Permasalahan utang Amerika Serikat (AS) yang telah mencapai ambang batas sebesar 31,4 triliun dolar AS semakin menjadi perhatian utama investor. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, menyatakan ada risiko gagal bayar pada 1 Juni mendatang jika pagu utang (debt ceiling) tidak dinaikkan.
Read MoreUtang
💸 Jawaban dari semua pertanyaanmu tentang IPO $BELI /
Model Bisnis Beda, Bantu Path to Profitability $BELI
AOV dan Take Rate Superior
$BELI tercatat memiliki Average Order Value* (AOV) dan take rate** superior dibandingkan perusahaan sejenis yang juga bergerak di pasar Indonesia.
AOV 2021: Rp1.222.487
Lebih tinggi 82,6-87,6% dibandingkan perusahaan teknologi lain
Take rate Q1 2022: 5,3%,
Tertinggi di perusahaan teknologi yang listed di IDX (berkisar 2,3%-3,7%)
Model Bisnis yang berbeda
Business-to-Consumer (B2C):
Menjual produk langsung ke konsumen, tidak hanya menjadi platform yang menghubungkan penjual dan pembeli.
Jaringan Logistik Luas
Memiliki 14 gudang dengan jaringan logistik seluas 130.000 m2 yang meng-cover 100% wilayah Indonesia.
#1 Omni-Channel Consumer Electronics
Menjadi mitra langsung Samsung, Apple, Oppo & Vivo (online & offline) sehingga lebih dapat dipercaya oleh konsumen.
Blibli Punya Value Proposition yang Unik
Layanan Konsumen Cepat
2 jam pengantaran di 34 kota
Memenuhi 99,7% order dalam 24 jam
Efisiensi Biaya, Logistik Kompetitif
Pada 2021:
Ongkos fulfillment per kuantitas turun 28%
Biaya pengiriman per kg turun 26%
Fleksibilitas
Pengambilan barang di 27.000 lokasi Click & Collect, 70 gerai Ranch Market, dan 82 outlet Blibli Instore
Mengoptimalkan Operasi untuk Menuju Profitability
Tiket.com: Tumbuh Pesat, Model Bisnis Telah Terbukti
Model bisnis online travel agent (OTA) sudah terbukti dapat profitable di banyak pasar, seperti Bookings.com (Amerika Serikat) dan Trip.com (China).
Selain itu, Indonesia juga diproyeksikan akan menjadi pasar travel terbesar ke-4 di dunia dengan nilai pasar sebesar US$41 miliar dan CAGR 28% dari 2020 hingga 2025.*
Tiket.com sendiri berhasil meningkatkan pangsa pasar dari 14% pada 2018 menjadi 24,4% pada 2021.
*Berdasarkan Euromonitor
Tiket.com: Tumbuh Pesat, Model Bisnis Telah Terbukti
Tiket.com telah mengalami pertumbuhan performa yang kuat selama 1H22:
Jumlah transaksi naik +78% YoY
Monthly Active User (MAU) naik +67% YoY
Ranch Market: Rajanya Supermarket Premium Indonesia
Market Leader Supermarket Premium
Memiliki 70 gerai per 2021 dengan pertumbuhan pendapatan 12,5% CAGR 2011-2021.
Terintegrasi Ekosistem Blibli
Layanan RANC terintegrasi dengan infrastruktur pemenuhan pesanan Blibli, dan bisa diakses di official store Blibli.
Peningkatan TPV (Total Processing Value)
Setelah Ranch Market diakuisisi, TPV penjualan bulanan produk fresh grocery di Blibli naik 8,9x dari Agustus 2021-April 2022.
TAM (Total Addressable Market) Tumbuh 6% CAGR
Menurut Frost & Sullivan, ukuran pasar grocery bisa mencapai US$245 miliar pada 2025.
Travel Recovery, $BELI Bisa Jadi Pilihan Travel Proxy di IHSG
Perbaikan situasi Covid-19 dan kembali menggeliatnya mobilitas masyarakat telah mendorong kenaikan jumlah penumpang pesawat. Berdasarkan data BPS di 5 bandara terbesar Indonesia, jumlah penumpang pesawat per 8M22 naik +142% YoY menjadi 22 juta.
Beberapa emiten berpotensi diuntungkan dari pemulihan industri pariwisata ini. Misalnya, $CMPP dan $GIAA (emiten maskapai penerbangan), $PANR dan $BAYU (emiten travel agent), dan $BELI ( melalui segmen online travel agent di Tiket.com). Dari daftar tersebut, $BELI merupakan emiten dengan market cap terbesar dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp54,5 triliun. Menariknya, meski market cap-nya besar, segmen Tiket.com masih dapat mencetak pertumbuhan yang agresif.
Performa Tiket.com sendiri melonjak selama 1H22. Hal itu terbukti dari jumlah transaksi yang meningkat 78% YoY dan bahkan jumlah pesanan tiket penerbangan pada 1H22 sudah melampaui full year 2021. Meskipun kenaikannya sudah tinggi, ternyata industri travel masih memiliki banyak potensi karena belum semua negara destinasi favorit wisatawan Indonesia membuka full-access border.
Menelusuri Utang $BELI Lebih Dalam
Ternyata utang dilunaskan karena ada syarat kredit, bukan bermaksud untuk IPO buat bayar utang
Apabila tidak IPO maka jatuh tempo utang masih tahun depan, 29 Oktober 2023.
Namun karena IPO, perusahaan diwajibkan untuk melunasi utang sebelum jatuh tempo. Berdasarkan persyaratan Perjanjian Kredit dengan bank, pembayaran utang wajib dilakukan saat ada tindakan aksi korporasi berhubungan dengan pasar modal ekuitas seperti IPO.
*Sumber: Prospektus $BELI hal. 8
Apakah IPO ini exit strategy?
Jika melihat beberapa fakta struktur IPO nya:
IPO ini dari saham baru, yang berarti pemegang saham lama perusahaan tidak menjual saham sama sekali. Jadi, uang IPO masuk ke perusahaan, bukan pemegang saham lama.
Uniknya, tidak ada venture capital yang memiliki saham $BELI*. Sebelum IPO ini, 98% dari saham juga dimiliki perusahaan yang berada di ekosistem bisnis Djarum (PT Global Investama Andalan). Setelahnya, PT Global Investama Andalan akan tetap jadi pemegang saham mayoritas signifikan dengan 83,69% kepemilikan.
Jika melihat track record saham seperti BBCA dan TOWR yang termasuk dalam ekosistem bisnis Djarum, pemegang saham mayoritas menunjukan keinginan memegang saham secara long term.
*Sumber: Prospektus $BELI
Jadi Bagian Ekosistem Bisnis Djarum, Ini Dampaknya Bagi Kinerja $BELI
Djarum memiliki ekosistem luas dengan lini bisnis yang beragam, mulai dari perbankan ($BBCA), menara telekomunikasi ($TOWR), elektronik (Polytron), FMCG (Rokok Djarum, Fox’s, dsb) hingga hotel dan real estate (Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, dsb)
Djarum juga berinvestasi di >20 bisnis digital, seperti Cermati, HaloDoc, dan masih banyak lagi.
Dengan ekosistem bisnis Djarum yang luas, apa sih dampaknya bagi $BELI?
Apakah IPO ini exit strategy?
Menelusuri Track Record Emiten Grup Djarum di Pasar Saham
Apakah IPO $BELI adalah exit strategy? Yuk kita lihat beberapa fakta struktur IPO nya!
Jika melihat track record saham seperti BBCA dan TOWR yang termasuk dalam ekosistem bisnis Djarum, pemegang saham mayoritas menunjukan keinginan memegang saham secara long term.
Kedua bisnis tersebut juga mampu terus mencetak performa perusahaan yang baik
IPO $BELI berasal dari saham baru (rights issue), yang berarti pemegang saham lama perusahaan tidak menjual saham sama sekali. Jadi, uang IPO masuk ke perusahaan, bukan pemegang saham lama.
Uniknya, tidak ada venture capital yang memiliki saham $BELI. Sebelum IPO ini, 98% dari saham BELI dimiliki perusahaan yang berada di ekosistem bisnis Djarum (PT Global Investama Andalan). Setelahnya, PT Global Investama Andalan akan tetap jadi pemegang saham mayoritas signifikan dengan 83,69% kepemilikan
Integrasi dan Sinergi dalam Ekosistem Blibli
Sinergi antara Blibli (E-Commerce), Tiket.com (Ticket & Lifestyle) serta RANC (Grocery Retail) menjadi ekosistem yang dapat melayani 88% dari seluruh kegiatan perdagangan dan gaya hidup berdasarkan belanja pelanggan.
Dengan sinergi ketiganya, $BELI berencana untuk menerapkan program loyalty terintegrasi bagi konsumen, sehingga bisa menjaga customer retention dan menekan biaya akuisisi pelanggan.
Pertumbuhan dan Profitabilitas yang Lebih Baik
Integrasi omnichannel dan ekosistem lifestyle ditunjukkan melalui kemudahan pengguna mengakses Tiket.com dan Ranch Market dalam aplikasi $BELI.
Setelah Ranch Market diakuisisi, TPV penjualan bulanan produk fresh grocery di Blibli naik 8,9x dari Agustus 2021 - April 2022.
🔍 Menelusuri Utang $BELI Lebih Dalam /
Ternyata utang dilunaskan karena ada syarat kredit, bukan bermaksud untuk IPO buat bayar utang.
Apabila tidak IPO maka jatuh tempo utang masih tahun depan, 29 Oktober 2023.
Namun karena IPO, perusahaan diwajibkan untuk melunasi utang sebelum jatuh tempo. Berdasarkan persyaratan Perjanjian Kredit dengan bank, pembayaran utang wajib dilakukan saat ada tindakan aksi korporasi berhubungan dengan pasar modal ekuitas seperti IPO.
*Sumber: Prospektus $BELI hal. 8
Apakah IPO ini exit strategy?
Jika melihat beberapa fakta struktur IPO nya:
IPO ini dari saham baru, yang berarti pemegang saham lama perusahaan tidak menjual saham sama sekali. Jadi, uang IPO masuk ke perusahaan, bukan pemegang saham lama.
Uniknya, tidak ada venture capital yang memiliki saham $BELI*. Sebelum IPO ini, 98% dari saham juga dimiliki perusahaan yang berada di ekosistem bisnis Djarum (PT Global Investama Andalan). Setelahnya, PT Global Investama Andalan akan tetap jadi pemegang saham mayoritas signifikan dengan 83,69% kepemilikan.
Jika melihat track record saham seperti BBCA dan TOWR yang termasuk dalam ekosistem bisnis Djarum, pemegang saham mayoritas menunjukan keinginan memegang saham secara long term.
*Sumber: Prospektus $BELI