Daily Market Performance 🚀
IHSG 6.598 +0,35% |
Coal 170,00 +0,71% |
Crude Oil 76,06 +0,69% |
Gold 1.814 +0,21% |
CPO 4.766 +3,52% |
Nickel 20.138 +0,00% |
Net Visi Media yang merupakan operator NET TV mengumumkan akan melakukan initial public offering (IPO). Rencananya perusahaan akan menawarkan 765.306.100 lembar saham (4,37% dari modal disetor) dengan range harga 190-196 rupiah (periode book building 27 Desember-3 Januari 2022).
Sebagai bagian dari IPO ini perusahaan juga akan melakukan beberapa transaksi, termasuk mengkonversi utang perusahaan menjadi ekuitas dan menyebabkan persentase total saham beredar di publik menjadi 3,17%.
Dari IPO ini NET akan mengumpulkan total dana sekitar 145 miliar hingga 150 miliar rupiah. Total dana ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
18,5% akan digunakan untuk modal kerja seperti biaya pengembangan pengembangan dan keterampilan artis.
53,0% akan disalurkan untuk setoran modal NET TV yang akan digunakan untuk membayar pinjaman bank dan pembuatan serta pembelian program acara.
28,5% akan disalurkan kepada Net Media Digital yang akan digunakan untuk pembuatan dan pembelian program.
Selain itu, untuk konversi hutang ke ekuitas, perusahaan juga akan menerbitkan 5,93 miliar lembar saham baru (24,6% saham) di harga konversi 196 rupiah. Dengan detail sebagai berikut:
1,8 miliar lembar saham (7,47%) kepada Indika Inti Holdiko senilai 353 miliar. Sebelumnya, IHH juga sudah merupakan pemegang saham Net Visi Media
2,1 miliar lembar saham (8,55%) ke PT Semangat Bambu Runcing senilai 405 miliar rupiah. 99,90% saham SBR dimiliki oleh Tokopedia
2,1 miliar lembar saham (8,55%) ke PT First Global Utama senilai 405 miliar rupiah
Secara kumulatif hingga Juli (7M21), NET TV berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 34,7% YoY menjadi 282,9 miliar rupiah. Laba kotor perusahaan juga meningkat 73,2% YoY akibat peningkatan marjin laba kotor dari 26,3% menjadi 33,8%. Meski begitu, perusahaan masih mencetak rugi bersih sebesar -120,3 miliar rupiah, membaik dari rugi bersih -411,2 miliar rupiah pada periode yang sama tahun lalu.
Masuknya Tokopedia menjadi pemegang saham perseroan membuka peluang untuk terciptanya kolaborasi ekosistem antara media Net TV dengan ekosistem milik Grup GoTo, dimana Gojek memiliki GoPlay yang menyediakan layanan streaming film.
📡 MTEL dan Alita Akan Bangun 6.000 KM Fiber Optik
$MTEL: Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Alita Praya Mitra (Alita) untuk pembangunan dan penyewaan jaringan fiber optik secara nasional sepanjang 6000 km. Manajemen Alita menyatakan pembangunan ini akan mendukung baik 4G maupun 5G
$TOWR: Sarana Menara Nusantara resmi mendapatkan tambahan plafon pinjaman sebanyak 500 miliar rupiah dari Bank BCA ($BBCA). Tambahan pijaman ini merupakan bagian dari perjanjian revolving loan atau fasilitas G, yang telah disetujui pada tahun 2016. Dengn begitu, limit atas loan ini meningkat menjadi 1 triliun rupiah. Pihak BCA juga menambah daftar pihak peminjam, yaitu Lforte yang merupakan anak usaha dari Protelindo.
$BGTG: Bank Ganesha telah menetapkan 200 rupiah per lembar saham untuk harga rights issue yang akan digelar pada Maret 2022. Sesuai dengan rencananya perusahaan akan mengeluarkan 5,5 miliar saham baru dan akan mendapatkan dana segar senilai 1,1 triliun rupiah.
$DILD: Intiland Development berkolaborasi dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta dan PT MRT Jakarta atas pembangunan Simpang Temu Lebak Bulus di Jakarta Selatan. Menurut pihak MRT, nantinya Intiland akan membangun jembatan penyebrangan dan kawasan transit.
🕷️ Farmasi BUMN 9M21
Selama Q3 2021, beberapa perusahaan farmasi BUMN mengalami perbedaan kinerja jika dibandingkan dengan Q3 2020:
$KAEF: Laba Kimia Farma meroket 2.247,5% YoY, membalikkan rugi bersih -11 miliar rupiah pada Q3 2020 menjadi laba bersih sebesar 244 miliar rupiah pada Q3 2021. Hal ini ditopang oleh kenaikan pendapatan (+66,9%) dan beban usaha yang tumbuh lebih rendah (+40,9%).
Secara kumulatif hingga September (9M21), laba Kimia Farma melonjak +711,7% YoY menjadi 302 miliar rupiah. Hal ini ditopang oleh kenaikan pendapatan (+34,7%) dan pertumbuhan beban usaha yang lebih konservatif (+17,2%). Kenaikan pendapatan sendiri ditopang pertumbuhan penjualan seluruh lini produk pihak ketiga, yakni tumbuh +49,0%. (IDX)$INAF: Laba Indofarma meroket 113,0% YoY, membalikkan rugi bersih -14 miliar rupiah pada Q3 2020 menjadi laba bersih sebesar 2 miliar rupiah pada Q3 2021. Hal ini ditopang oleh kenaikan pendapatan (+114,8%), serta efisiensi beban pokok dan beban usaha.
Secara kumulatif hingga September (9M21), laba Indofarma melonjak +115,0% YoY, dari rugi bersih -19 miliar rupiah pada 9M20 menjadi laba bersih 3 miliar rupiah pada 9M21. Hal ini ditopang oleh kenaikan pendapatan (+99,9%) dan beban pokok yang tumbuh lebih rendah (+76,9%).
Kenaikan pendapatan didorong oleh penjualan obat etikal (obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter) yang tumbuh +105,3% dan alat kesehatan yang tumbuh +96,7%. (IDX)$PEHA: Laba Phapros anjlok -98,0% YoY pada Q3 2021 dari 23 miliar rupiah menjadi 459 juta rupiah. Meskipun pendapatan tumbuh +22,2%, beban usaha melonjak +72,2%, terutama akibat kenaikan beban penjualan (+34,0%) dan berkurangnya pendapatan lain-lain dari 48 miliar rupiah pada Q3 2020 menjadi hanya 2 miliar rupiah pada Q3 2021.
Secara kumulatif hingga September 2021 (9M21), laba anak usaha Kimia Farma ini tergerus -78,2% YoY dari 50 miliar rupiah menjadi 11 miliar rupiah. Sama seperti Q3, kenaikan beban penjualan (+38,9%) dan berkurangnya pendapatan lain-lain dari 67 miliar rupiah pada 9M20 menjadi hanya 4 miliar rupiah pada 9M21 menggerus laba, meskipun pendapatan masih tumbuh +9,6%. (IDX)
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...
Bumi Resources ($BUMI) menargetkan perusahaan akan memproduksi batu bara sebanyak 85-90 juta ton pada tahun 2022. Namun, izin perpajangan kontrak salah satu anak usaha yaitu Bumi yaitu Kaltim Prima Coal (KPC) yang akan habis pada 31 Desember 2021 masih menunggu kepastian. KPC sendiri diproyeksikan akan memproduksi 61 juta ton batu bara pada tahun 2022.
Krakatau Steel ($KRAS) mengumumkan telah memenuhi kewajiban penyelesaian utang Tranche B senilai 2,7 triliun rupiah pada 24 Desember 2021.
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
⚖️ Cara Atur Risiko Kerugian dengan Risk Reward Ratio
"Risk Reward Ratio berguna untuk mengelola potensi kerugian seorang Trader. Meskipun win rate hanya berada di kisaran 50%, jika sistem R/R Ratio-nya bagus, maka secara jangka panjang aset kalian akan tetap bertambah. — lukmanicc
Risk Reward Ratio (R/R Ratio) merupakan hal yang harus kamu perhatikan sebelum membeli suatu saham. Tujuannya agar kamu dapat mengelola potensi kerugian, menentukan titik entry, serta take profit dalam trading atau investasi. Lantas bagaimana cara menentukan Risk Reward Ratio yang wajar di setiap trading? Temukan jawaban selengkapnya pada tulisan lukmanicc berikut ini!
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Michael Owen Kohana
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Almer Dzaki, Bayu Santoso, Rahmanto Tyas Raharja, Astrid Rahadiani Putri