January Effect sering menjadi topik perbincangan para investor saham karena banyak yang menganggapnya sebagai salah satu anomali musiman yang sering diperhatikan oleh trader maupun investor.
Namun, seperti halnya fenomena-fenomena pasar lainnya, January Effect tidak selalu terjadi secara pasti setiap tahun. Apa itu January effect saham dan bagaimana strategi berinvestasi saham memanfaatkan momen ini? Yuk, simak artikel berikut!
Pengertian January Effect
January Effect adalah fenomena yang sering terjadi di pasar saham, dimana harga saham-saham cenderung meningkat pada bulan Januari. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Sidney Wachtel, seorang bankir di Amerika Serikat, pada tahun 1942.
Berdasarkan pengamatannya, ia menemukan bahwa sejak tahun 1925 harga saham-saham di bursa saham AS cenderung mengalami peningkatan pada bulan Januari, terutama untuk saham-saham small caps dengan kapitalisasi pasar kecil. Adapun peningkatan harga saham umumnya terjadi sebelum pertengahan Januari hingga akhir bulan.
Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Rozeff dan Kinney, mereka juga mendapati bahwa tingkat pengembalian saham selama bulan Januari mampu mencapai 5 kali lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya, khususnya untuk saham-saham kategori small caps. Kesimpulan tersebut diperoleh setelah mereka menganalisis data pergerakan saham AS di NYSE mulai dari tahun 1904 sampai dengan 1974.
Di bursa Indonesia sendiri, dalam 10 tahun terakhir IHSG mencatatkan 7 kali kenaikan pada bulan Januari. Artinya, secara historis probabilitas kenaikan IHSG di bulan Januari mencapai 70%.
Penyebab January Effect
Meskipun January Effect telah terjadi secara berulang-ulang selama bertahun-tahun, para ahli masih terus berdebat tentang penyebab pasti dari fenomena ini. Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab January Effect saham antara lain adalah :
1. Investor mengalokasikan dana ke pasar saham setelah liburan akhir tahun
Setelah melewati liburan Natal dan Tahun Baru, banyak investor yang mendapatkan bonus akhir tahun dari pekerjaan dan telah mengumpulkan dana selama beberapa bulan sebelumnya mengalokasikan dana tersebut ke pasar saham untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan terhadap saham dan, pada gilirannya, menyebabkan kenaikan harga.
2. Investor melakukan aksi jual beli saham untuk mengurangi pajak penghasilan
Pada akhir tahun, banyak investor yang akan menjual saham yang telah mengalami penurunan harga selama tahun tersebut untuk mengurangi pajak penghasilan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga saham pada akhir tahun, tetapi pada awal tahun berikutnya.
Banyak investor yang akan membeli kembali saham yang telah dijual tersebut, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan harga saham.
3. Perusahaan yang melakukan pembagian dividen pada bulan Januari
Banyak perusahaan yang akan membagikan dividen kepada pemegang saham pada bulan Januari, dan hal ini dapat meningkatkan minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Dengan adanya permintaan yang lebih tinggi, harga saham perusahaan tersebut dapat mengalami kenaikan.
4. Bias seasonal atau preferensi investor terhadap saham yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik
Pada bulan Januari, banyak investor yang optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi di tahun yang baru, sehingga mereka cenderung memilih saham-saham yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap saham-saham tersebut dan, pada gilirannya, menyebabkan kenaikan harga.
Strategi Investasi Saham Memanfaatkan Fenomena January Effect
Untuk dapat memanfaatkan January Effect dengan baik, investor harus memiliki strategi yang tepat. Beberapa strategi investasi yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan momen January Effect antara lain:
1. Melakukan pembelian saham pada bulan Desember atau awal Januari
Banyak investor yang melakukan pembelian saham pada bulan Desember atau awal Januari untuk dapat memanfaatkan kenaikan harga saham yang biasanya terjadi pada bulan tersebut.
Investor dapat memilih saham-saham yang dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang baik, seperti saham perusahaan yang memiliki dividen yang menarik atau saham perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi.
2. Melakukan pembelian saham pada saat harga saham sedang rendah
Selain membeli saham pada bulan Desember atau awal Januari, investor juga dapat memanfaatkan momen January Effect saham dengan membeli saham pada saat harga saham sedang rendah.
Banyak saham yang mengalami penurunan harga pada akhir tahun karena faktor-faktor seperti jual-beli saham untuk mengurangi pajak penghasilan atau penurunan permintaan.
Investor dapat memanfaatkan kondisi ini untuk membeli saham pada harga yang lebih murah, dan kemudian menjualnya kembali pada saat harga saham naik pada awal tahun berikutnya.
3. Diversifikasi investasi
Investor dapat membeli berbagai jenis saham dari perusahaan yang berbeda sektor dan kapitalisasi pasar, sehingga jika terjadi penurunan harga saham pada sektor tertentu, kerugian yang diderita bisa tertutupi oleh kenaikan harga saham di sektor lain.
Dengan demikian, investor dapat mengantisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi pada bulan Januari.
4. Menjaga dana cadangan
Selain mengimplementasikan strategi investasi yang tepat, investor juga harus memastikan bahwa mereka memiliki dana cadangan yang cukup untuk mengantisipasi fluktuasi harga saham yang terjadi pada bulan Januari. Dengan memiliki dana cadangan, investor dapat tetap bertahan di pasar saham dan menunggu kenaikan harga saham yang diharapkan.
Jadi, itulah penjelasan singkat mengenai pengertian, sejarah, dan penyebab january effect saham serta rekomendasi strategi investasi saham yang bisa kamu lakukan untuk memanfaatkan momen ini.
Ingat, mirip dengan fenomena lainnya di pasar saham seperti window dressing, fenomena january effect tidak selalu pasti terjadi setiap tahun. Sehingga jangan lah terlalu bergantung pada fenomena ini dan selalu utamakan mengikuti trading plan agar risiko tetap terjaga.
Belajar Anomali Musiman di Stockbit Academy
Window dressing, january effect, dan sell in may and go away adalah anomali-anomali musiman yang terjadi di pasar saham.
Kamu bisa mempelajari ketiga anomali musiman ini di Stockbit Academy yang berbentuk video dibahas secara eksklusif oleh profesinal. Semua materi saham yang ada di dalamnya bersifat gratis dengan hanya sign up melalui email.
Materi ini bisa kamu dapatkan di Modul 11, Chapter 5.
Jadi, itulah salah satu kondisi pasar saham yang perlu investor pemula ketahui. Istilah january effect saham tentu akan sering kalian temui pada waktu terjadinya pada awal tahun nanti.
Tentunya momen ini sering diperhatikan oleh investor investor, dan tak kalah pentingnya yaitu pada momen ini investor berpotensi dapat mendulang cuan saat momen january effect.