tentang aksi ini, pasang reminder untuk ikut analyst meeting bersama manajemen $BBNI di Youtube Stockbit Rabu, 26 Januari Jam 09:00 WIB.
🔋 Indika Akan Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik
$INDY: Indika Energy bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation (IBC), Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), dan Gogoro untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Kolaborasi dilakukan melalui skema build, operate, localize (BOL) dengan nilai investasi mencapai 8 miliar dolar AS (~114 triliun rupiah). Ekosistem yang akan dikembangkan mencakup pembuatan baterai listrik, industri kendaraan listrik (EV) roda 4, roda 2, dan bus listrik (E-Bus), dan industri penunjang EV.
$FREN: Dilansir dari Investor Daily, Smartfren Telecom dan Alibaba dikabarkan segera mengumumkan pembelian layanan keuangan digital DANA. Proses sudah masuk tahap finalisasi dengan Elang Mahkota Teknologi ($EMTK) sebagai pemegang 49% saham PT Elang Andalan Nusantara, yang sepenuhnya memiliki PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA). Penjualan DANA disebabkan Emtek telah memiliki OVO bersama Grab dengan kepemilikan masing-masing 12,5% dan 79,5%.
$MTEL: Dayamitra Telekomunikasi menyiapkan belanja modal jumbo 9,9 triliun rupiah tahun ini, yang seluruhnya berasal dari hasil IPO pada tahun lalu sebesar 18,8 triliun rupiah. Sebesar 3,96 triliun rupiah (40%) akan digunakan untuk pembangunan organik, 4,95 triliun rupiah (50%) untuk akuisisi atau pembangunan non-organik, dan sisanya 990 miliar rupiah (10%) untuk belanja lain-lain.
$ANTM: Aneka Tambang mencatatkan pertumbuhan penjualan komoditas nikel, terutama dalam bentuk bijih, pada 2021 (unaudited). Untuk feronikel, produksi sebesar 25.818 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif stabil dibandingkan 2020, dengan volume penjualan mencapai 25.992 TNi. Untuk bijih nikel, produksi mencapai 11,01 juta wet metric ton (wmt) atau meningkat 131% YoY, dengan volume penjualan 7,64 juta wmt (+132% YoY).
🕷️ BRPT & TPIA 9M21
Selama Q3 2021, perusahaan petrokimia milik Prajogo Pangestu mengalami peningkatan kinerja jika dibandingkan dengan Q3 2020:
$BRPT: Laba bersih Barito Pacific turun -86,6% YoY menjadi 4,6 juta dolar pada Q3 2021. Meskipun pendapatan naik 34,9%, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi (+55,1%) sehingga laba kotor tergerus -14,0%.
Namun, secara kumulatif pada 9 bulan pertama tahun 2021 (9M21), laba bersih Barito Pacific melesat +407,6% YoY menjadi 100,1 juta dolar. Hal ini didorong oleh kenaikan laba kotor (+74,1%) dari peningkatan pendapatan (+38,9%). (IDX)
$TPIA: Laba Chandra Asri Petrochemical anjlok -95,0% YoY menjadi 1 juta dolar pada Q3 2021. Meskipun pendapatan naik 44,5%, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi (+58,7%) sehingga laba kotor tergerus -43,6%.
Namun, secara kumulatif hingga September 2021 (9M21), laba Chandra Asri melesat +938,5% YoY menjadi 165,4 juta dolar, berbalik dari rugi 19,7 juta dolar pada 9M20. Hal ini didorong oleh melesatnya laba kotor (+550,9%) akibat kenaikan pendapatan (+48,4%). Margin laba kotor juga meningkat dari 3,7% menjadi 16,3%.
Pertumbuhan pendapatan didorong oleh semua lini produk petrokimia, terutama polyolefin (+39,2%), styrene monomer (+96,2%), dan olefin (+37,5%). (IDX)
💰 What to Watch For:
Beberapa data ekonomi yang rilis minggu lalu:
Tiongkok: Pertumbuhan PDB YoY Q4 (+4,0%) (Senin)
Tiongkok: Penjualan ritel YoY Desember (+1,7%) (Senin)
Indonesia: Neraca perdagangan Desember (surplus US$1,02 miliar) (Senin)
Indonesia: Ekspor YoY Desember (+35,3%) (Senin)
Indonesia: Impor YoY Desember (+47,9%) (Senin)
Inggris (UK): Tingkat inflasi YoY Desember (5,4%) (Rabu)
Tiongkok: Suku bunga dasar kredit atau Loan Prime Rate 1 tahun (3,7%) (Kamis)
Indonesia: Pertumbuhan kredit YoY Desember (+5,2%) (Kamis)
Indonesia: BI 7-Day Reverse Repo Rate Januari (3,5%) (Kamis)
Amerika Serikat: Penjualan rumah eksisting Desember (6,18 juta rumah) (Kamis)
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...
Presiden Joko Widodo melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan pada Senin (24/1). Proyek tersebut hasil kerja sama Bukit Asam ($PTBA) dengan Pertamina dan Air Products and Chemicals Inc.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina, Iman Rachman, masuk bursa pemilihan calon Direktur Utama Bursa Efek Indonesia periode 2022-2026. Selain Iman, ada nama mantan Direktur Utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, yang ikut dalam pencalonan tersebut. Sejauh ini sudah terdapat lima paket calon direksi BEI.
Barcelona dikabarkan menggandeng Spotify, platform streaming musik asal Swedia, sebagai sponsor baru mereka. Masuknya Spotify sebagai sponsor baru dapat memberikan pemasukan 30-60 juta euro (~488-976 miliar rupiah) per tahun bagi Barcelona.
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
⏱ Kapan Waktu yang Tepat Beli Saham?
"Siapa bilang saham itu ribet? Kalau saya sendiri suka cara yang simple but 'powerful'. Semoga mulai sekarang fitur ini juga bisa kalian manfaatkan."— gilberthan
Kapan boleh beli saham A? Kalau beli saham B sekarang udah telat belum ya? Kalian pasti sudah sering mendengar pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan? Atau mungkin kalian termasuk investor yang masih sering menanyakan pertanyaan serupa? Jika iya, Gilberthan punya solusinya buat kamu. Dalam tulisan terbarunya, ia membagikan tips mengenai cara menentukan waktu yang tepat untuk membeli saham suatu emiten menggunakan Fitur Seasonality dari Stockbit. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya pada postingan berikut ini!
Sekilas tentang gilberthan
Gilberthan yang akrab disapa sebagai Mr. G merupakan investor sekaligus trader yang sudah berkecimpung di pasar saham sejak 2015 dengan spesialisasi dalam analisa Bandarmology dan Fundamental perusahaan. Mr. G sering berbagi insight serta pengalaman seputar saham yang ia tuangkan dalam bentuk tulisan di Stockbit Stream. Temukan tulisan menarik lainnya dari Mr. G di sini.
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Bayu Santoso
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Michael Owen Kohana, Hendriko Gani, Astrid Rahadiani Putri, Almer Dzaki, Rahmanto Tyas Raharja