Saham adalah instrumen investasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Namun, tidak semua saham memiliki potensi untuk memberikan keuntungan bagi investor. Salah satu cara mendapatkan keuntungan dari investasi saham adalah dengan membeli saham-saham yang secara fundamental dihargai murah.
Lalu, bagaimana cara mengetahui kapan harga saham dikatakan murah atau mahal? Apa saja kriteria saham murah yang bisa menjadi pilihan investasi? Simak ulasan berikut selengkapnya!
Pengertian Saham Murah
Secara singkat, saham murah adalah saham yang dijual lebih rendah daripada nilai intrinsiknya.
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari suatu saham yang ditentukan berdasar faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan prospek perusahaan, seperti laporan keuangan, tren industri, kondisi makro ekonomi, dan lain-lain.
Istilah “saham murah” umumnya hanya digunakan di kalangan investor yang mendasarkan keputusan investasinya pada analisis fundamental atau biasa disebut dengan fundamentalist.
Investor yang menggunakan analisis fundamental biasanya tidak terlalu peduli dengan fluktuasi harga saham di pasar, karena mereka percaya bahwa harga saham akan selalu mengikuti nilai intrinsiknya dalam jangka panjang.
Sebaliknya, fokus mereka adalah mencari saham yang berfundamental kuat dan sedang dijual murah atau undervalued.
Cara Mengetahui Harga Saham Murah atau Mahal
Untuk mengecek harga saham murah atau mahal, kamu bisa menggunakan beberapa cara berikut ini, yaitu:
1. Price to Earnings Ratio (PER)
PER adalah rasio antara harga saham dengan laba per saham. PER dapat dihitung dengan rumus:
PER = Harga Saham / Laba per Saham (EPS)
Rasio P/E menunjukkan berapa kali harga saham mencerminkan laba perusahaan. Semakin rendah PER, berarti saham tersebut semakin murah. Namun, dalam menentukan rendah atau tidaknya PER suatu saham, kamu perlu membandingkannya dulu dengan rata-rata nilai PER saham perusahaan secara historis atau dengan saham perusahaan lain yang bergerak di industri atau sektor usaha serupa.
Contoh, kalau kamu ingin tahu apakah nilai PER saham BBRI kecil atau tinggi, kamu perlu membandingkannya dengan nilai PER dari saham-saham perbankan yang lain seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan seterusnya.
2. Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio antara harga saham dengan nilai buku per saham. Nilai buku adalah selisih antara aset dan kewajiban perusahaan. Secara matematis, rumus PBV adalah:
PBV = Harga Saham / Nilai Buku per Saham (BVPS)
Price to Book Value menunjukkan berapa kali harga saham mencerminkan nilai aset perusahaan. Semakin rendah PBV, berarti saham tersebut semakin murah. Biasanya, saham-saham dengan nilai PBV < 1 dianggap sebagai saham murah oleh para investor.
Walau begitu, kamu tetap perlu membandingkan nilai PBV perusahaan saat ini dengan nilai PBV historisnya atau dengan rata-rata industri/sektor perusahaan tersebut untuk menentukan apakah saham sedang dijual murah atau tidak.
Hal ini karena setiap industri/sektor bisnis mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai contoh, saham sektor properti biasanya akan memiliki patokan PBV yang lebih rendah daripada sektor perbankan karena aset properti lebih mudah terdepresiasi dan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat.
3. Price Earning to Growth Ratio (PEG)
PEG adalah rasio yang membandingkan antara PER dengan tingkat pertumbuhan laba per saham (EPS) tahunan suatu perusahaan. Secara matematis, rumus PEG adalah sebagai berikut:
PEG Ratio = PER / Pertumbuhan EPS Tahunan
PEG menunjukkan berapa kali investor bersedia membayar untuk setiap persen pertumbuhan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin rendah PEG suatu perusahaan, berarti semakin murah harga sahamnya dan semakin tinggi PEG suatu perusahaan, berarti semakin mahal harga sahamnya.
Idealnya, investor mencari saham perusahaan dengan PEG Ratio < 1 yang menandakan bahwa saham tersebut masih murah. Sebaliknya, saham dengan PEG Ratio > 1 dianggap sebagai saham mahal.
Contoh Saham Murah
Berikut adalah dua contoh saham murah yang bisa menjadi pilihan investasi kamu, berdasarkan data per tanggal 2 Februari 2024:
PT United Tractors Tbk (UNTR)
PT United Tractors Tbk (UNTR) merupakan anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII), salah satu grup usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia dengan jaringan layanan menjangkau berbagai industri dan sektor. Kegiatan utama UNTR terbagi ke dalam enam segmen, yaitu Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas, Industri Konstruksi, dan Energi.
Saat ini (perdagangan 1 April 2024), saham UNTR ditransaksikan di valuasi PER twelve trailing months (TTM) sebesar 4,36 kali dan PBV sebesar 1,13. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri Barang Perindustrian (PER 5,77 dan PBV 0,97), maka saham UNTR tergolong undervalued.
Begitu pun saat dibandingkan dengan salah satu kompetitornya, yaitu PT Hexindo Adiperkasa (HEXA) dengan PER 5,52 dan PBV 2,01. Sementara secara historis tiga tahun terakhir, valuasi saham UNTR tampak sangat undervalued secara PER sebagaimana dapat kamu lihat pada gambar di bawah ini.
Sebagai informasi, harga saham UNTR per penutupan perdagangan 28 Maret 2024 adalah Rp24.175 per lembar.
Secara PEG, saham UNTR juga memiliki PEG ratio yang rendah, yaitu 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa UNTR masih dihargai sangat murah oleh pasar sehingga patut untuk dipertimbangkan.
Catatan:
TTM (trailing twelve month) menggambarkan data yang diambil selama 12 bulan terakhir tanpa dibatasi tahun
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) adalah anak perusahaan Astra International yang lain yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, minyak goreng, dan biodiesel.
Saat ini (perdagangan 1 April 2024), saham AALI ditransaksikan di pasar modal pada valuasi yang cukup murah, dimana nilai PER-nya hanya 12,44 (TTM) dan PBV sebesar 0,6. Padahal, rata-rata industri Makanan dan Minuman memiliki PER 14,94 dan PBV 2,88.
Dibandingkan dengan kompetitornya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang saat ini sahamnya diperdagangkan di valuasi PER 17,7 dan PBV 3,76, valuasi saham AALI jelas masih sangat undervalued. Sedangkan, secara historis terlihat saham AALI diperdagangkan pada valuasi PBV di bawah rata-rata PBV tiga tahun terakhir.
Sebagai informasi, harga penutupan saham AALI per tanggal 28 Maret 2024 adalah Rp6.900 per lembar.
Temukan Saham Murah dengan Cepat Pakai Fitur Screener Stockbit
Demikian penjelasan tentang kriteria saham murah dan beberapa contoh saham murah yang bisa kamu beli di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain dua contoh saham di atas, tentu masih ada banyak lagi saham-saham lain dengan fundamental kuat dan undervalued yang bisa kamu temukan dengan mudah menggunakan fitur Screener di Stockbit.
Fitur Screener dapat membantu kamu mencari saham-saham unggulan yang sesuai dengan kriteria dengan cepat tanpa perlu menganalisis sahamnya satu per satu. Termasuk mencari saham-saham dengan valuasi PER, PBV, dan PEG yang murah.
Yuk, download Stockbit dan cobain fitur Screener sekarang!