πŸ•ŠοΈ BIRD: Recovery dan Income Stream Baru di Tengah Risiko Beban Royalti / by Calvin Kurniawan

Performa Blue Bird ($BIRD) mulai pulih pasca-pandemi. Pada 1Q23, laba bersih naik 161% YoY menjadi 123 miliar rupiah, laba bersih kuartalan tertinggi sejak 3Q18, didorong peningkatan pendapatan sebesar 55,2% YoY.

Sebelumnya, selama 2022, pendapatan BIRD juga naik +62% YoY menjadi 3,59 triliun rupiah (vs. 2021: 2,22 triliun rupiah), didorong oleh kenaikan segmen taksi (+71,9% YoY) dan juga non-taksi (+32,8% YoY). Tidak hanya itu, laba bersih bahkan naik hampir 50x lipat menjadi 358,4 miliar rupiah (vs. 2021: 7,7 miliar rupiah).

Segmen taksi reguler – yang berkontribusi sekitar 70% dari total pendapatan BIRD – mengalami peningkatan mobilitas pada 2022. Hal ini ditandai dengan jumlah kendaraan yang beroperasi pada 4Q22 yang lebih tinggi +28,8% dibandingkan 2021, serta pendapatan per kendaraan harian atau average revenue per vehicle (ARPV) pada 4Q22 meningkat +50,2% dari 2021

Source: BIRD 


Dengan peningkatan yang sudah begitu masif, apakah ini berarti pertumbuhan kedepannya akan kehabisan β€˜bahan bakar’? 

Ada beberapa hal yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan BIRD ke depannya 

  1. Pemulihan menuju pendapatan pra-pandemi didorong peningkatan jumlah armada 

  2. Pendapatan dari income stream baru: iklan 

  3. Kenaikan tarif yang berhasil meng-offset kenaikan harga BBM 

  4. Margin yang meningkat di atas level pra-pandemi, dan bayangan beban royalti

Yuk kita bahas satu per satu!

1. Pemulihan menuju pendapatan pra-pandemi, didorong peningkatan jumlah armada 

Walaupun sudah mengalami pemulihan secara masif, pendapatan BIRD pada 2022 masih 11,3% lebih rendah dibandingkan level pendapatan pada 2019 atau ketika pra-pandemi. Padahal, manajemen BIRD mengatakan kepada tim Stockbit bahwa utilisasi kendaraan pada 4Q22 sudah tergolong cukup ideal, yaitu di level 85%.

Realisasi tersebut disebabkan oleh jumlah armada BIRD yang beroperasi pada 2022 belum sebanyak ketika pra-pandemi. Selama pandemi, jumlah kendaraan taksi BIRD turun dari 21.516 pada 2019 menjadi 14.519 pada 2021, sedangkan jumlah kendaraan non-taksi turun dari 6.992 ke 5.498 pada periode yang sama. Meskipun BIRD kemudian melakukan penambahan armada pada 2022, jumlahnya belum sesuai target (sekitar 80% dari target capex yang terserap) akibat kelangkaan chip yang juga mendisrupsi suplai kendaraan.

Kondisi ini berpotensi berubah pada 2023, di mana BIRD berencana menambah total kendaraan sebanyak 3.000 unit. Apabila menghitung jumlah kendaraan lama yang akan diremajakan, total jumlah armada BIRD bahkan akan bertambah sebanyak 6.000 unit pada 2023. Untuk menambah jumlah armadanya, BIRD menyiapkan capex sekitar 1,5–1,9 triliun rupiah pada 2023.

Dengan tambahan armada tersebut, manajemen BIRD menargetkan segmen taksi (Blue Bird dan Silver Bird) dan non-taksi (Golden Bird, Citi Trans, Big Bird, dll) akan mengalami kenaikan pendapatan masing-masing sebesar 20–30% pada 2023. 

2. Pendapatan dari income stream baru: iklan 

BIRD juga tengah mengimplementasikan sebuah inisiatif baru, yakni penempatan iklan di atas taksi yang dimilikinya. Saat ini, pilot project bisnis periklanan ini dilaksanakan oleh 400 taksi BIRD. 

Menurut manajemen BIRD, bisnis iklan dapat meningkatkan ARPV taksi sekitar 10-15%. Dengan asumsi ARPV taksi BIRD mencapai 700.000 rupiah per hari, maka pendapatan tambahan per taksi yang melaksanakan proyek ini mencapai 2–2,5 juta rupiah per bulan. 

Bisnis periklanan ini dijalankan dalam bentuk partnership dengan pihak ketiga yang memang bergerak di bidang advertising. Sehingga, nilai investasi atau capex untuk pilot project bisnis iklan ini akan ditanggung oleh pihak ketiga tersebut.

Selain itu, pendapatan dari bisnis iklan ini tidak akan dikonsolidasikan ke dalam akun pendapatan di income statement BIRD, melainkan di akun other income

3. Kenaikan tarif yang berhasil pass-on kenaikan harga BBM

Pemerintah menaikkan harga Pertalite sebesar +30,7% pada awal September 2022. Untuk menyikapi kenaikan ini, BIRD langsung melakukan penyesuaian tarif pada bulan tersebut.

Untuk wilayah Jabodetabek – yang berkontribusi sekitar 80% dari bisnis taksi BIRD – breakdown kenaikan tarifnya adalah sebagai berikut:

  • Blue Bird Regular

Tarif per km: dari 4.600 rupiah menjadi 5.000 rupiah (+8,7%)

Tarif buka pintu: dari 6.500 rupiah menjadi 7.000 rupiah (+7,7%)

  • Silver Bird

Tarif per km: dari 9.000 rupiah menjadi 9.800 rupiah (+8,9%)

Tarif buka pintu: tetap 17.000 rupiah (+0%)

Secara historis, beban BBM memiliki proporsi sekitar 20% dari total pendapatan BIRD, dengan mayoritas bahan bakar yang digunakan adalah Pertalite. Kenaikan harga Pertalite sebesar +30,7% memberikan dampak bagi kenaikan beban bahan bakar BIRD sekitar 6,1% dari pendapatan. Sehingga, kenaikan tarif taksi BIRD sekitar 8% dapat menutupi kenaikan beban bahan bakar tersebut.

Hal ini pun terlihat pada gross profit margin (GPM) BIRD yang meningkat menjadi 31% pada 4Q22 dan 31,2% pada 1Q23 (vs. 3Q22: 30,9%). Ini merupakan level GPM kuartalan tertinggi bagi BIRD sejak 1Q15

4. Margin meningkat di atas level pra-pandemi, tetapi dibayangi oleh beban royalti

Net profit margin (NPM) BIRD berada di level 10% pada 2022 dan 11,8% pada 1Q23. Capaian ini melampaui level pra-pandemi pada 2019 yang hanya 7,8%. Manajemen BIRD pun mengatakan kepada tim Stockbit bahwa mereka menargetkan margin tetap stabil di level yang sama pada 2023

Namun, ada kemungkinan bahwa margin dapat mengalami penurunan mulai dari 2024. Sebab, BIRD akan mulai membayar royalti ke pemegang saham pengendali sebesar 2% dari pendapatan neto per November 2023. Pemberlakuan pembayaran royalti ini sudah tertera di prospektus BIRD saat IPO pada 2014. 

Efek dari royalti ini baru akan sepenuhnya terasa pada 2024. Royalti ini pun berpotensi cukup berdampak bagi laba bersih BIRD, mengingat NPM BIRD berada di level 10-12%. Jika ada tambahan 2% di struktur biaya BIRD – dengan asumsi pendapatan dan NPM tetap stabil – laba bersih BIRD bisa turun 16,7%-20%

Apakah inisiatif BIRD mulai dari penambahan armada, transformasi digital, revenue stream baru via iklan, sampai optimasi rute bisa meningkatkan performa BIRD dan meng-offset peningkatan beban royalti? 

Tentunya, selain mobilitas masyarakat, lanskap industri mobilitas Indonesia juga akan turut mempengaruhi performa BIRD ke depannya. Mulai dari penurunan insentif dan kenaikan tarif perusahaan ride-hailing di tengah usahanya menuju profitabilitas, pemberlakuan dan regulasi electronic road pricing (ERP), ada atau tidaknya pemain baru di industri taksi, sampai dengan infrastruktur transportasi umum.


Bagaimana valuasi BIRD saat ini?

Per 27 April 2023, BIRD dihargai pasar dengan P/E 10,3x (TTM) dan 9,1x (annualized), serta EV/EBIT (TTM) 8,7x. Sedangkan P/BV BIRD masih berada di bawah mean P/BV standard deviation 5 tahun, dan berada jauh di bawah level pra-pandemi.

Setelah pandemi, BIRD berhasil meningkatkan performanya dengan sangat cepat, dengan profitabilitas perusahaan secara Return on Equity (ROE) berada di level 8,09%

Dengan potensi pertumbuhan, kualitas bisnis, efisiensi, dan tantangan bisnis BIRD, apakah menurut anda harga sahamnya undervalued? We provide, you decide.

(Tulisan di-update pada 27 April 2023 setelah laporan keuangan 1Q23 keluar)

________________

Penulis: 

Calvin Kurniawan, Investment Analyst Lead Stockbit

Editor: 

Aulia Rahman Nugraha, Senior Investment Journalist Stockbit

Copyright 2023 Stockbit, all rights reserved.

Disclaimer

Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research.

PT Stockbit Sekuritas Digital (β€œStockbit”),  Perusahaan efek yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Selanjutnya, semua keputusan investasi nasabah mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas investasi tersebut. Seluruh risiko investasi bukan merupakan tanggung jawab Stockbit melainkan menjadi tanggung jawab masing-masing nasabah.

Domain resmi Stockbit adalah β€œhttps://stockbit.com/” dan semua informasi yang dikirimkan oleh kami akan menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit dan/atau alamat email yang diakhiri β€œ@Stockbit.com” Semua pemberian Informasi Rahasia kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit namun tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit merupakan tanggung jawab pribadi pihak pemilik Informasi Rahasia dan kami tidak bertanggung jawab atas setiap penyalahgunaan Informasi Rahasia yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan Stockbit yang tidak berasal dari atau tidak menggunakan platform resmi aplikasi Stockbit.