Pada tanggal 31 Mei 2023 kemarin, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis daftar saham terbaru yang diperbolehkan untuk ditransaksikan dan dijaminkan secara margin dan shortsell selama bulan Juni 2023. Menariknya terdapat saham dari perusahaan yang baru saja melantai di bursa pada tahun ini dalam daftar tersebut, yaitu emiten PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Maka dari itu, ayo kita bedah tentang IPO emiten PGEO ini pada awal tahun ini, mari kita simak bersama.
IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk
Pada 24 Februari 2023 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk dengan kode saham PGEO melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara klasifikasi perusahaan Pertamina Geothermal berada di sektor infrastruktur dan bergerak di bidang energi hijau melalui usaha pemanfaatan panas bumi. PT Pertamina Power Indonesia (PPI) adalah pemilik saham pengendali (PSP) dari Pertamina Geothermal. PT Pertamina Power Indonesia (PPI) adalah anak Perusahaan PT Pertamina (Persero), maka Pertamina Geothermal adalah anak perusahaan dari anak Perusahaan PT Pertamina (Persero).
Sepanjang tahun 2023 Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini menjadi emiten ke-19 yang melantai di BEI. Antusias masyarakat dan investor dapat dikatakan sangat tinggi dalam berjalannya IPO Pertamina Geothermal, nyatanya IPO Pertamina Geothermal mengalami kelebihan permintaan (Oversubscribed) sebesar 3,81x dari porsi penjatahan terpusat (Pooling). Investor yang turut berpartisipasi dalam IPO Pertamina Geothermal terdiri dari investor domestik dan internasional yang terdiri dari Indonesia Investment Authority (INA) dan Masdar (Perusahaan energi hijau United Arab Emirates / UAE). Kelebihan permintaan dari porsi penjatahan terpusat sebesar 3,81x adalah hal yang menakjubkan sebab IPO dari Pertamina Geothermal masuk dalam 5 IPO terbesar BEI berdasarkan jumlah dana segar yang terhimpun, yaitu senilai Rp 9,05 triliun. Berarti dalam nilai rupiah kelebihan permintaan adalah senilai Rp 34,4805 triliun.
Terlepas dari suksesnya IPO Pertamina Geothermal yang ditandai oleh kelebihan permintaan dari porsi penjatahan terpusat, IPO Pertamina Geothermal sempat mengalami penundaan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri I BUMN Pahala N. Mansury yang menyatakan bahwa penundaan IPO Pertamina Geothermal diakibatkan oleh karena perkembangan pasar modal global yang dinilai belum optimal. Penundaan ini dimaksudkan untuk menunggu stabilitas dari kebijakan The Federal Reserve System (The Fed) mengenai suku bunga yang kian naik. kenaikan suku bunga The Fed dinilai dapat membuat pasar saham terganggu, terutama di ekonomi negara berkembang seperti Indonesia. Pada kuartal I 2023, pengambilan keputusan untuk melakukan IPO Pertamina Geothermal dinilai sebagai momentum yang tepat karena The Fed sudah mulai melakukan perlambatan kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga yang kecil, yaitu sebesar 25-50 bps dinilai dapat memberikan sentimen positif bagi pasar saham.
IPO Pertamina Geothermal juga sempat menimbulkan keresahan masyarakat akan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nyatanya saham yang dilepas ke masyarakat dan investor di bawah 50%. Komposisi pemegang saham Pertamina Geothermal saat ini terdiri dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebesar 69.01%, Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited sebesar 15%, masyarakat sebesar 10%, dan Pertamina Pedeve Indonesia (Pedeve) sebesar 5,99%. Hal ini menjadikan PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai pemilik saham pengendali (PSP) dari Pertamina Geothermal dengan porsi yang besar. Ditambah lagi dengan kepemilikan Pertamina Pedeve Indonesia (Pedeve) yang menjadikan kepemilikan dua anak usaha PT Pertamina (Persero) atas Pertamina Geothermal sebesar 75%. Kepemilikan PT Pertamina (Persero) atas Pertamina Geothermal yang sebesar 75% adalah bukti bahwa IPO Pertamina Geothermal bukan merupakan privatisasi, melainkan untuk guna pendanaan dan pengembangan Pertamina Geothermal.
Tujuan Penggunaan Dana dan Harga Penawaran IPO
Dana segar yang didapatkan Pertamina Geothermal atas IPO dimaksudkan Pertamina Geothermal untuk meningkatkan kapitalisasi pasar (Market cap) atau nilai perusahaan dari PT Pertamina (Persero) dan agar digunakan sebagai pendanaan pengembangan kapasitas pembangkit panas bumi, untuk dapat mengakses pasar yang lebih luas di masa mendatang. Dengan ikut dalam IPO Pertamina Geothermal dan turut mendanai pengembangan kapasitas pembangkit panas bumi, masyarakat dapat berkontribusi dalam mewujudkan tujuan nol emisi karbon atau net zero emission di 2060. Dengan dana IPO Pertamina Geothermal berencana untuk menambah kapasitas terpasang sebesar 600 MW. Sebagai catatan, saat ini Pertamina Geothermal mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKPB) dengan total kapasitas terpasang sebesar 1877 MW yang terdiri dari 672 MW operasi sendiri dan 1,205 MW operasi gabungan berdasarkan kontrak.
Harga penawaran IPO Pertamina Geothermal adalah senilai Rp 875 per lembar saham sebanyak 10.350.000.000 lembar saham, dalam IPO ini Pertamina Geothermal berhasil meraup sekitar Rp 9,05 triliun dana segar. Berdasarkan jumlah tersebut Pertamina Geothermal masuk dalam 5 IPO terbesar BEI. Jumlah yang besar bukan? Pertamina Geothermal Masuk Dalam 5 IPO Terbesar BEI setelah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan dana senilai Rp 12,24 triliun yang menempati urutan keempat, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan dana senilai Rp13,72 triliun di 2022 yang menempati urutan ketiga, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk dengan dana senilai (MTEL) atau Mitratel Rp18,79 triliun yang menempati urutan kedua, dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana senilai Rp21,9 triliun yang menempati urutan pertama.
Terlepas dari Pertamina Geothermal masuk dalam 5 IPO terbesar BEI, Menurut Direktur Eksekutif Energy Watch, Arangga Radiandra, geothermal yang merupakan bisnis inti dari Pertamina Geothermal adalah bisnis jangka panjang. Bisnis jangka panjang ini dinyatakan Arangga kurang tepat untuk mendapatkan skema pembiayaan jangka pendek, seperti dengan IPO. Pembiayaan jangka panjang dinyatakan lebih sesuai dan menunjang bagi bisnis jangka panjang seperti geothermal. Pandangan tersebut ditepis oleh Wakil Menteri I BUMN Pahala N. Mansury yang menyatakan fundamental dari Pertamina Geothermal sangat positif, dapat dilihat dari penghasilan dan EBITDA (Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) yang baik. Dapat kita lihat pada tahun 2022 Pertamina Geothermal membukukan laba bersih senilai USD 127,3 juta.
Terlepas dari pendapatan, penghasilan dan rasio valuasi yang baik, Pengamat Energi dan Pertambangan, Kurtubi menyatakan bahwa masih banyak kendala dan pendekatan yang komprehensif yang harus diatasi oleh Pertamina Geothermal. Sebagai contoh di wilayah Bali, project geothermal terhambat karena banyaknya penolakan warga setempat karena dianggap merusak lingkungan setempat oleh sebagian warga. Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) juga umumnya jauh dari pelanggan potensial rumah tangga dan industri sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk membangun infrastruktur dan prasarana dari distribusi atau transmisi listrik. Ada kasus lainnya juga, mengenai pasokan listrik di wilayah rencana pengembangan PLTP seperti wilayah Jawa-Madura-Bali dan wilayah Sumatera yang saat ini masih mengalami kelebihan pasokan. Inilah poin-poin yang diharapkan dapat ditangani oleh Pertamina Geothermal sehingga lebih baik kedepannya. Dengan mengatasi poin-poin ini, harga saham Pertamina Geothermal akan lebih diapresiasi oleh investor individu maupun lembaga. Bukan menjadi kesulitan bagi Pertamina Geothermal untuk menangani poin-poin ini karena posisi Pertamina Geothermal sebagai anak usaha BUMN dan keadaan finansial Pertamina Geothermal yang sangat baik.
Cari Saham Berdasarkan Sektornya Di Stockbit
Stockbit adalah aplikasi trading saham milik PT Stockbit Sekuritas Digital yang sudah legal dan terdaftar di OJK. Buka rekening di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit sehingga sangat memudahkan bagi para pemula.
Stockbit memang dikenal sebagai aplikasi trading saham yang memiliki fitur canggih dan lengkap. Digunakan mulai dari level pemula hingga profesional. Saat ini sudah diunduh lebih dari 1 juta kali.
Untuk mencari sektor saham infrastructure di Stockbit sangat mudah, yaitu :
Buka aplikasi Stockbit
Pilih menu Search
Scrolling ke bagian sektor, lalu pilih Infrastruc
Jika kamu klik suatu sektor saham, maka daftar emiten dalam kategori industri tersebut akan ditampikan.
Itu dia pembahasan IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) pada tahun 2023 yang baru saja masuk daftar saham BEI yang bisa ditransaksikan secara margin oleh investor. Bagi kamu yang tertarik untuk berinvestasi pada sektor tertentu, jangan lupa untuk menganalisanya terlebih dahulu.
Disclaimer:
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu.