Resign Jadi Full Time Trader Saham? Pertimbangkan 7 Hal Ini Dulu! / by Guest User

Tidak sedikit orang yang mempertimbangkan dirinya untuk menjadi full time trader di pasar saham. Hal ini menjadi banyak impian orang karena menjadi trader bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, dan memiliki potensi keuntungan yang cukup besar.

Namun, perlu diketahui bahwa menjadi full time trader artinya seseorang harus resign dari pekerjaan tetapnya sehingga akan kehilangan penghasilan tetap.

Hal ini menjadi sangat beresiko dikarenakan penghasilan dari trader adalah tidak pasti mengingat pasar saham selalu naik dan turun setiap saat. Bahkan trader professional saja masih bisa mengalami kerugian.

Tentu dalam menjadi full time trader seseorang ingin terus sustainable, yang artinya pekerjaan ini bisa dijadikan sumber penghasilan yang mampu menghidupi trader dalam jangka panjang. Maka menjadi full time trader di pasar saham, membutuhkan dedikasi, kerja keras, dan disiplin yang signifikan.

Untuk itu, kita akan membahas beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan transisi pekerjaan menjadi full time trader. Setidaknya ada 7 hal yang perlu diperhatikan untuk hal tersebut, antara lain yaitu di bawah ini.

7 Pertimbangan Jadi Full Time Trader Saham

1. Pengetahuan dan pengalaman

Pengetahuan artinya adalah memiliki pemahaman menyeluruh tentang pasar saham, termasuk cara kerjanya, berbagai jenis industri dan sektor perusahaan, serta mengetahui kondisi ekonomi yang mempengaruhi pasar. Selain itu, penting juga untuk mengetahui berbagai strategi dan alat yang digunakan oleh para full time trader lainya.

Sedangkan pengalaman artinya adalah memiliki pengalaman trading saham, dan memiliki rekam jejak trading yang sukses. Rekam jejak ini harus diukur dalam jangka panjang. Misalnya dalam 1 tahun terakhir, kamu melakukan 100 kali trading.

Dalam jumlah 100 kali tersebut, kamu bisa mengukur, berapa banyak yang mencetak keutungan dan berapa banyak yang rugi. Bila ada 80% dari trading kamu sudah mencatat keuntungan, maka boleh dikatakan kamu sudah cukup mahir dalam melakukan trading.

Namun perlu diingat juga bahwa setiap tahun, kondisi pasar mengalami perubahan, jadi bila kamu menang 80% di tahun lalu, maka di tahun ini belum tentu kamu mendapatkan kemenangan yang sama. Hal ini menunjukan bahwa perlu waktu bertahun tahun untuk menguji skill trading seseorang sebelum menjadi full time trader.

2. Modal

Menjadi trader penuh waktu membutuhkan modal dalam jumlah besar, serta akses ke margin jika diperlukan. Kamu perlu memastikan bahwa modal yang digunakan untuk trading adalah uang dingin diluar uang untuk biaya hidup.

Hal ini penting karena setiap trader juga memerlukan biaya hidup harian, sedangkan keuntungan dari trading adalah hal yang tidak pasti.

Pastikan juga bahwa persentase keuntungan dari modal yang didapatkan per tahunnya mampu untuk menutupi biaya hidup di tahun itu dan masih menyisakan keuntungan untuk diputar lagi.

Misalnya seseorang punya modal 1 milyar rupiah dan bisa mencetak untung hingga 10%, maka ia akan mendapatkan 100 juta di tahun itu. Bila 100 juta itu dirasa cukup untuk biaya hidup dan masih menyisakan lebih, mungkin kamu bisa mulai menjadi full time trader.

Tapi bila 100 juta itu belum cukup, maka mungkin kamu perlu mengumpulkan modal lebih banyak lagi sebelum menjadi full time trader.

3. Manajemen risiko

Sebagai trader penuh waktu, penting untuk memiliki rencana manajemen risiko yang solid, termasuk strategi untuk mengelola risiko, menentukan stop-loss order, dan mendiversifikasi portofolio.

Pastikan bahwa setiap resiko yang diambil sesuai dengan ekspektasi keuntungan yang bsia didapatkan. Misalnya dengan ekspektasi untung 10% maka ekspektasi kerugiannya adalah 5%.

Ini artinya keuntungan harus 2x lebih besar dari resiko. Angka berapa kali ini bisa disesuaikan dengan preferensi masing masing investor dan jenis saham yang dipilih.

4. Rencana perdagangan

Penting untuk memiliki rencana perdagangan yang terdefinisi dengan baik, termasuk strategi untuk masuk dan keluar dari posisi saham. Strategi ini perlu disesuaikan setiap waktu dengan memperhatikan kondisi ekonomi yang ada di pasar.

Dengan strategi yang tepat, maka investor bisa mengurangi kemungkinan rugi dan menaikan kemungkinan keuntungan.

5. Kontrol emosional

Perdagangan bisa menjadi roller coaster emosional, sehingga penting untuk memiliki kontrol emosional dan mampu mengelola stres yang datang ketika menjadi full time trader.

Mengontrol emosi disini maksudnya adalah kita tidak terbawa dengan rumor sementara yang ada di pasar atau pendapat orang lain. Namun, semua keputusan pembelian dan penjualan kita tetap mengikuti analisa dan strategi yang telah kita buat sebelumnya.

6. Fleksibilitas

Pasar saham selalu berubah, penting untuk dapat beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah dan bersedia menyesuaikan strategi perdagangan sesuai kebutuhan.

Jadi, jangan berpatokan hanya dengan satu strategi atau rencana saja. Memiliki banyak strategi akan membantu kita dalam menghadapi perubahan mendadak situasi pasar.

Trader lebih mampu untuk menangkap opportunity yang datang dan menghindari mengambil resiko yang tidak perlu.

7. Bantuan professional

Pertimbangkan untuk mencari bantuan professional dari penasihat keuangan atau professional trader yang berpengalaman, karena mereka dapat memberikan wawasan, panduan yang berharga, dan juga membantu mengelola risiko.

Dengan adanya bantuan dari pihak lain kita mampu mengevaluasi keputusan trading yang telah kita buat sebelumnya maupun rencana trading kedepannya. Hal ini bermanfaat agar kita semakin bijak dalam melakukan trading setiap harinya, serta membantu kita untuk melihat bila ada kesalahan analisa yang kita buat.

***

Jadi, kamu sudah paham hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum jadi full time trader. Kamu bisa mulai investasi saham dengan Stockbit,- aplikasi trading saham yang legal.

Buka rekening saham di Stockbit 100% online, tanpa dokumen fisik dan tanpa minimum deposit.