🕊️ The Fed Kembali Tahan Suku Bunga, Beri Sinyal Dovish / by Stockbit Snips

2 November 2023

Daily Market Performance 🚀

IHSG

6.751

+1,64%

Coal

117,5

-4,90%

Crude Oil

82,0

+2,00%

Gold

1.989

+0,33%

CPO

3.685

+1,35%

Nickel

17.789

-1,63%

👋 Stockbitor!

Bank sentral AS, The Fedmemutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di rentang 5,25–5,5% pada Rabu (1/11), sesuai dengan ekspektasi konsensus. Dengan keputusan tersebut, The Fed telah menahan suku bunga dalam 2 pertemuan terakhir.

Kepala The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa pihaknya belum cukup yakin apakah kondisi keuangan saat ini sudah cukup ketat untuk mengendalikan inflasi. Di satu sisi, inflasi di AS terus melambat ke level 3,7% YoY pada September 2023. Di sisi lain, realisasi tersebut masih jauh di atas target The Fed yang menginginkan inflasi di level 2%.

Powell mengatakan bahwa perlambatan kenaikan suku bunga akan memberikan waktu bagi The Fed untuk mengamati data ekonomi guna memutuskan apakah pengetatan lebih lanjut diperlukan. Pernyataan Powell tersebut ditafsirkan sebagai sinyal dovish oleh ekonom.

Merespons keputusan The Fed dan komentar Powell tersebut, tiga indeks saham utama di AS mengalami penguatan pada Rabu (1/11), dengan Dow Jones +0,67%, S&P500 +1,05%, dan Nasdaq +1,64%. Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke kisaran 4,725%.

Market memprediksi bahwa The Fed akan tetap menahan suku bunga acuan di level 5,25–5,5% dalam pertemuan berikutnya pada Desember 2023, dengan analisis dari CME FedWatch Tool memperkirakan bahwa probabilitasnya mencapai 80%. Ekspektasi tersebut berlawanan dari proyeksi The Fed, yang memperkirakan bahwa suku bunga acuannya akan naik sekali lagi sebesar 25 bps ke level 5,5–5,75% pada akhir 2023.

Key Takeaway

Peluang The Fed untuk menahan kenaikan suku bunga acuannya dapat mengurangi tekanan nilai tukar rupiah, sehingga berpotensi membuat Bank Indonesia untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Pada Kamis (2/11), IHSG melonjak +1,64% ke level 6.751, dengan sektor yang cenderung sensitif terhadap kebijakan suku bunga menjadi pemimpin penguatan, seperti properti (+2,39%), teknologi (+3,49%) dan keuangan (+1,42%). Sementara itu, yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun mengalami penurunan dari level 7,05% menjadi 6,97%. Pergerakan yield obligasi sendiri berlawanan dengan pergerakan harganya.

Seperti yang telah kami tuliskan dalam Stockbit Snips sebelumnya, berakhirnya tren kenaikan suku bunga akan menguntungkan sektor perbankan, propertitelekomunikasi, dan teknologi. Selain itu, peluang berakhirnya tren kenaikan suku bunga juga akan membuat obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor panjang menjadi lebih menarik, mengingat tingkat imbal hasil saat ini berada di kisaran ~7%.

Saham terkait: $GOTO, $BBCA, $BMRI, $BBNI, $CTRA, $BSDE, $PANI, $SMRA, $PWON 


Berita Korporasi

💴 DVLA Bagikan Dividen Interim dengan Indikasi Yield 2,3%

  • $DVLA: Darya-Varia Laboratoria berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar 48,16 miliar rupiah atau 43 rupiah per sahamCum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 10 November 2023, dengan pembayaran pada 28 November 2023. Mengacu harga saham DVLA pada penutupan bursa hari Kamis (2/11) di 1.890 rupiah per saham, maka indikasi dividend yield adalah 2,3%.

  • $MEDC: CEO Medco Energi Internasional, Roberto Lorato, mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar 15 rupiah per saham. Detail mengenai pembagian dividen interim ini belum diumumkan dalam keterbukaan informasi di BEI. Mengacu pada harga saham MEDC pada penutupan bursa hari Kamis (2/11) di 1.230 rupiah per saham, maka indikasi dividend yield adalah 1,22%.

     

  • $BUDI: Budi Starch & Sweetener berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar 26,99 miliar rupiah atau 6 rupiah per saham. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 8 November 2023, dengan pembayaran pada 1 Desember 2023. Mengacu harga saham BUDI pada penutupan bursa hari Kamis (2/11) di 248 rupiah per saham, maka indikasi dividend yield adalah 2,4%.

     

  • $WIKA: Wijaya Karya mencatatkan pertumbuhan nilai kontrak baru sebesar +12,5% YoY menjadi 21,44 triliun rupiah pada 9M23, setara 57% dari target FY23 di 37 triliun rupiah. Segmen infrastruktur dan bangunan gedung berkontribusi 49,6% dari total nilai kontrak baru tersebut, diikuti oleh segmen industri, EPCC, properti dan investasi. 

     

  • $WINE: Hatten Bali mengumumkan peluncuran produk baru dengan merek dagang Hatten Chenin Blanc. Produk tersebut dikategorikan sebagai minuman beralkohol golongan B dengan kadar alkohol ~12,5%.


Musim Laba

🕷 Laba Bersih TOWR 9M23 Turun -5,2%

Berikut adalah kinerja TOWR selama 3Q23 dan 9M23:

  • $TOWR: Sarana Menara Nusantara membukukan laba bersih 866 miliar rupiah pada 3Q23 (-0,1% YoY). Pendapatan tumbuh +5,5% YoY menjadi 2,9 triliun rupiah. Namun, beban pokok pendapatan naik +12,8% YoY dan beban keuangan naik +25,5% YoY sehingga margin laba bersih tergerus menjadi 29,4% (vs 3Q22: 31,1%).

    Dibandingkan dengan 2Q23 (QoQ), laba bersih TOWR tumbuh +7,4%. Pendapatan tumbuh +1,1%, sedangkan beban keuangan turun -8,1%.

    Secara kumulatif selama 9M23, laba bersih TOWR turun -5,2% YoY menjadi 2,4 triliun rupiah, mencapai 72% dari estimasi FY23. Pendapatan tumbuh +7,6% YoY menjadi 8,7 triliun rupiah, mencapai 75% dari estimasi FY23. Beban pokok pendapatan naik +12,9% YoY dan beban keuangan naik +23,8% YoY, sehingga menggerus margin laba bersih turun menjadi 27,8% (vs. 9M22: 31,6%). (IDX)

    Dari sisi operasional, jumlah menara mencapai 29.915 unit (+0,7% YoY) per 9M23, dengan jumlah tenant mencapai 54.249 (-1,4% YoY). Akibatnya, tenancy ratio sedikit turun menjadi 1,8x (vs. 9M22: 1,85x). Sementara itu, fiber optic bertambah menjadi 196.912 kilometer (+45,1% YoY).


Saham Top Gainer Hari Ini 🔥

$GOTO

+14,52%

$TKIM

+8,46%

$TOWR

+10,00%

$SMRA

+6,60%

Saham Top Loser Hari Ini 🤕

$PNBN

-4,04%

$INDF

-2,63%

$ISAT

-2,65%

$AVIA

-2,42%

Performa Sektor Hari Ini 📊


Berita Lainnya

🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...

  • Kementerian Perindustrian mencatat bahwa Indeks Keyakinan Industri (IKI) pada Oktober 2023 melambat ke level 50,70 (vs. September 2023: 52,51). Perlambatan ini dipicu melemahnya daya beli masyarakattermasuk pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga menyebabkan pelaku industri mengerem produksi.

  • BPS mencatat bahwa kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada September 2023 mencapai 1,07 juta (-5,51% MoM+52,76% YoY). Selama 9M23, kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia melonjak +143,41% YoY menjadi 8,51 juta dan sudah mencapai target baru dari pemerintah sebanyak 8,5 juta kunjungan pada FY23.

  • Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa terdapat 8–9 proyek di IKN yang akan dimulai pembangunannya pada Desember 2023. Pada Rabu (1/11), Presiden Joko Widodo meresmikan groundbreaking 6 proyek di IKN, antara lain Bandara IKN, Pakuwon Nusantara, Mayapada Hospital Nusantara, Nusantara Intercultural School, dan Rumah Sakit Hermina Nusantara.

  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa pemerintah akan mengizinkan impor buku, filmsoftwaredan musik dengan harga di bawah 100 dolar AS untuk dapat diperdagangkan melalui e-commerce. Sebelumnya, sejak September 2023, pemerintah melarang perdagangan barang impor dengan harga di bawah 100 dolar AS di e-commerce.


Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

😦 Ketika Thesis Investasi Gak Sesuai Harapan, Apa Yang Harus Dilakukan?

Photo by: Stockbit

“Setidaknya saya keluar dengan kepala dingin dan paham 'why' saya harus 'out', bukan keluar karena kepanikan pasar.” — itokireng

Memasuki awal November, hampir semua emiten telah merilis laporan keuangan mereka. Ada hasil yang memuaskan, namun tak sedikit juga yang mungkin dibawah harapan. Lantas bagaimana ketika thesis investasi yang  kita analisis tidak sesuai ekspetasi? Haruskah cutloss atau justru akumulasi? Itokireng membagikan pengalamannya dengan studi kasus pada saham $TUGU untuk menjawab hal ini. Selengkapnya bisa kamu baca di sini!


Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.


Penulis:  Anggaraksa Arismunandar

Editor: Vivi Handoyo Lie, Edi Chandren, Aulia Rahman Nugraha, Bayu Santoso, Theodorus Melvin, Reynaldo Mulya, Michael Owen Kohana,  Rahmanto Tyas Raharja, Hendriko Gani, Arvin Lienardi

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved. 

Disclaimer: 

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.

Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.