šŸ”Ž BI Prediksi Inflasi pada Akhir 2023 Turun ke Level 3%  / by Stockbit Snips

13 Oktober 2022

Daily Market Performance šŸš€

IHSG

6.880

-0,41%

Coal

391,2

+3,54%

Crude Oil

87,7

+0,55%

Gold

1.674

-0,12%

CPO

3.623

-1,76%

Nickel

22.142

+1,04%

šŸ‘‹ Stockbitor!

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan tingkat inflasi dapat kembali ke rentang sasaran 2-4% pada 2023. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa inflasi dapat turun ke level 3,6% pada 3Q23 dan menjadi 3% pada 4Q23.

Menurut Perry, sasaran inflasi tersebut dapat tercapai lewat sinergi dengan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID). Bersama tim tersebut, BI menggelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada Agustus lalu, yang di antaranya mencakup operasi pasar serentak di 33 kota.

Sebelumnya, BI memproyeksikan bahwa inflasi pada akhir 2022 akan melampaui 6%, sebagai dampak dari kenaikan harga BBM dan tarif angkutan. Namun, angka tersebut masih berada di bawah rata-rata inflasi global yang berada di level 9%.

Tingginya inflasi global merupakan dampak dari konflik Ukraina-Rusia yang menyebabkan harga energi dan pangan melonjak.

Key Takeaway

Proyeksi inflasi 2023 yang lebih terkendali diharapkan menjadi kabar baik bagi perekonomian nasional, khususnya di tengah ramainya perkiraan resesi pada tahun depan.

Per September 2022, tingkat inflasi Indonesia telah mencapai 5,95% YoY dan 4,84% YTD. Kenaikan harga BBM memberikan andil terbesar pada inflasi yaitu sebesar 0,81%. 

Pada tahun ini, Bank Indonesia juga telah menaikkan suku bunga acuan BI-7DRRR sebesar 75 bps menjadi 4,25%. BI dijadwalkan akan kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur pada 19-20 Oktober 2022.


Berita Korporasi

šŸ†• Pengelola Primaya Hospital Berencana IPO

  • $SRTG: PT Famon Awal Bros Sedaya, pengelola jaringan rumah sakit Primaya Hospital, berencana IPO dengan kisaran harga penawaran 900ā€”950 rupiah per lembar. Salah satu perusahaan yang masuk dalam portofolio Saratoga Investama Sedaya ini akan melepas maksimum ~302,2 juta lembar saham (setara dengan 2,28% dari modal), sehingga potensi dana yang terkumpul dari IPO sebesar 287,1 miliar rupiah. Sebelumnya, manajemen SRTG telah mengungkapkan rencana IPO ini dalam acara EmitenTalk: Saratoga Group Series yang diselenggarakan Stockbit.

  • $GIAA: Garuda Indonesia akan menggelar RUPSLB pada 14 Oktober 2022 untuk meminta persetujuan atas rencana rights issue, private placement, dan konversi OWK. Berdasarkan keterbukaan informasi, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam rights issue akan terdilusi maksimum 78,86% setelah ketiga aksi korporasi tersebut rampung.

  • $TBIG: Tower Bersama Infrastructure memperpanjang periode buyback saham hingga 12 Januari 2023. Pada Juli lalu, TBIG menyampaikan rencana buyback saham setara 3 persen modal ditempatkan dan disetor atau sekitar 679,7 juta lembar saham.

  • $BBSI: Krom Bank Indonesia, sebelumnya bernama Bank Bisnis Internasional, akan menggelar rights issue maksimum ~367,5 juta lembar saham baru (10% dari modal) dengan rasio 9:1 dan dilusi 10%. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar 2.480 rupiah per lembar, sehingga total dana yang dapat dihimpun mencapai 911,3 miliar rupiah. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan modal kerja perseroan.


Key Takeaway Emiten Talk Saratoga Series

šŸ”‘ Key Takeaways Emiten Talk MPMX

Berikut ini adalah beberapa key takeaways dalam acara Emiten Talk Saratoga Series bersama Mitra Pinasthika Mustika ($MPMX) yang diadakan Stockbit pada 7 Oktober lalu:

  • Penjualan motor sempat terkendala akibat kelangkaan chip semiconductor, tetapi mulai berangsur normal pada Agustus 2022 dengan capaian 2x lipat rata-rata penjualan bulanan pada 1H22. Manajemen memproyeksikan total penjualan selama 2022 tidak jauh beda dengan 2021.

  • MPMX mempunyai aturan atas dividend policy sebesar minimal 40% dari laba bersih. Namun, beberapa tahun terakhir MPMX membagikan lebih dari itu. Akan tetapi, MPMX belum memiliki rencana untuk membagikan dividen interim

  • Selain menjadi mitra dalam mengembangkan MPM Rent, MPM Group juga berinvestasi di Carro sekitar 2%. MPMX juga mengatakan akan terus memiliki 50% MPM Rent dan belum ada rencana untuk melepasnya. Manajemen MPM Rent mengkonfirmasi tidak ada strategi cash burning untuk mengembangkan MPM Rent bersama Carro.

Selengkapnya dapat kamu tonton di channel YouTube Stockbit, ya.


Saham Top Gainer Hari Ini šŸ”„

$PNLF

+5,08%

$AMAR

+4,55%

$ESSA

+4,74%

$DMMX

+4,35%

Saham Top Loser Hari Ini šŸ¤•

$ARTO

-6,90%

$ACES

-6,42%

$LINK

-6,59%

$BFIN

-6,07%

Performa Sektor Hari Ini šŸ“Š


Berita Lainnya

šŸ”„ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...

  • Pemerintah Indonesia akan menerapkan pajak ekspor atas produk nikel setengah jadi (nickel pig iron/NPI) pada tahun ini. Rencana ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan nilai jual dari hilirisasi produk tambang.

  • Eastparc Hotel ($EAST) akan membagikan dividen interim sebesar 1,6 rupiah per lembar, dengan jadwal cum dividend di pasar reguler dan negosiasi pada 21 Oktober 2022. Mengacu harga penutupan saham EAST pada Rabu (12/10), indikasi dividend yield sebesar 1,4%.

  • Salah satu direktur Mega Manunggal Property ($MMLP), Loa Siong Lie, mengajukan pengunduran diri pada 11 Oktober 2022. Perseroan akan mengadakan RUPS paling lambat dalam 90 hari untuk memutuskan permohonan pengunduran diri ini.

  • CEO OCBC Bank, Helen Wong, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya berencana melakukan akuisisi di Indonesia guna mempercepat pertumbuhan. OCBC Bank telah berinvestasi di Indonesia melalui kepemilikan 85% saham Bank OCBC NISP ($NISP).

  • Raffi Ahmad menargetkan perusahaannya, RANS Entertainment, untuk IPO di Bursa Efek Indonesia pada 2023.


Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

šŸ‘€ Anchoring Bias: Fokus Pada Nilai Wajar, Bukan Average Buy

Photo by: Stockbit

"Dalam investasi, nilai intrinsik atau nilai wajar emiten saat ini seharusnya menjadi dua hal yang harus fokus kamu perhatikan."ā€” Axlarry

Pernahkah kamu mendengar istilah anchoring bias? Anchoring bias atau biasa juga dikenal dengan bias cognitif ialah kencenderungan yang menyebabkan kita terlalu bergantung pada informasi pertama yang kita terima tentang suatu topik. Dalam dunia investasi, kebanyakan investor saham kerap kali salah fokus. Banyak para investor yang fokus utama mereka ditumpukan pada average buy (harga modal), sehingga yang mereka perhatikan adalah berapa besar FP (Floating Profit) atau FL (Floating Loss). Hal ini merupakan kerugian yang disebabkan oleh anchoring bias dan loss aversion. Dalam tulisannya, Axlarry menjelaskan lebih jauh tentang anchoring bias, seperti apa contoh konkret nya di pasar modal, hingga tips yang perlu kamu perhatikan. Selengkapnya bisa kamu baca di sini!


Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.


Penulis: Anggaraksa Arismunandar

Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Astrid Rahadiani Putri, Theodorus Melvin, Bayu Santoso, Syanne Gracetine, Rahmanto Tyas Raharja, Michael Owen Kohana, Hendriko Gani, Aulia Rahman Nugraha

Copyright 2022 Stockbit, all rights reserved. 

Disclaimer: 

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (ā€œStockbitā€), Perusahaan efek yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.

Domain resmi Stockbit adalah ā€œhttps://stockbit.com/ā€ dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri ā€œ@Stockbit.comā€ Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.