Halo Stockbitor,
Semoga semuanya tetap jaga kesehatan ya!
Setelah RUU Cipta Kerja atau yang lebih dikenal dengan Omnibus Law disahkan kemarin, pemerintah berencana untuk membuat sovereign wealth fund atau yang disebut sebagai lembaga pengelola investasi (LPI).
Sovereign wealth fund itu apa?
Jadi, sovereign wealth fund itu semacam dana investasi yang dikelola negara. Investasi nya sendiri bisa ke instrumen yang bermacam-macam, mulai dari saham, obligasi, perusahaan privat, komoditas dan instrumen lainnya.
Uniknya, investasi tersebut nggak cuma buat instrumen domestik, tapi juga internasional.
Salah satu sovereign wealth fund yang paling terkenal adalah Temasek yang dimiliki pemerintah Singapura.
Beberapa perusahaan portofolio yang dimiliki Temasek adalah: DBS Bank, Singtel, CapitaLand, ST Engineering, Mediacorp, PSA International, SMRT Corporation, Certis Group, dan juga Vertex Holdings.
Kalau di Indonesia nantinya gimana?
Nantinya, dana yang dikelola juga untuk investasi dalam dan luar negeri. Harapannya dengan adanya lembaga pengelola investasi (LPI) ini, Indonesia bisa membiayai proyek infrastruktur sendiri dan tidak hanya bergantung pada APBN.
Dibentuknya LPI ini juga salah satu bentuk pelaksanaan Omnibus Law loh! Undang-undang yang menimbulkan kontroversi karena dianggap tidak berpihak pada buruh. Bahkan, awalnya tanggal 6-8 Oktober akan diadakan demonstrasi dan aksi mogok kerja, namun akhirnya aksi tersebut dibatalkan karena tidak mendapat izin dari Polri dan juga kondisi Covid-19 yang masih berlangsung.
Menurut Omnibus Law, modal awal yang ditetapkan untuk LPI adalah 15 triliun rupiah.
Sebelumnya, pada awal tahun ini, Indonesia dikabarkan mendapatkan investasi sebesar 22,8 miliar dolar AS dari Uni Emirat Arab untuk sovereign wealth fund. Investasi itu kabarnya akan meliputi beberapa sektor seperti energi, telekomunikasi, pelabuhan. Selain itu, Uni Emirat Arab juga berencana untuk investasi di ibukota baru Indonesia.
Semoga semuanya berjalan dengan lancar ya!
Berita Terkini:
🚕✈️ Nasib perusahaan transportasi di kala pandemi
Perusahaan transportasi jadi salah satu perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19.
Kok bisa?
Karena implementasi PSBB, social distancing, work from home, dan juga melambatnya turisme.
Jadinya kan kalau orang di rumah aja karena nggak perlu ke kantor, atau nggak jadi liburan, pendapatan perusahaan transportasi darat maupun udara kan pasti terpengaruh.
Makanya, tingkat utilisasi taksi Blue Bird ($BIRD) yang awalnya sekitar 65-70% sebelum pandemi, turun drastis jadi 40% di bulan Agustus 2020. Nggak hanya Blue Bird, maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia ($GIAA) dan Air Asia ($CMPP) juga mengalami hasil yang serupa.
Dari yang awalnya berada di level 70%, tingkat muat penumpang $GIAA turun jadi 25,5% pada saat PSBB dan tetap di bawah 50% selama new normal. Sedangkan, tingkat muat penumpang $CMPP turun dari diatas 85% menjadi 40% saat PSBB dan dibawah 50% saat new normal.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan transportasi sudah mulai melakukan strategi untuk bertahan.
Blue Bird ($BIRD), sebagai contoh telah mengeluarkan layanan baru, Birdkirim untuk melayani layanan logistik menggunakan taxi yang dimilikinya. Sedangkan, Garuda Indonesia ($GIAA) melakukan negosiasi dengan lessor nya untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday) serta melakukan efisiensi besar-besaran.
Anggaran Jumbo Kementerian PUPR 🛣
🛒 Consumer Confidence Index
Consumer Confidence Index (CCI) Indonesia tercatat jadi 83,4 pada bulan September 2020, turun dari 86,9 pada bulan sebelumnya.
CCI dibawah 100 artinya konsumen punya ekspektasi menurun mengenai pendapatan dan ketersedian pekerjaan.
Selain itu, juga ada beberapa data ekonomi Indonesia lain yang baru dirilis untuk bulan September, yaitu:
Rasio rata-rata propensity-to-consume naik dari 67,4% (Agustus) menjadi to 68.8% (September)
Saving-to-income ratio turun dari 20,4% (Agustus) menjadi 19.8% (September)
Debt-to-income ratio turun dari 12,2% (Agustus) menjadi 11,4% (September)
Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui..
Right issue tahap 2 Bank Jago ($ARTO) disetujui di RUPS.
Chandra Asri Petrochemical ($TPIA) berencana mengembangkan tangki dan jetty bersama dengan perusahaan asal Belanda, Royal Vopak.
Bumi Resources Minerals ($BRMS) akan melakukan right issue dengan 24 miliar lembar saham baru untuk mengembangkan bisnis emas.
Garudafood ($GOOD) luncurkan produk baru Garuda O'Corn.
MNC ($MNCN) berencana melakukan private placement, dengan jumlah lembar saham baru sebesar 173,68 juta lembar saham dan harga jual rata-rata 855 rupiah.