Halo Stockbitor,
Negara-negara di Eropa kembali melaksanakan lockdown kedua setelah kasus baru COVID-19 kembali meningkat.
Rusia saat ini menjadi negara dengan kasus Corona terbanyak di Eropa dengan total kasus sebanyak 1,63 juta per 1 November, disusul dengan Pranchis (1,41 juta), Spanyol (1,26 juta), Inggris (1,03 juta kasus), Itali (709 ribu kasus), dan Jerman (532 ribu kasus).
Negara Eropa yang mulai memberlakukan lockdown nasional maupun restriksi aktivitas kedua adalah Prancis (29 Oktober - 1 Desember), Jerman (2 November - Akhir November), Belgia (2 November sampai 1,5 bulan kedepan), Austria (3 November - akhir November), dan Inggris (5 November - 2 Desember).
Adanya lockdown jilid baru ini juga menyebabkan protes di beberapa kota dan memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar mengenai pelambatan pemulihan ekonomi Eropa yang saat Q3 sudah pulih 12,7% dari kuartal sebelumnya.
Berita Terkini:
🚙 Geliat Sektor Turisme dan Transportasi
Indonesia berencana membuat Holding BUMN Pariwisata, yang didalamnya akan terdapat maskapai ✈️ (Garuda Indonesia, Citilink), manajemen bandara (Angkasa Pura I dan II), dan pariwisata 🌇 (Hotel Indonesia Natour, Manajemen Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo).
Harapannya, dengan adanya holding ini perusahaan-perusahaan yang didalamnya bisa saling bersinergi terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Sektor pariwisata masih terdampak pandemi dengan foreign tourist arrival (FTA) bulan September 2020 turun 88,95%.
Namun, long weekend minggu lalu sempat kembali "menghidupkan" sektor pariwisata dan bahkan meningkatkan jumlah penumpang beberapa mode transportasi publik seperti pesawat dan kereta api.
Penjualan tiket kereta api jarak jauh nyaris mencapai 210.000 dari 27 Oktober sampai 1 November, meroket 🚀 69% dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Trafik penumpang pesawat juga meningkat menjadi melampaui 100.000 di 15 bandara pada 28 Oktober. Salah satu pendorong kenaikan ini juga berasal dari insentif tarif PJP2U.
Selain itu, tercatat terdapat lebih dari 655 ribu kendaraan pribadi yang mudik keluar dari Jakarta pada 27-30 Oktober silam.
Mulai bulan November, Bandara Soekarno Hatta juga untuk pertama kalinya kembali melayani penerbangan umrah sejak bulan Februari.
Namun, untuk saat ini maskapai yang diizinkan membawa penumpang umrah hanyalah Saudi Airlines.
💰 What to watch for: This Week
It's the first week of the month again.. which means banyak data ekonomi Indonesia yang sudah dan (akan) keluar minggu ini.
Data ekonomi bulan Oktober yang sudah keluar:
PMI. Masih menunjukan kontraksi (dibawah 50) yaitu di level 47,8. Mengalami peningkatan dari 47,2 dari bulan sebelumnya. .
Inflasi. Setelah beberapa bulan berturut-turut mengalami deflasi, akhirnya bulan ini kita kembali ke inflasi 🎉. Inflasi bulan Oktober sebesar 0,07% secara month-on-month, meningkat dari -0,05% pada bulan September.
Selain itu, data pertumbuhan PDB Q3 juga bakal keluar minggu ini, yaitu 3 hari lagi, Kamis tanggal 5 November. Waktu Q2 kemarin, pertumbuhan PDB secara QoQ -4,19% dan secara YoY -5,32%.
Di Amerika Serikat, tentunya one of the key highlights of the week berasal dari pemilihan presiden AS yang dilaksanakan tanggal 3 November besok. Selain itu, PMI juga akan diumumkan hari ini (2 November), sedangkan nilai ekspor, impor, dan neraca perdagangan bulan September akan keluar di hari Rabu (4 November).
Corporate Action
Minggu ini, juga ada beberapa perusahaan yang akan bagi dividen, yaitu $SIDO (cum date: 2 November), $PALM dan $IMPC (3 November), dan $DVLA (6 November).
Selain itu, cum date dari right issue $PNBS ada di 6 November.
Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui..
Mega Corpora, perusahaan induk dari Bank Mega ($MEGA) tanda tangani pembelian 73,7% saham Bank Harda International ($BBHI) dari PT Hakimputra Perkasa. Harga tender offer pada 160,26 rupiah/lembar.
Bank BJB ($BJBR) berencana terbitkan obligasi 500 miliar rupiah yang terbagi menjadi dua yaitu 165M, tenor 5 tahun, kupon 8,5%/tahun serta 337M, tenor 7 tahun, kupon 9%/tahun.
Telkom ($TLKM) dikabarkan berencana investasi pada obligasi konversi Gojek sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar 2,1 Triliun rupiah.