Daily Market Performance 🚀
IHSG 6.860 +0,14% |
Coal 402,5 +0,50% |
Crude Oil 77,6 -1,76% |
Gold 1.810 +0,33% |
CPO 4.099 +0,29% |
Nickel 30.234 +2,9% |
👋 Stockbitor!
Berikut adalah Hal-hal Penting yang Terjadi Sepanjang 2022
Tahun 2022 memberikan banyak kejutan dan tantangan bagi para investor setelah melewati pemulihan dari pandemi. Berbagai sentimen global, mulai dari perang hingga kenaikan suku bunga The Fed yang agresif, sempat menekan pergerakan IHSG.
Di sisi lain, layaknya blessing in disguise, Indonesia diuntungkan dengan fenomena commodity boom yang membuat ekonomi Tanah Air mendapatkan berkah. Yuk, kita tengok sejenak rangkaian kejadian penting selama 2022!
Januari:
1: Pemerintah menyetop ekspor batu bara selama sebulan akibat defisit pasokan ke PLN
19: Harga minyak goreng ditetapkan di satu harga saja yakni 14 ribu rupiah/liter
Februari:
24: Perang Rusia–Ukraina pecah dan tumpukan sanksi dari Barat ke Rusia mulai terjadi
Maret:
7: Minyak mentah Brent mencapai level all-time high di 139 dolar AS per barel
8: Perdagangan nikel dihentikan oleh LME setelah naik ke 101 ribu dolar AS per ton
13: Softbank membatalkan investasi di IKN
17: The Fed mulai menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps ke rentang 0,25%-0,5%
April:
1: Tarif PPN naik dari 10% menjadi 11%
12: Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan peraturan terkait produk waran terstruktur
19: Pemerintah memberlakukan royalti progresif batu bara berdasarkan HBA
Mei:
5: The Fed lanjut menaikkan suku bunganya sebesar 50 bps ke rentang 0,75%-1%
Juni:
16: The Fed makin agresif dengan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps ke rentang 1,5%-1,75%
27: BEI akan menutup kode domisili investor
30: OPEC+ sepakat menambah produksi minyak sebesar 648 ribu barel per hari pada Agustus 2022
Juli:
1: Kenaikan tarif listrik untuk pelanggan golongan >3.500 VA
20: Integrasi NIK dan NPWP di Indonesia mulai berlaku
27: The Fed kembali mengerek suku bunga sebesar 75 bps ke 2,25%-2,5%
Agustus:
23: BI pertama kali mulai menaikkan suku bunga sebesar 25 bps ke 3,75% setelah bertahan di level 3,5% sejak Februari 2021
September:
3: Harga Pertalite naik dari 7.650 rupiah ke 10.000 rupiah per liter dan Solar naik dari 5.150 rupiah ke 6.800 rupiah per liter
21: The Fed lanjut menaikkan suku bunga sebesar 75 bps menjadi ke rentang 3%-3,25%
22: BI menaikan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,25%
Oktober:
5: OPEC sepakat memangkas produksi minyak mentah sebesar 2 juta barel per hari mulai dari November 2022
20: BI menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 4,75%
November:
2: The Fed lanjut menaikkan suku bunga sebesar 75 bps menjadi ke rentang 3,75%-4%
3: Tarif cukai rokok naik rata-rata 10% untuk 2023–2024
15-16: KTT G20 di Bali
17: BI menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 5,25%
21: Menteri ESDM dan pemerintah berencana mengajukan banding setelah kalah dalam putusan WTO terkait larangan ekspor bijih nikel
28: UMP 2023 naik maksimal 10% (DKI Jakarta naik 5,6%)
Desember:
5: G7 menerapkan price cap minyak Rusia di level 60 dolar AS per barel
5: BI meluncurkan Proyek Garuda untuk rupiah digital dan BEI merilis Papan Ekonomi Baru (new economy)
12: Pemerintah split off Inalum dan MIND ID
14: The Fed mulai memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 bps ke rentang 4,25%-4,5%
28: Putin memutuskan untuk menghentikan ekspor minyak selama 5 bulan bagi negara yang menerapkan price cap minyak Rusia mulai dari Februari 2023
👏🏻 Rapor Ekonomi Indonesia
Berkah commodity boom membuat Indonesia menjadi investor darling mengingat negara kita merupakan produsen sekaligus eksportir jumbo atas beberapa produk tambang. Hal ini turut mendongkrak kekuatan ekonomi Tanah Air, yang tercermin dari beberapa faktor berikut:
PDB:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang paling resilient dibandingkan dengan negara maju seperti AS dan China, begitu pula di jajaran negara ASEAN. Per 3Q22, PDB Indonesia tercatat tumbuh sebesar +5,72% YoY (vs. +5,45% YoY pada 2Q22 dan +5,02% YoY pada 1Q22). BI memproyeksikan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia pada 2023 akan berada di rentang 4,5–5,3%, lebih tinggi dibandingkan proyeksi PDB global yang hanya 3%.
Inflasi:
Per November 2022, inflasi Indonesia berada di level 5,42% YoY. Kondisi tersebut melandai dari puncaknya pada September 2022 yang mencapai 5,95% YoY. Melambatnya tingkat inflasi disebabkan oleh penurunan harga komoditas bergejolak (pangan) dibarengi dengan berbagai upaya Pemerintah untuk konsisten mengatur pergerakan harga bahan pokok.
Suku Bunga:
Suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) per November 2022 berada di level 5,5%. Selama 2022, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 200 bps (2%). Ritme kenaikan bertahap yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi Tanah Air membuat investor dan masyarakat dapat menerima dengan baik kebijakan ini. Ke depannya, laju kenaikan suku bunga diprediksi akan melambat seiring dengan inflasi yang kian terkendali.
PMI Manufaktur:
Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia per November 2022 berada di angka 50,3. Realisasi tersebut melambat dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai 51,8. Namun, PMI manufaktur Indonesia telah bertahan di level ekspansif (>50) selama 15 bulan beruntun. Selama 2022, rata-rata PMI manufaktur mencapai 51,7, melampaui capaian pada 2019 (49,7), 2020 (44,6), dan 2021 (51,5). Hal ini menggambarkan bahwa aktivitas produksi masih terjaga.
Neraca Dagang:
Pada November 2022, Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar 5,16 miliar dolar AS, yang menjadi rangkaian surplus selama 31 bulan beruntun sejak Mei 2020. Sementara itu, selama 11M22, neraca perdagangan Indonesia surplus 50,59 miliar dolar AS, jauh melampaui surplus pada 2020 (21,62 miliar dolar AS) dan 2021 (35,42 miliar dolar AS) serta defisit pada 2018 dan 2019.
Neraca Transaksi Berjalan:
Per 3Q22, neraca transaksi berjalan (current account) mencatatkan surplus 4,4 miliar dolar AS atau setara 1,3% dari PDB. Angka ini jauh lebih kuat dibandingkan 2012–2020 di mana neraca berjalan selalu mencatatkan defisit.
Cadangan Devisa (Cadev):
Per November 2022, cadev Indonesia mencapai 134 miliar dolar AS. Angka tersebut setara pembiayaan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah, atau di atas standar 3 bulan. Cadev yang tebal akan membantu nilai tukar rupiah untuk menjadi lebih stabil. Selama 2022 sendiri, nilai rupiah tercatat melemah -9,16% YTD terhadap dolar AS.
Laju Kredit:
Pertumbuhan kredit (loan growth) berada di level +11,16% YoY pada November 2022, sedikit melandai dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai +11,95% YoY. Realisasi tersebut menandai pertumbuhan yang signifikan jika dibandingkan dengan kondisi pra-pandemi (2019) yang hanya mencapai +6,1% YoY. Pada 2023, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit mencapai 10–12%, didukung dengan likuiditas perbankan yang memadai.
⭐ Prestasi Pasar Modal Indonesia
Rapor ekonomi Indonesia yang solid juga membawa efek positif bagi pasar modal Tanah Air. Berikut ini beberapa capaian pasar modal Indonesia selama 2022:
Jumlah Investor:
Per November 2022, jumlah investor pasar modal di Indonesia berhasil mencapai 10 juta orang, naik +33,5% dibandingkan 2021 yang mencapai 7,48 juta orang. Dari jumlah tersebut, komposisi investor lokal mencapai 99,78%. Sementara itu, jumlah investor saham mencapai 4,39 juta orang meningkat +27,15% dari akhir 2021.
Jumlah Saham IPO:
Jumlah emiten baru yang melantai di IHSG selama 2022 mencapai 59 perusahaan (tertinggi sejak 2017), dengan total raihan dana sebesar 33 triliun rupiah.
Kapitalisasi Pasar IHSG:
Per 29 Desember 2022, kapitalisasi pasar IHSG mencapai 9.495 triliun rupiah. $BBCA menjadi saham dengan market cap terbesar dengan nilai mencapai 1.047 triliun rupiah. Dari segi return YTD, IHSG masih mencapai 4,23%, di saat mayoritas bursa global mencatatkan return negatif. Posisi tersebut merupakan tertinggi di ASEAN, ke-2 di Asia, dan ke-7 di dunia.
Waran Terstruktur:
Waran Terstruktur hadir sebagai instrumen investasi tambahan yang dapat mendongkrak nilai dan volume transaksi harian di IHSG. Sejak dirilis pada September 2022, saat ini sudah ada 13 saham yang menjadi underlying asset waran terstruktur, yakni $ANTM, $ADRO, $BBCA, $BBRI, $BMRI, $BRPT, $HRUM, $ICBP, $INCO, $MDKA, $PGAS, $TLKM, dan $UNVR.
Papan New Economy:
Pada 5 Desember 2022, BEI merilis Papan Ekonomi Baru (new economy) yang berfungsi untuk mengakomodasi emiten dengan kriteria tertentu, salah satunya yakni menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Saat ini, sudah ada 3 emiten yang berada di dalam Papan Ekonomi Baru, yakni $BUKA, $GOTO, dan $BELI.
Indeks Baru:
BEI meluncurkan 2 indeks baru selama 2022 yakni IDX Shariah Growth pada Oktober dan IDX LQ45 Low Carbon pada November. Dengan tambahan tersebut, BEI memiliki total 31 indeks. Kehadiran indeks baru ditujukan untuk memenuhi preferensi investor di tengah jumlah saham yang kian banyak.
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
🌏 China Reopen hingga Deglobalisasi, Simak 5 Tren Ekonomi 2023
“Dari 5 trend ekonomi global menurut Aljazeera. Apa efeknya ke Indonesia? Saya kok malah cukup optimis untuk negara kita. Setidaknya tidak 'gloomy-gloomy' amat."— Yanuard
Belum juga dimulai, 2023 sudah diwarnai oleh berbagai ramalan ekonomi yang kurang mengenakkan. Mulai dari tingginya inflasi, suku bunga, hingga resesi global. Namun disamping hal-hal tersebut, terdapat juga tren ekonomi yang bisa menjadi peluang bagi kita sebagai investor di tahun depan. Dalam tulisannya, Yanuard merangkum setidaknya 5 tren ekonomi di tahun 2023 serta dampaknya bagi Indonesia. Apa saja? Baca selengkapnya di sini!
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Syanne Gracetine
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Rahmanto Tyas Raharja, Astrid Rahadiani Putri, Theodorus Melvin, Aulia Rahman Nugraha, Bayu Santoso, Hendriko Gani, Michael Owen Kohana, Anggaraksa Arismunandar
Copyright 2022 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.
Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.