🧐 Serba-Serbi Drama Credit Suisse / by Stockbit Snips

16 Maret 2023

Daily Market Performance πŸš€

IHSG

6.565

-0,94%

Coal

175,0

-2,78%

Crude Oil

68,1

+0,81%

Gold

1.918

+0,03%

CPO

4.079

+1,82%

Nickel

22.788

-0,19%

πŸ‘‹ Stockbitor!

Harga saham Credit Suisse melesat +30% pada pembukaan bursa hari Kamis (16/3), setelah sehari sebelumnya anjlok -24,2% ke level 1,7 francs Swiss – yang menandai level terendah sepanjang sejarah bank tersebut.

Penurunan harga saham tersebut disebabkan oleh Saudi National Bank – salah satu pemegang saham besar di Credit Suisse – yang enggan memberikan bantuan keuangan lebih lanjut bagi bank terbesar ke-2 di Swiss tersebut. 

Menurut Saudi National Bank, mereka tidak bisa menambah kepemilikan di Credit Suisse karena alasan regulasi. Saudi National Bank sendiri saat ini memiliki 9,8% saham Credit Suisse, sementara regulasi membatasi kepemilikan maksimal di level 10%.

Atas kejadian ini, Credit Suisse berencana untuk meminjam dana hingga 50 miliar francs Swiss (~54 miliar dolar AS) dari bank sentral Swiss untuk meningkatkan likuiditasnya. Pihak bank sentral Swiss sendiri mengungkapkan siap untuk membantu Credit Suisse karena bank tersebut memenuhi persyaratan sebagai bank yang penting. 

Rencana pinjaman dana dari bank sentral Swiss tersebut ditanggapi secara positif oleh pelaku pasar pada Kamis (16/3), sehingga menyebabkan harga sahamnya rebound.

Dalam beberapa waktu terakhir, Credit Suisse kerap didera berbagai persoalan, salah satunya eksposur dalam skandal keuangan Archegos Capital dan Greensill Capital. 

Pada Februari lalu, Credit Suisse melaporkan kerugian 4Q22 sebesar 1,6 miliar dolar AS, setelah nasabah menarik dana sebesar 88,3 miliar dolar AS dalam 2 minggu pertama Oktober 2022 akibat khawatir dengan ketidakstabilan bank tersebut. CNN melaporkan bahwa kerugian Credit Suisse selama 2022 mencapai 7,9 miliar dolar AS, yang menandai kerugian tahunan terbesar bank tersebut sejak krisis keuangan 2008.

Key Takeaway

Respon positif investor tidak hanya tercermin di harga saham Credit Suisse, tetapi juga tercermin dari perubahan ekspektasi terhadap arah kebijakan bank sentral Eropa (ECB). Sebelumnya, ECB diperkirakan masih akan agresif menaikkan suku bunga sebesar 50 bps ke 3,5%. Namun, ekspektasi pasar sekarang terbagi 50:50 antara kenaikan 50 bps dan 25 bps. 

Laju kenaikan suku bunga yang diekspektasikan melambat berpotensi membuat aset obligasi kembali atraktif. Sebab, dengan yield obligasi yang melandai, maka harga obligasi dapat naik.

Ekspektasi senada juga terjadi di AS di mana The Fed diestimasikan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps atau bahkan tak ada kenaikan sama sekali setelah 3 bank regional kolaps pada pekan kemarin. Sebagai efeknya, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke 3,5% dan tenor 2 tahun juga turun ke 4,01%, yang menandakan penguatan harga obligasi.

Meski demikian, risiko resesi masih membayangi pasar global. Sebab, kondisi inverted yield curve di Amerika Serikat – yang digunakan sebagai salah satu indikator terjadinya resesi – terus terjadi di mana yield obligasi tenor panjang (10 tahun) lebih kecil dibandingkan tenor pendek (2 tahun).  

Di sisi lain, beberapa ekonom berpendapat bahwa krisis perbankan di AS tidak akan menimbulkan efek domino di pasar keuangan yang dapat memicu krisis finansial. Menurut Andrew Kenningham, ekonom dari Capital Economics, tidak ada indikasi bahwa fenomena yang terjadi di industri perbankan AS mempunyai efek menular secara langsung.


Berita Korporasi

πŸ’Ό Matrix Company Limited Investasi US$155 Juta di AGII

  • $AGII: Samator Indo Gas mengumumkan bahwa Matrix Company Limited, perusahaan investasi induk yang dikelola oleh CVC Capital Partners, telah membeli saham AGII dari investor existing dengan nilai sekitar 155 juta dolar AS. AGII tidak mengungkap jumlah atau porsi saham yang dibeli Matrix Company Limited, tetapi menyebut bahwa keluarga Harsono tetap menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali.

  • $BBCA: Pemegang saham Bank Central Asia menyepakati pembagian dividen tunai tahun buku 2022 sebesar 25,3 triliun rupiah atau 205 rupiah per lembar saham. Jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar 35 rupiah per lembar saham yang dibagikan pada Desember 2022, sehingga dividen final yang akan dibagikan adalah 170 rupiah per lembar saham. Mengacu harga saham BBCA pada penutupan bursa hari Kamis (16/3) 8.300 rupiah per lembar, maka indikasi dividend yield final sebesar 2,04%.

  • $ADHI: Adhi Karya mengumumkan bahwa perolehan nilai kontrak baru per Februari 2023 mencapai 4,3 triliun rupiah. Realisasi tersebut naik +35,5% YoY dan setara dengan 15,8–16,5% dari target 2023.

  • $HRTA:  Hartadinata Abadi menandatangani perjanjian kerja sama ekspor perhiasan emas dengan Kundan Care Product Ltd. Kerja sama ini diperkirakan bernilai 300 juta dolar AS untuk jangka waktu 1 tahun.

  • $ESSA: Surya Esa Perkasa membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar 775,2 miliar rupiah atau 45 rupiah per lembar saham. Ini merupakan dividen tertinggi sepanjang sejarah ESSA. engacu harga saham ESSA pada penutupan bursa hari Kamis (16/3) di 965 rupiah per lembar saham, maka indikasi dividend yield sebesar 4,7%.


Musim Laba

πŸ•· ADHI & PTPP FY22

Berikut adalah kinerja perusahaan Konstruksi BUMN  FY22:

  • $ADHI: Laba bersih Adhi Karya tumbuh +57,8% YoY menjadi 60 miliar rupiah pada 4Q22. Pendapatan tumbuh +5,7% YoY menjadi 4,4 triliun rupiah, diikuti kenaikan margin laba kotor (GPM) menjadi 16,3% dari 16,1% pada 4Q21. Selain itu, beban keuangan turun -29,4% YoY menjadi 207 miliar rupiah (4Q21: 293 miliar rupiah).

    Dibandingkan dengan 3Q22 (QoQ), laba bersih ADHI naik +457,7% YoY. Hal ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan (+57,4%) dan adanya bagian laba ventura bersama sebesar 167 miliar rupiah (+166,3%).

    Secara kumulatif sepanjang 2022, laba bersih ADHI meningkat +47,2% YoY menjadi 81 miliar rupiah. Pendapatan tumbuh +17,5% YoY menjadi 13,5 triliun rupiah, tetapi GPM tergerus menjadi 13,3% (2021: 15,2%). Pertumbuhan laba bersih di antaranya didukung oleh bagian laba ventura bersama sebesar 423 miliar rupiah (+17%) dan penurunan beban keuangan (-6,7%). (IDX)

    Pendapatan ADHI pada 2022 berada di bawah estimasi konsensus analis sebesar 14,5 triliun rupiah (capaian 93%) dan laba bersih juga di bawah estimasi sebesar 119 miliar rupiah (capaian 68%).

  • $PTPP: Laba bersih Pembangunan Perumahan turun -4,3% YoY menjadi 131 miliar rupiah pada 4Q22. Meskipun pendapatan turun -1,7% YoY menjadi 5,5 triliun rupiah, beban pokok pendapatan turun lebih dalam (-4,1%) sehingga laba kotor masih tumbuh +13,8%. Penurunan laba bersih didorong penurunan bagian laba ventura bersama (-32%) dan kenaikan beban lain-lain (+57%).

    Dibandingkan dengan 3Q22 (QoQ), laba bersih PTPP meningkat +141,7%. Pendapatan tumbuh +23%, diikuti kenaikan margin laba kotor (GPM) menjadi 15,7% dari 13,3% pada 3Q22.

    Secara kumulatif sepanjang 2022, laba bersih PTPP tumbuh moderat +2,2% YoY menjadi 272 miliar rupiah. Pendapatan naik +12,9% YoY menjadi 18,9 triliun rupiah, didorong segmen jasa konstruksi (+11%) serta properti dan real estate (+90,8%). Pertumbuhan laba bersih yang tidak setinggi pertumbuhan pendapatan di antaranya diakibatkan penurunan bagian laba ventura bersama (-35,3%) dan tidak adanya laba atas divestasi entitas anak pada 2022, sementara pada 2021 PTPP membukukan laba atas divestasi entitas anak sebesar 497,6 miliar rupiah. (IDX)

    Pendapatan PTPP pada 2022 berada di bawah estimasi konsensus analis sebesar 19,3 triliun rupiah (capaian 98%) dan laba bersih juga di bawah estimasi sebesar 372 miliar rupiah (capaian 73%).


Saham Top Gainer Hari Ini πŸ”₯

$BRIS

+3,95%

$ADMR

+3,35%

$MAPI

+3,56%

$KLBF

+2,90%

Saham Top Loser Hari Ini πŸ€•

$MEDC

-6,99%

$RAJA

-6,79%

$HRUM

-6,86%

$TINS

-6,73%

Performa Sektor Hari Ini πŸ“Š


Berita Lainnya

πŸ”₯ Hal lain yang lagi hot yang perlu kamu ketahui...

  • Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) dalam Rapat Dewan Gubernur pada Kamis (16/3), sesuai dengan ekspektasi konsensus. Dengan keputusan ini, BI7DRRR tetap berada di level 5,75%, dengan deposit facility dan lending facility masing-masing tetap 5% dan 6,5%. Bank Indonesia meyakini bahwa suku bunga 5,75% memadai untuk mengarahkan inflasi inti di kisaran 2–4% pada 1H23 dan inflasi indeks harga konsumen di kisaran 2–4% pada September 2023.

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa surplus neraca dagang Indonesia meningkat menjadi 5,48 miliar dolar AS pada Februari 2023 (vs. Feb 2022: 3,83 miliar dolar AS). Realisasi ini menandai surplus selama 34 bulan berturut-turut, sekaligus menjadi yang terbesar sejak November 2022. Ekspor tumbuh +4,51% YoY menjadi 21,40 miliar dolar AS, sementara impor turun -4,32% YoY menjadi 15,92 miliar dolar AS.

  • Pembangunan Perumahan ($PTPPberencana menerbitkan obligasi dengan nilai pokok maksimum 955,5 miliar rupiah. Obligasi ini memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 8,8% dengan jangka waktu 3 tahun. PTPP juga menerbitkan sukuk mudharabah maksimum 135 miliar rupiah dengan bagi hasil ekuivalen 8,8% dan jangka waktu 3 tahun.

  • Rencana Indonesia untuk membentuk aliansi nikel global ditolak oleh Presiden Asosiasi Nikel Filipina, Dante Bravo. Dante menyebut bahwa jika harga bahan baku meningkat, maka akan memicu kenaikan harga barang jadi yang diimpor oleh Filipina. Filipina sendiri merupakan produsen nikel terbesar kedua di dunia.


Kutipan menarik dari komunitas Stockbit minggu ini

πŸ’¨ IHSG dan Kondisi "Smokes and Mirror"

Photo by: Stockbit

"Dari awal masalahnya bukan itu, ini cuma tipuan kamera buat mengecoh kalian2 yg terlalu dengerin berita" β€” Hauw2x

Tak dapat dipungkiri, belakangan banyak sekali berita-berita yang nampaknya "menggemparkan" terkait ekonomi dunia. Dari bangkrutnya SVB hingga ramalan keruntuhan Credit Suisse. Namun tak sedikit yang beranggapan bahwa sebenarnya beberapa berita ini tak berdampak langsung pada IHSG. Namun jikapun benar, lantas apa yang menyebabkan koreksi IHSG saat ini? Dalam tulisannya, Hauw2x menyebut kondisi ini dengan smokes and mirror. Apa artinya? Simak ulasan selengkapnya di sini!


Subscribe Stockbit Snips di sini untuk dapat berita pasar saham terhangat setiap hari di email kamu.


Penulis: Michael Owen Kohana

Editor: Vivi Handoyo Lie, Calvin Kurniawan, Rahmanto Tyas Raharja, Astrid Rahadiani Putri, Theodorus Melvin, Aulia Rahman Nugraha,, Syanne Gracetine, Anggaraksa Arismunandar, Bayu Santoso, Hendriko Gani

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved. 

Disclaimer: 

Informasi ini dimiliki oleh PT Stockbit Sekuritas Digital (β€œStockbit”), Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Semua konten dalam website ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/ menjual saham tertentu. Always do your own research

Selanjutnya, Semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah. Nasabah setuju untuk membebaskan Stockbit dari segala gugatan hukum jika terjadi kerugian Nasabah yang disebabkan karena risiko investasi tersebut.

Domain resmi Stockbit adalah β€œhttps://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β€œ@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.