Kita tentu paham bahwa tujuan orang berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Dalam bahasa Inggris keuntungan ini dinamakan return atau gain.
Motif untuk mendapatkan keuntungan ini memunculkan istilah high risk high return yang artinya semakin besar keuntungan sejalan dengan besar resiko yang akan dihadapi. Mengapa demikian?
Yuk, kita pahami lebih dalam tentang return dan resikonya serta bagaimana cara menghadapinya.
Definisi High Risk High Return
Secara bahasa, high risk high return artinya adalah resiko tinggi keuntungan tinggi.
Lebih mendetail istilah high risk high return adalah sebuah teori yang terkait dengan penanaman investasi dalam bentuk instrumen tertentu seperti saham, forex, bisnis, properti atau lainnya yang menjanjikan keuntungan besar namun diikuti resiko tertentu.
Resiko ini bisa berbentuk fluktuasi di mana investasi tersebut bisa loss atau habis sama sekali sebagai resiko dari keuntungan besar yang dijanjikannya.
Mengapa high risk dan high return disandingkan padahal mereka memiliki definisi yang bertolak belakang?
Hal ini terjadi di dunia investasi di mana jika kamu melihat sebuah investasi menawarkan keuntungan besar misal 50%, maka kamu harus berhati-hati dan mencermati resiko yang melingkupi investasi tersebut.
Karena investasi adalah sebuah kegiatan yang dipenuhi dengan ketidakpastian seperti fluktuasi harga, inflasi, kondisi politik.
Karena secara umum, keuntungan investasi biasanya berada pada tingkat suku bunga (BI rates) sebagai acuan investasi yang aman. Jika jumlahnya berlipat-lipat dari tingkat suku bunga deposito, maka sudah sewajarnya untuk berhati-hati terhadap investasi tersebut.
Pentingnya Kehati-hatian Dalam Investasi
Dari definisi tersebut, kemungkinan kamu mendapatkan gain besar bisa saja terjadi, namun kehati-hatian untuk mengelola modal investasi tetap menjadi prioritas. Terutama menyikapi prinsip high risk high return.
Berikut ini adalah alasannya:
1. Agar tidak tergoda dengan keuntungan besar di depan mata
Dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, ketika mendapat penawaran keuntungan besar, kamu tetap melakukan prinsip check and recheck sebelum berinvestasi.
Analisa fundamental, analisa teknikal, kondisi pasar dan fluktuasi harga tetap menjadi acuanmu dalam membeli saham sebuah emiten. Karena keuntungan besar akan diikuti dengan resiko besar baik yang terlihat maupun yang tidak.
2. Menghemat modal
Investor harus mengelola modal investasinya agar bisa bertumbuh dengan mendapatkan keuntungan dan terhindar dari gerusan fluktuasi harga. Dengan memahami ini, kamu akan berhati-hati terhadap penawaran keuntungan tinggi dari kemungkinan loss akibat resiko dari return yang di luar kewajaran.
3. Sarana belajar
Jika kamu seorang investor pemula, warning akan high risk high return akan memberikanmu semacam rem untuk tidak begitu saja percaya pada penawaran keuntungan yang luar biasa dari sebuah investasi.
Dengan demikian, kamu akan menggunakan pengetahuan sahammu untuk menilai harga dan profit yang wajar dari sebuah investasi.
Contoh Investasi High Risk High Return
Berikut ini beberapa produk yang terkait erat dengan prinsip high risk high return:
1. Saham
Saham merupakan instrumen investasi yang terkenal dengan prinsip high risk high returnnya. Terutama bagi investor jangka pendek. Investor tipe ini biasanya melakukan praktek day trading atau swing trading dengan memanfaatkan kenaikan capital gain dari saham yang dimilikinya.
Agar keuntungannya besar, investor harus memiliki modal besar sehingga mendapatkan profit di atas rata-rata misalnya di atas 20%. Profit umum capital gain biasanya 1%-5% dengan resiko medium.
2. Cryptocurrency
Mata uang digital sedang naik daun beberapa tahun terakhir. Mengapa investasi ini diminati terutama oleh generasi muda? Tidak lain karena imbal hasil yang ditawarkan sungguh menggiurkan.
Bitcoin sebagai salah satu contoh cryptocurrency pernah menjanjikan keuntungan hingga 354% di tahun 2020. Sungguh nilai yang sangat fantastis bukan!
Namun, jangan lupa resiko instrumen ini karena pemerintah tidak mengakui dan menjamin investasi di dalamnya. Sehingga bila terjadi fraud/penipuan, maka investor tidak dapat menuntut pengelola cryptocurrency ini.
3. High Yield Bonds
Selama ini kita mengetahui deposito adalah investasi yang cukup aman dengan imbal hasil rutin walaupun lebih kecil dibanding investasi di pasar modal.
Namun, ada obligasi yang disebut high yield bonds atau obligasi sampah dengan peringkat investment grade rendah.
Mengapa dikatakan demikian? Obligasi jenis ini memberikan return lebih tinggi dibanding obligasi lainnya karena jika terjadi resiko gagal bayar, maka kamu sebagai investor tidak akan mendapatkan apa-apa.
Cara Terbaik Memilih Investasi
Meski dengan resiko tinggi, namun beberapa investor tetap berinvestasi di instrumen di atas. Lalu bagaimana cara terbaik berinvestasi dengan kondisi tersebut?
1. Teliti dalam memilih investasi
Kehati-hatian menjadi prinsip dasar dalam berinvestasi. Misalnya kamu ingin berinvestasi di saham, maka kamu bisa memulai dengan cara mempelajari kondisi emiten dengan melakukan analisa fundamental dari prospektus yang disediakan.
Juga lakukan analisa teknikal untuk melihat kelayakan emiten tersebut agar kamu mendapatkan return dari investasimu.
2. Perhatikan situasi ekonomi dan politik
Kondisi investasi pasar modal erat terkait dengan kondisi eksternal seperti ekonomi dan politik baik lokal maupun global.
Di dunia tanpa batas ini setiap informasi akan mempengaruhi dunia bagian lain. Begitu juga halnya dengan pasar modal. Kondisi bursa Amerika menjadi acuan bagi IHSG di Indonesia.
3. Mulai dengan jumlah kecil
Hal terbaik untuk mengetahui dan memahami resiko investasi adalah dengan mempelajarinya mulai dari modal kecil. Dengan demikian kamu bisa menghitung resiko yang akan kamu tanggung dan pengaruhnya terhadap modal yang kamu keluarkan.
Dan jangan pernah tempatkan seluruh modal investasimu di satu instrumen saja.
***
Meskipun high risk high return telah banyak mengambil korban, namun investasi pasar modal tetap menarik bagi investor.
Walau demikian, jadikan investasi ini sebagai cara menumbuhkan modalmu meskipun butuh waktu dan bukan sebaliknya, berambisi mendapatkan profit besar dalam waktu singkat namun mengabaikan risiko loss yang tinggi,