Daily Market Performance 🚀
👋 Stockbitor!
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji wacana mengembalikan jam perdagangan bursa dan batas auto reject bawah seperti sebelum pandemi Covid-19.
Sejak Maret 2020, BEI mengurangi waktu perdagangan bursa saham karena pandemi Covid-19. Berikut adalah jadwal perdagangan bursa yang berlaku saat ini:
Sesi I: 09.00 - 11.30 WIB
Istirahat: 11.30 - 13.30 WIB
Sesi II: 13.30 - 15.00
Berikut jadwal perdagangan saham jika kembali seperti semula:
Sesi I: 09.00 - 12.00 WIB
Istirahat: 12.00 - 13.30 WIB (11.30 - 14.00 WIB untuk hari Jumat)
Sesi II: 13.30 - 16.00 (14.00 - 16.00 WIB untuk hari Jumat)
*tidak memperhitungkan pre-opening dan post-market.
Selain wacana mengembalikan aturan jam perdagangan, BEI juga berencana akan mengembalikan batas auto reject bawah (ARB) menjadi simetris, yang berarti batas persentase ARB sama seperti auto reject atas (ARA).
Sebagai informasi, auto reject adalah pembatasan maksimum suatu kenaikan maupun penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Sebelumnya, ARA dan ARB memiliki batas yang simetris sesuai kategori harga saham, tapi kemudian diubah oleh BEI pada Maret 2020 sebagai respons market crash akibat pandemi.
Hingga kini, BEI memberlakukan kebijakan auto reject asimetris, di mana ARB dibatasi hanya 7% saja. Adapun batas ARA mengikuti kategori harga saham seperti berikut:
Saham dengan harga Rp50 - Rp200 per lembar: 35%
Saham dengan rentang harga >Rp200 - Rp5.000 per lembar: 25%
Saham dengan rentang harga >Rp5.000 per lembar: 20%
Jika auto reject simetris diberlakukan kembali, maka batas ARB maksimal akan mengikuti ketentuan ARA yang berlaku. Meski demikian, masih belum jelas kapan auto reject simetris dan jadwal perdagangan normal akan diterapkan kembali oleh BEI.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, mengatakan bahwa kembalinya jam perdagangan normal masih dikaji oleh self-regulatory organization (SRO) dan OJK
💉 ASII Tambah Kepemilikan di HEAL Jadi 5,43%
$ASII: Astra International menambah kepemilikan sahamnya di Medikaloka Hermina ($HEAL) menjadi 809,5 juta saham (5,43%). Pembelian dilakukan dengan harga rata-rata 1.362-1.374 rupiah per lembar. Sebelumnya, Astra telah menambah kepemilikannya menjadi 5,01% dari yang awalnya 0,2%.
$EXCL: XL Axiata mendapatkan fasilitas kredit modal kerja senilai ~1 triliun rupiah dari BNI ($BBNI) dengan tenor 1 tahun. Pinjaman tersebut digunakan untuk belanja modal dan pengembangan bisnis.
$CLEO: Sariguna Primatirta mendapatkan fasilitas kredit dari BNI ($BBNI) senilai 350 miliar rupiah, yang terdiri dari 100 miliar kredit modal kerja dan 250 miliar pinjaman berjangka. Pinjaman tersebut digunakan untuk modal kerja, ekspansi usaha, serta capex.
$ARTO: Bank Jago memberikan fasilitas kredit senilai 250 miliar rupiah dengan tenor 4 tahun kepada Buana Finance ($BBLD). Dana digunakan untuk keperluan modal kerja dan pemberian kredit.
$MBAP: Emiten tambang batu bara Mitrabara Adiperdana melalui anak usahanya, PT Mitra Alam Bahari Sentosa (MABS), bekerja sama dengan PT Delta Marine Indonesia (DMI) untuk membentuk joint ventures (JV) yang bergerak di bidang budidaya dan penjualan udang. MABS memiliki 75% kepemilkan JV, sedangkan DMI sebesar 25%. JV ini adalah salah satu bentuk diversifikasi usaha dari MBAP.
🕷️ ADMF & BFIN 1Q22
Pada triwulan pertama 2022, beberapa emiten multifinance mengalami pertumbuhan kinerja sebagai berikut:
$ADMF: Adira Dinamika Multi Finance mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +44,3% menjadi 304,6 miliar rupiah dibanding 211,1 miliar rupiah pada Q1 2021. Pendapatan naik +1,3% YoY, didorong pendapatan margin murabahah yang naik +49,5% dan pendapatan lain-lain yang naik +3,6%, sedangkan segmen pembiayaan konsumen turun -5,7%. Peningkatan laba bersih didorong penurunan beban bunga & keuangan (-42%) dan juga beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN atau provisi) yang turun -21,5%. (IDX)
$BFIN: BFI Finance mengalami peningkatan kinerja pada Q1 2022. Laba bersih tumbuh +72,5% menjadi 396 miliar rupiah dibanding 229,5 miliar rupiah pada Q1 2021. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh pendapatan yang naik +18,4% menjadi 1,2 triliun rupiah (vs. 990,8 miliar rupiah pada Q1 2021). Selain itu, beban usaha turun -3,6%, terutama didorong oleh beban bunga & keuangan yang turun -10,5% dan beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN atau provisi) yang turun -28,1%. (IDX)
Saham Top Gainer Hari Ini 🔥
Saham Top Loser Hari Ini 🤕
Performa Sektor Hari Ini 📊
🔥 Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...
Ismaya Group, perusahaan yang bergerak di bidang hospitality, meraih investasi sebesar 18,1 juta dolar AS (~268 miliar rupiah) dalam pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures bersama investor sebelumnya, Falcon House Partners. Ismaya menyebut akan menggunakan dana tersebut untuk terus memperluas jangkauan layanan.
Susanto, Komisaris Independen & Ketua Komite Audit dari Kino Indonesia ($KINO) meninggal dunia pada Rabu (15/6).
Sequoia Capital meraih penggalangan dana baru sebesar 2,9 miliar dolar AS (~43 triliun rupiah). Sebanyak 850 juta dolar AS (12,5 triliun rupiah) dari dana tersebut akan disalurkan ke Sequoia SEA Fund I, yang menjadi dana khusus pertama Sequoia untuk pasar Asia Tenggara setelah beroperasi selama 10 tahun di kawasan ini.
Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini
🃏 AS Berpotensi Resesi Q1 2023, Investor Harus Bagaimana?
"Layaknya perusahan, saya yakin investor saham juga sebaiknya berpikir jangka panjang."— yanuard
Belum lama ini hasil survey CNBC pada CFO (Chief Financial Officer) perusahaan-perusahaan di Amerika menunjukkan bahwa 100% dari mereka yakin bahwa Amerika akan mengalami resesi setidaknya pada Q1 2023. Meskipun begitu, beberapa indikator menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini juga masih memiliki keoptimisan pada keadaan ekonomi jangka panjang. Lantas bagaimana dengan investor? Apa yang sebaiknya kita di siapkan atau dilakukan dalam menyikapi hal ini? Yanuard secara ringkas membagikan opininya dalam tulisan yang bisa kamu baca selengkapnya di sini!
Sekilas tentang Yanuard
Yanuar Dananjaya adalah seorang dosen fakultas bisnis di salah satu universitas swasta ternama di Indonesia. Beliau menggunakan pendekatan metode analisis fundamental dan value investing dalam investasi. Pak Yanuar kerap kali membagikan tulisan yang memuat seputar ulasan hingga opini terkait fenomena ekonomi makro yang terjadi. Penasaran seperti apa , yuk simak tulisan Yanuard, selengkapnya, cek di postingan berikut ini!
Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.
Penulis: Rahmanto Tyas Raharja
Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Astrid Rahadiani Putri, Aulia Rahman Nugraha, Muhammad Reza Ilham Taufani, Theodorus Melvin, , Anggaraksa Arismunandar, Bayu Santoso, Michael Owen Kohana, Hendriko Gani
Copyright 2021 Stockbit, all rights reserved.
Disclaimer:
Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (“Stockbit”), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam website ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi Nasabah yang menggunakan Stockbit. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan Stockbit.
Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research.
Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.
Domain resmi Stockbit adalah “https://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri “@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.