Daily Market Performance 🚀
IHSG 6.606 +0,12% |
Coal 170,10 +0,71% |
Crude Oil 76,16 +0,78% |
Gold 1.803 -0,41% |
CPO 4.352 -1,98% |
Nickel 20.138 +0,00% |
Direktur Utama Bukalapak ($BUKA), Rachmat Kaimuddin, mengajukan pengunduran diri. Di masa kepemimpinannya, Rachmat membawa Bukalapak menjadi startup pertama yang melantai di BEI. Dana yang diperoleh dari aksi ini adalah 21,9 triliun rupiah, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan laporan berbagai media, Rachmat disebutkan akan melakukan pengabdian pada negara dengan bekerja untuk pemerintah. Berdasarkan laporan keterbukaan informasi di BEI, pengunduran diri ini tidak memiliki dampak material yang memengaruhi kegiatan dan kelangsungan usaha perseroan.
Hingga sat ini, Rachmat masih menduduki posisinya di Bukalapak dan akan membantu proses transisi kepemimipinan di internal perusahaan. Sementara itu, Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah, dan Willix Halim akan tetap menjabat sebagai direktur Bukalapak.
Rachmat Kaimuddin didapuk sebagai Direktur Utama Bukalapak sejak Januari 2020, menggantikan Achmad Zaky yang merupakan pendiri startup tersebut. Kemudian di pertengahan 2020, BUKA kembali ditinggal dua pendirinya yang lain, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid. Fajrin sempat menjadi presiden Bukalapak, namun kemudian ditunjuk menjadi Direktur Digital Business di Telkom Indonesia ($TLKM).
🎉 Corporate Update: 2021 Recap
Tahun 2021 menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional. Sejumlah perusahaan juga menunjukkan geliatnya dalam berbagai bentuk aksi korporasi. Berikut adalah sederet aksi korporasi menarik di 2021 yang kami rangkum:
$BBRI: Bank BRI gelar rights issue untuk mengakuisisi Pegadaian dan PMN dalam rangka konsolidasi holding BUMN Ultramikro. Dana terhimpun mencapai 96 triliun rupiah, terbesar di Indonesia.
$BRIS: Tiga bank syariah BUMN merger menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Penggabungan ini menjadikan BSI sebagai bank terbesar ketujuh di Indonesia dengan aset 251 triliun rupiah.
$BUKA: E-commerce Bukalapak menjadi startup pertama yang melantai di BEI. Aksi ini mendatangkan dana segar senilai 21,9 triliun rupiah, menjadikannya IPO terbesar sepanjang sejarah BEI.
$MTEL: Entitas anak TLKM yang bergerak di bisnis menara, Mitratel, resmi go-public dan meraih pendanaan sebesar 18,3 triliun rupiah.
$ISAT: Indosat Ooredoo sepakati transaksi merger dengan Hutchison Tri Indonesia. Entitas gabungan keduanya dinamakan "PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk".
$TOWR: Sarana Menara Nusantara akuisisi 94,03% saham Solusi Tunas Pratama ($SUPR), dengan nilai transaksi di kisaran 16,7 triliun rupiah. Ini juga memindahkan kepemilkan 6.422 menara milik SUPR ke TOWR.
$MEDC: Medco Energi akuisisi 100% saham ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. Nilai transaksi mencapai 1,3 miliar dolar AS (~19 triliun rupiah) yang didanai dari rights issue.
$EMTK: Emtek jalin kerja sama strategis dengan Grab Indonesia melalui penyuntikan modal sebesar 5,43 triliun rupiah. Tujuannya adalah mengakeselarasi digitalisasi di kalangan UMKM.
$BBCA: Bank BCA lakukan stock split dengan rasio 1:5. Ini membuat saham BBCA menjadi lebih likuid dan terjangkau bagi investor retail.
$RMBA: Emiten rokok Bentoel akan melakukan delisting dan menjadi perusahaan tertutup setelah memperoleh persetujuan RUPSLB.
🕷️ ROTI & KEJU 9M21
Selama Q3 2021, Nippon Indosari Corpindo dan Mulia Boga Raya mengalami perbedaan kinerja jika dibandingkan dengan Q3 2020.
$ROTI: Laba bersih produsen Sari Roti tumbuh +146,0% YoY dari 36 miliar rupiah di Q3 2020 menjadi 88 miliar rupiah pada Q3 2021. Ini disebabkan oleh naiknya pendapatan (+14,6%), berkurangnya beban usaha (-12,8%) serta beban lain-lain (-80,5%).
Secara kumulatif pada 9 bulan pertama tahun 2021 (9M21), laba perusahaan meningkat +64,9% YoY dari 127 miliar rupiah menjadi 210 miliar rupiah. Hal ini didorong oleh turunnya beban usaha (-13,6%), biaya keuangan (-37,3%), serta menghilangnya akun kerugian dari pelepasan entitas anak usaha yang ada di 9M20 sebesar 35 miliar rupiah. (IDX)
$KEJU: Laba bersih Mulia Boga Raya, produsen keju Prochiz, terkoreksi -47,1% YoY. Hal ini didorong oleh pendapatan yang turun -9,4%, sedangkan beban usaha justru melonjak +89,1%.
Secara kumulatif hingga September (9M21), laba Mulia Boga Raya turun -12,0% YoY menjadi 105 miliar rupiah. Sama dengan Q3, penurunan laba kumulatif didorong oleh kenaikan beban usaha (+56,9%), sedangkan pendapatan hanya tumbuh +7,0%.
Dari segmen produk, pertumbuhan pendapatan ditopang oleh produk keju blok (+5,2%) dan keju lembaran (+23,2%). (IDX)
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
❤️ Mengenal Sunk Cost Fallacy, Istilah 'Bucin' dalam Investasi
"Mirip seperti hubungan 'toxic' dengan pasangan. Merasa bahwa sudah terlalu lama menghabiskan waktu bersama, kamu tetap mau melanjutkan hubungan tersebut meskipun harus menahan sakit hati." — PakaluPapitoPapito
Siapa yang pernah memilih setia pada suatu saham, meskipun saham tersebut tren nya sedang turun? Jika iya, barangkali kamu sedang terperangkap dalam sunk cost fallacy, atau yang juga dikenal dengan istilah 'bucin' dalam investasi. Dalam tulisannya, PakaluPapitoPapito menjelaskan istilah sunk cost fallacy ini lewat cerita yang menarik. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya di sini!
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Almer Dzaki
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Michael Owen Kohana, Bayu Santoso, Rahmanto Tyas Raharja, Astrid Rahadiani Putri