GoTo

πŸ“± Analisis Tren Saham Sektor Teknologi : Bukalapak, GoTo, Grab, Sea dan Emtek by Stockbit Snips

 πŸ‘‹ Stockbitor!

Perkembangan teknologi yang pesat, didukung dengan masifnya konsumsi penggunaan produk dan layanan berbasis internet, menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Maka tidak heran jika sektor teknologi bisa menghasilkan sejumlah perusahaan bernilai tinggi, seperti Apple, Google, Microsoft, Amazon, dan masih banyak lagi.

Layanan teknologi yang ada di Indonesia pun juga begitu. Bahkan beberapa perusahaan yang bergerak di sektor ini sudah bisa dibeli sahamnya oleh masyarakat di Bursa Efek Indonesia. Contohnya seperti saham Bukalapak, saham GoTo (Gojek Tokopedia) atau saham Emtek. 

Emtek Group menjadi pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar. Selain itu juga memiliki aplikasi Vidio, Kapanlagi, dan juga berinvestasi di Grab Indonesia dan Bukalapak. 

Selain itu, juga terdapat beberapa saham teknologi lain yang terdaftar di pasar saham AS, seperti saham Grab dan saham Shopee (lewat induknya Sea Group).

Tren Saham Teknologi di Indonesia

Saat ini semakin banyak perusahaan teknologi yang melantai di bursa, baik dalam dan luar negeri. Selain itu, konsumsi digital yang melonjak pun membuat saham sektor teknologi menjadi incaran para investor.

Nilai ekonomi internet Indonesia naik dari tahun ke tahun dan diproyeksi akan terus bertumbuh. Pengguna internet pun meningkat pesat. Tercatat terdapat 21,6 juta konsumen digital baru sejak pandemi hingga Juni 2021. 

Menurut Bain, Google, dan Temasek, nilai ekonomi internet Indonesia per 2021 berdasarkan GMV (gross merchandise value) sebesar 70 juta dolar AS, naik drastis dari 40 juta dolar AS pada tahun 2019. Menariknya, angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 144 juta dolar AS pada tahun 2030. 

Imbas lonjakan ini pun turut membawa dampak positif pada ekosistem teknologi lain seperti emiten menara telekomunikasi, hardware, logistik, hingga data center. Beberapa contoh saham yang termasuk dalam daftar ini yang dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan pendapatan yang pesat  meliputi perusahaan menara telekomunikasi seperti saham Mitratel (MTEL), saham TBIG, ataupun saham TOWR. 

Tidak hanya  itu, saham data center seperti saham DCII dan  saham logistik seperti saham induk dari layanan Antar Aja, yaitu saham ASSA, juga terkena dampak positif.

Namun, kenaikan inflasi di AS serta kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat,-The Fed membuat valuasi perusahaan teknologi global dan Asia Tenggara turut berdampak. Kenaikan suku bunga ini membuat cost of capital (biaya modal) semakin mahal. Alhasil, perusahaan teknologi terutama yang masih rugi dan butuh pendanaan mengalami penurunan harga saham.

Sebagai contoh, sepanjang tahun 2022 sampai dengan 15 Juni, harga saham Grab turun 65%, harga saham Sea turun 66%, harga saham Emtek turun 28% dan harga saham Bukalapak turun 34%.

Yang berbeda hanyalah saham GoTo (Gojek Tokopedia) yang naik 2% dari IPO pada bulan April silam. 

Walaupun harga saham teknologi banyak yang mengalami penurunan secara global. Sebenarnya, hal ini juga bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk membeli saham dengan harga yang lebih wajar. Dengan catatan, kita perlu membeli saham yang berkualitas tinggi sehingga bisa menjadi pemenang di masa depan. 

Hal yang serupa juga sempat terjadi pada perusahaan e-commerce Amazon yang sempat turun 93% pada saat Dot Com Bubble pecah di awal dekade 2000an. Namun, setelah berhasil menjadi pemenang di sektornya, sahamnya saat ini telah berkali-kali melampaui harga sahamnya saat itu. 

Selengkapnya bahasan saham sektor teknologi diulas lebih mendalam di Unboxing Sektor Teknologi. Kamu akan mengetahui dampak pandemi terhadap sektor ini, kebijakan The Fed, perusahaan pemain utama (Bukalapak, GoTo, Grab, Sea dan Emtek), model bisnis, aksi korporasi, data pertumbuhan dan lainnya.

Source: Stockbit

Selain itu, di laporan ini kalian juga terdapat pembahasan yang mudah dimengerti mengenai: 

  • Tren dari industri e-commerce, ride hailing, food delivery, sampai dengan mobile wallet yang dimiliki dari masing-masing perusahaan

  • Tren masuknya pemain e-commerce ke bisnis grocery O2O dengan berkolaborasi dengan peritel supermarket (joint venture BUKA dengan BBHI yang menjadi Allo Fresh, akuisisi Gojek terhadap MPPA, sampai dengan akuisisi Blibli pada saham RANC atau pengelola Ranch Market dan Farmers Market).

  • Kontribusi penjualan e-commerce dari kota kecil diprediksi akan semakin mendominasi penjualan e-commerce, yang tercermin dari maraknya pemain digital dalam memasuki bisnis mitra. (Mitra Bukalapak, Mitra Tokopedia, Mitra Shopee, Grab Kios, dll)

  • Aksi korporasi pada setahun terakhir telah mengubah peta kepemilikan e-wallet yang

  • dimiliki ekosistem teknologi terbesar di Indonesia (merger Gojek dan Tokopedia,penjualan sebagian saham Dana oleh Emtek, pembelian sebagian saham OVO oleh pemilik Emtek, investasi grup Sinarmas pada Dana. 

Selain itu, kamu juga bisa tahu: 

  • Platform digital apa yang paling lama digunakan oleh masyarakat

  • Platform digital apa yang memiliki paling banyak pengguna aktif bulanan (monthly active user)

  • Berapa lama platform digital bisa bertahan di industri apabila terus merugi seperti saat ini, dengan cash yang dimilikinya (runway)

  • Perbandingan valuasi atau mahal-murah saham teknologi di Indonesia apabila dibandingkan dengan perusahaan serupa di luar negeri 

  • Saham e-commerce dan food delivery apa saja yang sudah mengalami keuntungan di luar negeri

Lantas, bagaimana tren industri teknologi di masa depan? Simak analisis lengkapnya di Unboxing Saham: Sektor Teknologi sekarang!

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham tertentu. Always do your own research.


Selain itu, kamu juga bisa belajar di Module Sektor Teknologi 101 tentang hal-hal penting yang sering kamu pertanyakan saat analisis perusahaan teknologi seperti:

  • Banyak perusahaan teknologi jadi perusahaan paling bernilai di dunia. Kok bisa?

  • Perusahaan teknologi rela bakar uang dan rugi di fase awal. Buat apa, sih?

  • Rahasia perusahaan teknologi tetap beroperasi dan ekspansi meski sering bakar uang.

  • Enggak sedikit perusahaan teknologi yang bangkrut. Lantas, apa kunci suksesnya?

  • Bagaimana sih cara hitung valuasi perusahaan teknologi mahal atau enggak?

  • Prospektus IPO perusahaan teknologi ratusan halaman. Apa saja yang perlu diperhatikan?

Photo by: Stockbit


Copyright 2021 Stockbit, all rights reserved. Anda menerima email ini karena terdaftar sebagai akun aktif di Stockbit atau telah daftar melalui website Stockbit / Stockbit Snips.


Disclaimer: 

Email ini dikirim oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (β€œStockbit”), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi Nasabah yang menggunakan Stockbit dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan Stockbit. 

Semua konten dalam email ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah β€œhttps://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β€œ@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.