😱 Rp11,34 T Dana Asing Keluar dari IHSG selama Desember  / by Stockbit Snips

9 December 2022

Daily Market Performance 🚀

IHSG

6.715

-1,31%

Coal

395,5

-2,35%

Crude Oil

71,91

+0,65%

Gold

1.790

+0,07%

CPO

3.900

+0,00%

Nickel

29.538

-5,57%

Indeks Harga Saham Gabungan ($IHSG) mengalami penurunan -5,17% sejak awal Desember 2022. Seiring penurunan tersebut, dana asing tercatat melakukan penjualan bersih (net foreign sell) senilai 11,34 triliun rupiah, dengan rincian sebagai berikut:

  • 1 Desember - 1,12 triliun rupiah

  • 2 Desember - 1,63 triliun rupiah

  • 5 Desember - 1,63 triliun rupiah

  • 6 Desember -  1,34 triliun rupiah 

  • 7 Desember -  1,68 triliun rupiah

  • 8 Desember -  2,02 triliun rupiah

  • 9 Desember - 1,92 triliun rupiah

Berdasarkan Bloomberg hal serupa juga terjadi di beberapa pasar saham Asia, seperti Korea Selatan, India, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Taiwan. 

Di sisi lain, SCMP melaporkan bahwa global fund mulai 'membanjiri' indeks Hang Seng di Hong Kong dengan dana senilai 8,5 miliar dolar AS pada November 2022. Indeks Hang Seng sendiri telah mengalami peningkatan +23,75% dalam sebulan terakhirPenguatan Indeks Hang Seng terjadi setelah pemerintah China berencana melonggarkan beberapa aturan Covid-19 dan berjanji bahwa ekonomi negaranya akan bertumbuh secara stabil tahun 2023.

Key Takeaway

Meski mengalami net foreign sell selama Desember 2022, IHSG masih mencatat net foreign buy sebesar 70,13 triliun rupiah sejak awal tahun.

Tekanan penjualan dana asing berpotensi membuat window dressing — fenomena di mana bursa menghasilkan return positif pada Desember — berpotensi tidak terjadi pada tahun ini. Sebelumnya, IHSG tercatat selalu menghasilkan return positif pada Desember setidaknya dalam 20 tahun terakhir.


Berita Korporasi

🤝 Kasikorn Resmi Jadi Pengendali Baru BMAS

  • $BMASBank Maspion Indonesia resmi memiliki pemegang saham pengendali baru setelah Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd. (KVF), sebuah holding company di Singapura, mengambil alih 5,37 miliar lembar (62,35%) saham BMAS. Sebanyak 1,33 miliar lembar saham dibeli dari pemegang saham BMAS, sementara 4,04 miliar lembar saham berasal dari rights issue. KVF merupakan anak usaha Kasikorn Bank dari Thailand.

  • $BELI: Anak usaha Global Digital Niaga sekaligus pengelola platform Tiket.com, PT Global Tiket Network, mendirikan anak usaha baru di Malaysia dengan nama PT Global Tiket Malaysia Sdn. Bhd. (GTM). Berdasarkan keterbukaan informasi, GTM akan berfokus sebagai agen perjalanan online dan kegiatan operasional agen tiket dalam industri travel

  • $BYAN: Bayan Resources membagikan dividen interim tahun buku 2022 sebesar 1 miliar dolar AS (~15,58 triliun rupiah) atau 0,03 dolar AS (~467,54 rupiah) per lembar saham. Cum dividend di pasar reguler dan negosiasi pada 19 Desember 2022, sedangkan pembayaran pada 5 Januari 2023. Mengacu harga saham BYAN pada penutupan bursa hari ini di 13.550 rupiah, maka indikasi dividend yield adalah ~3,4%.

  • $TSPC: Tempo Scan Pacific berencana membagikan dividen interim tahun buku 2022 sebesar ~112,75 miliar rupiah atau 25 rupiah per lembar saham. Cum dividend di pasar reguler dan negosiasi pada 16 Desember 2022, sedangkan pembayaran pada 23 Desember 2022. Mengacu harga saham TSPC pada penutupan bursa hari ini di 1.380 rupiah, maka indikasi dividend yield adalah 1,8%

  • $AMAR: Pemegang saham pengendali Bank Amar Indonesia, Tolaram Group Inc., membeli 74,4 juta lembar saham AMAR dalam 2 transaksi berbeda pada 5 dan 8 Desember 2022. Sebanyak 50 juta lembar saham dibeli dengan harga 298 rupiah per lembar, sedangkan sisanya dibeli dengan harga 270 rupiah per lembar. Dengan demikian, total nilai transaksi ini mencapai 21,48 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Tolaram di AMAR naik dari 59,49% menjadi 60,03%.


Musim Laba Q3 2022

🕷 SCMA & MNCN 9M22

SCMA dan MNCN mencatatkan penurunan laba sepanjang 9M22. Berikut adalah rinciannya:

  • $SCMA: Laba bersih Surya Citra Media turun -36,3% YoY menjadi 214 miliar rupiah pada 3Q22. Pendapatan tumbuh +23,9% YoY menjadi 1,8 triliun rupiah, tetapi beban program dan siaran melonjak +62,7% dan beban usaha naik +28,1%.

    Secara kumulatif pada 9M22, laba bersih SCMA turun -21,9% YoY menjadi 831 miliar rupiah. Pendapatan naik +12,8% YoY menjadi 4,95 triliun rupiah, dengan pendapatan Indosiar sebesar 1,8 triliun rupiah (+20,6%) dan SCTV 2,25 triliun rupiah (+1,1%). Audience share keduanya juga naik menjadi 33,7% dari 28,8% pada 9M21.

    Selain itu, pendapatan Vidio tumbuh +71,4% YoY menjadi 544,5 miliar rupiah di tengah kenaikan jumlah pengguna dan pelanggan berbayar. Per 9M22, rata-rata monthly active users (MAU) Vidio mencapai 60 juta pengguna, dengan 4 juta pelanggan berbayar per 1 November 2022.

    Di sisi biaya, beban program dan siaran naik +32,6% dan beban usaha naik +34,8%. Selain itu, kenaikan rugi bersih Vidio menjadi 438,9 miliar rupiah juga menggerus laba perusahaan. (IDX)

    Pendapatan 9M22 SCMA telah mencapai 75% dari estimasi pendapatan FY22 menurut konsensus analis sebesar 6,6 triliun rupiah, sedangkan laba bersih telah mencapai 74% dari estimasi laba FY22 sebesar 1,1 triliun rupiah.

  • $MNCN: Laba bersih Media Nusantara Citra turun -7,4% YoY menjadi 454 miliar rupiah pada 3Q22. Pendapatan turun -6,7% YoY menjadi 2,1 triliun rupiah, sementara beban umum dan administrasi naik +4,4%.

    Secara kumulatif pada 9M22, laba bersih MNCN turun -1,6% YoY menjadi 1,66 triliun rupiah. Pendapatan tumbuh +3,7% YoY menjadi 7,3 triliun rupiah, didorong pendapatan konten yang tumbuh +88,9% YoY dan pendapatan subscription dari Vision+ sebesar 417 miliar rupiah. Sementara itu, pendapatan iklan turun -7,8% YoY menjadi 6,1 triliun rupiah.

    Namun, beban program dan konten serta penyusutan dan amortisasi naik +5,6%. Selain itu, beban umum dan administrasi naik +9,3%. (IDX)

    Pendapatan 9M22 MNCN telah mencapai 70% dari estimasi pendapatan FY22 menurut konsensus analis sebesar 10,5 triliun rupiah, sedangkan laba bersih telah mencapai 65% dari estimasi laba FY22 sebesar 2,6 triliun rupiah.


Saham Top Gainer Hari Ini 🔥

$BNBA

+5,19%

$ASSA

+2,50%

$TBIG

+4,33%

$MARI

+2,42%

Saham Top Loser Hari Ini 🤕

$GOTO

-7,00%

$AMRT

-6,72%

$ARTO

-6,86%

$LINK

-6,60%

Performa Sektor Hari Ini 📊


Berita Lainnya

🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...

  • Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, mengatakan bahwa stok gula kristal rafinasi hanya dapat mencukupi kebutuhan industri hingga akhir Desember 2022. Sebelumnya, Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mengatakan bahwa sisa stok gula kristal rafinasi nasional sampai dengan akhir Desember 2022 hanya mencapai 30.000 tonKatadata melaporkan bahwa industri makanan dan minuman rata-rata membutuhkan 300 ribu ton gula kristal rafinasi per bulan.

  • Anak usaha Kalbe Farma ($KLBF), PT Global Chemindo Megatrading (GCM), bekerja sama dengan Synergy Investment (SI) untuk membentuk perusahaan di bidang ekspor dan penjualan obat-obatan bernama Global Starway Synergy Co. Ltd. (GSS). GCM akan memiliki 40% saham GSS, sementara sisanya dimiliki oleh SI. Pendirian GSS ditujukan untuk memperkuat sumber rantai pasokan di China.

  • Perintis Triniti ($TRIN) mencatatkan marketing sales senilai 870,3 miliar rupiah selama 11M22, naik +170% YoY. Angka ini setara 96,7% dari target 2022 sebesar 900 miliar rupiah.


Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

⤵️ Beli Saham Dibawah Harga Rata-rata, Dijamin Cuan?

Photo by: Stockbit

"Saya tidak peduli seberapa jago anda memvaluasi untuk perusahaan apabila anda tidak mengerti bisnis dari perusahaan tersebut." - JamesJayadi

Bagi sebagian investor, harga saham yang sedang jatuh atau diskon adalah sebuah kesempatan yang sangat ditunggu-tunggu karena bisa mendapatkan saham idaman di harga yang lebih murah. Namun apakah membeli saham yang harganya sudah di bawah harga rata-ratanya selalu adalah keputusan yang tepat? Lewat tulisannya, JamesJayadi menjabarkan beberapa alasan dan saran bagi investor yang suka mengoleksi saham di harga murah. Simak selengkapnya di sini!

Sekilas tentang JamesJayadi

Bagi sebagian investor, harga saham yang sedang jatuh atau diskon adalah sebuah kesempatan yang sangat ditunggu-tunggu karena bisa mendapatkan saham idaman di harga yang lebih murah. Namun apakah membeli saham yang harganya sudah di bawah harga rata-ratanya selalu adalah keputusan yang tepat? Lewat tulisannya, JamesJayadi menjabarkan beberapa alasan dan saran bagi investor yang suka mengoleksi saham di harga murah. Simak selengkapnya di sini!


Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.


Penulis: Michael Owen Kohana

Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Rahmanto Tyas Raharja, Astrid Rahadiani Putri, Theodorus Melvin, Syanne Gracetine, Anggaraksa Arismunandar, Aulia Rahman Nugraha, Bayu Santoso, Hendriko Gani

Copyright 2022 Stockbit, all rights reserved. 

Disclaimer: 

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.