Banyak orang yang tertarik pada investasi saham, namun tidak semuanya memahami dengan baik mengenai cara kerja investasi saham yang benar. Hal ini berakibat pada banyaknya investor pemula yang bingung mengenai strategi apa yang harus dipilih dalam investasi saham.
Banyaknya strategi yang tersedia, tentu menjadi menyulitkan bagi investor pemula untuk memahami mana yang sesuai untuk dirinya. Maka langkah awal sebelum menentukan strategi adalah memahami cara kerja investasi saham itu sendiri.
Pemahaman yang benar bisa mendukung investor untuk mendapatkan return yang baik serta membantu untuk meminimalisir resiko investasi yang ada.
Berikut ini merupakan beberapa penjelasan mengenai cara kerja investasi saham secara detail. Dengan memahami beberapa penjelasan di bawah, seharusnya bisa membantu investor pemula untuk menyusun strategi investasi yang tepat bagi mereka.
Cara Kerja Investasi Saham
Memahami cara kerja investasi saham dimulai dengan mengerti arti saham itu sendiri. Saham adalah kepemilikan perusahaan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal.
Ketika seseorang membeli (memiliki) saham, maka secara teknis ia adalah pemilik perusahaan. Hanya saja porsi kepemilikan tergantung dengan jumlah saham yang dimiliki.
Saat perusahaan membukukan laba dan membagikan dividen, maka pemilik saham berhak atas dividen tersebut. Pun saham dapat diperjualbelikan melalui mekanisme bid dan offer.
Siapa yang bisa memiliki saham?
Saham bukan hanya bisa dimiliki oleh perusahaan atau pendiri perusahaan saja. Namun, siapapun boleh memiliki saham, asalkan membelinya melalui bursa efek.
Perlu diketahui bahwa untuk memiliki akses membeli saham, kita membutuhkan akun trading dari sekuritas. Untuk membuka akun trading ini, umur seseorang minimal adalah 17 tahun ke atas, atau yang sudah memiliki KTP.
Selain itu, disyaratkan juga memiliki identitas NPWP untuk membayar kewajiban pajak. Namun, bila belum memilikinya, maka biasanya boleh untuk menggunakan NPWP orang tua dari investor tersebut.
Berapa banyak saham yang boleh dimiliki?
Tidak ada batasan jumlah saham yang bisa dimiliki oleh seorang investor. Investor boleh membeli saham apapun dan dengan jumlah berapapun, asalkan memiliki dana yang cukup.
Banyaknya saham yang dibeli harus disesuaikan dengan strategi investasi yang digunakan investor. Misalnya bila investor ingin punya portofolio saham yang fokus, mungkin 4 – 5 saham saham cukup untuk dimiliki dalam waktu yang sama.
Sedangkan, bila strategi investor ingin melakukan diversifikasi secara luas dengan tujuan mengurangi resiko, mungkin investor itu bisa membeli lebih dari 10 saham dalam waktu yang sama. Tidak ada yang benar atau salah karena semua itu tergantung dari kecocokan investor masing masing.
Bagaimana harga saham bergerak?
Pergerakan harga saham adalah sesuatu yang sangat penting bagi investor. Ini karena setiap investor bisa mendapatkan kesempatan untuk membeli di harga yang baik ketika harga sedang bergerak turun sehingga menjadi lebih murah.
Sebaliknya, keuntungan investasi pun didapatkan ketika haga saham bergerak naik sehingga menjadi lebih tinggi dibandingkan harga beli investor. Jadi, tanpa pergerakan harga, tidak ada peluang untung dalam saham.
Pertanyaannya adalah apa yang menyebabkan harga saham ini bergerak naik atau turun. Ada beberapa penyebab pergerakan harga, seperti berikut ini:
1. Transaksi dari pengelola dana investasi
Pengelola dana besar seperti manajer investasi dari reksadana tertentu kadang melakukan pembelian dalam jumlah besar ketika ingin membeli sebuah saham untuk menjadi koleksi portofolionya.
Akibat pembelian dalam jumlah besar ini, maka manajer investasi ini menyerap volume transaksi yang banyak pada saham terkait, akibatnya harga saham pun terdorong untuk naik.
Belum lagi bila aksi ini juga diikuti oleh manajer investasi lainnya yang juga punya dana besar, maka kenaikan yang terjadi bisa lebih besar lagi. Hal yang sama juga berlaku ketika saham turun, perbedaannya adalah manajer investasi melakukan aksi jual dengan jumlah yang besar.
2. Transaksi besar dari kumpulan investor individual
Pergerakan harga juga terjadi akibat adanya investor individual dengan modal yang besar masuk untuk membeli saham tersebut. Biasanya investor ini memiliki kepentingan tertentu, baik untuk tujuan investasi atau untuk melakukan trading jangka pendek.
Akibat kenaikan harga yang signifikan, biasanya investor dengan modal yang lebih kecil juga mengikuti momentum ini agar bisa meraup keuntungan juga. Hal ini berakibat pada kenaikan harga yang lebih tinggi lagi.
3. Adanya corporate action
Corporate action adalah aksi yang dilakukan perusahaan penerbit saham itu untuk tujuan tertentu misalnya seperti menambah modal, atau pembelian saham kembali. Sebagai contoh ketika perusahaan ingin menambah modal, maka biasanya akan melakukan right issue (RI). RI ini bisa dilakukan di harga yang lebih tinggi daripada harga pasar saat ini. Maka, perusahaan akan melakukan segala cara untuk menaikan harga sahamnya.
Mengetahui hal ini, para investor pun tidak mau ketinggalan dan membeli sahamnya sebelum harganya naik ke harga Right Issue. Akibat hal ini, maka harga saham pun bisa naik terlebih dahulu bahkan sebelum corporate action itu terjadi.
Berapa lama sebuah saham boleh dipegang?
Setelah memahami cara kerja saham yang benar, maka berapa lama saham bisa dipegang adalah keputusan masing – masing investor. Tidak ada aturan baku untuk menentukan berapa lama holding period yang baik.
Hal ini tergantung dari strategi yang digunakan dan kepribadian investor tersebut. Yang pasti jangan mengikuti strategi investor lain secara mentah mentah, tapi harus memilih agar strategi tersebut sesuai dengan kepribadian masing – masing.
Mengapa Saham yang baik itu terbatas?
Setelah memahami cara kerja saham di atas, perlu diketahui juga bahwa hal itu tidak menjamin bahwa seseorang pasti akan terus untung di pasar saham. Bahkan investor berpengalaman pun masih bisa salah. Hal ini dikarenakan pilihan saham yang benar – benar baik untuk dibeli adalah terbatas. Artinya akan lebih banyak saham yang buruk daripada yang layak di beli di pasar.
Ini karena sebagian pemilik perusahaan menjual sahamnya ke publik karena mereka tahu bahwa perusahaan ini mungkin memiliki performa yang buruk kedepannya, sehingga mereka pun ingin melepasnya. Maka investor harus benar – benar selektif dalam memilih saham.
Perhatikan fundamental perusahaan, dan siapa manajemen yang ada dibelakangnya. Bagi trader jangka pendek, juga penting untuk memahami teknikal pergerakan harga saham tersebut, bukan hanya membeli dari rumor saja.